MediaSamarinda.com – Akibatkan 2 kematian di India, saat ini virus Nipah menjadi perbincangan masyarakat luas di Indonesia. Mayoritas dari publik Indonesia merasakan kekhawatiran serta merasa cemas, dikarenakan epidemiolog menyatakan bahwa virus yang berasal dari India ini dampaknya akan lebih berbahaya ketimbang virus Covid. Baru muncul beberapa minggu ke belakang, nyatanya virus Nipah telah muncul semenjak tahun 1998 dengan total kasus kematian berjumlah 106 orang.
Apa itu Virus Nipah?
Seperti yang dilansir dari World Health Organization, virus Nipah ditularkan lewat kontak dengan hewan, domestik ataupun liar. Induk alami dari virus ini sendiri datang dari hewan kelelawar buah.
Sejak kemunculan penyakit Nipah pertama kali hingga sekarang, sudah tercatat ada total 700 kasus penyakit Nipah dari 5 negara, yaitu Bangladesh, Malaysia, Singapura, Filipina dan yang terakhir adalah India dengan jumlah total angka kematian sebanyak 407 jiwa. Dari persentase 48%, sebagian besar kasus penyakit Nipah terjadi di Bangladesh.
Sejak tahun 2023, tercatat ada 11 kasus yang terjadi di Bangladesh dengan rincian 10 kasus disebabkan kebiasaan konsumsi getah kurma serta satu kasus lainnya adalah akibat terjadinya kontak secara langsung antara dokter dengan pasien.
Lalu.. apakah saat ini warga Indonesia harus merasa khawatir dan mulai waspada dengan penyakit Nipah ini? Kenyataannya, hingga detik ini tidak ada catatan penyakit Nipah di Indonesia. Meskipun begitu, penyebaran virus Nipah pada kelelawar buah di Indonesia telah diabadikan dalam berbagai penelitian & publikasi ilmiah.
Gejala Virus Nipah
Pasien yang terjangkit penyakit Nipah biasanya memunculkan beberapa gejala, seperti, ensefalitis fatal, terbentuknya infeksi pada saluran nafas akut tingkat ringan atau berat atau malah tanpa gejala.
Penderita penyakit Nipah biasanya mengeluhkan sakit kepala, demam tinggi, muntah, perasaan nyeri pada tenggorokan sampai sensasi nyeri pada otot. Tanda gejala infeksi virus Nipah biasanya dibarengi rasa mudah mengantuk, menurunnya kesadaran, sensasi pusing sampai menimbulkan tanda kelainan neurologi.
Pada kasus tertentu, penderita penyakit Nipah mengalami gangguan saluran pernafasan berat atau pneumonia atopic. Beberapa kasus menunjukkan terjadinya kejang – kejang yang jika semakin parah akan berujung ke keadaan koma setelah 24 sampai 48 jam berlalu. Gejala terinfeksinya penyakit Nipah muncul dari mulai 4 hingga 14 hari sejak penderita terkena paparan virus. Meski, pada sebagian kasus masa inkubasi penyakit Nipah berkembang selama 45 hari.
Cara Penularan Penyakit Nipah
Menurut data yang dihimpun oleh World Health Organization (WHO) dan juga Centers for Disease Control and Prevention, pada dasarnya penyakit Nipah bisa ditularkan melalui cara berikut:
- Kontak dengan hewan
Terjadinya kontak secara langsung atau tak langsung adalah dengan langsung memegang dan berinteraksi dengan hewan yang terjangkit penyakit Nipah (kontak langsung) atau kontak dengan urin, air liur, pembuangan hembusan pernafasan ataupun darah yang berasal dari hewan terinfeksi virus Nipah. - Makan Daging Mentah
Mengonsumsi produk – produk makanan atau daging mentah dari hewan yang kemungkinan telah terjangkit virus Nipah juga dapat menyebabkan manusia terjangkit penyakit Nipah. Memakan buah / nira sawit yang sebelumnya telah dimakan dan terkontaminasi kelelawar buah juga dapat menyebabkan manusia terkena penyakit Nipah. - Kontak dengan Pasien Penderita Penyakit Nipah
Kontak langsung dengan pasien penderita penyakit Nipah lewat urin, darah ataupun tetesan keringat juga dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit Nipah. Pada catatan kasus infeksi penyakit Nipah sampai sekarang, penyakit Nipah bisa ditularkan melalui anggota keluarga, tenaga kesehatan ataupun dokter yang kebetulan merawat pasien penyakit Nipah.