MEDIASAMARINDA.COM – Bencana banjir besar telah mengguncang kota Derna, Libya Timur, setelah badai besar menghantam wilayah ini. Fenomena alam yang tak terelakkan ini, telah menimbulkan kecemasan mendalam dari berbagai pihak, terhadap nasib lebih dari 2.000 penduduk yang menjadi korban dalam bencana banjir besar ini.
Runtuhnya 2 Bendungan Tua Perburuk Keadaan
Bencana banjir besar tersebut semakin menjadi memburuk setelah dua bendungan tua runtuh, mengakibatkan tekanan air besar yang membebaskan aliran sungai dengan debit air yang tinggi ke wilayah kota.
Banjir besar ini mengakibatkan kelumpuhan di Derna, pemukiman di sepanjang sungai yang melintasi pusat kota mengalami kerusakan parah. Bangunan-bangunan apartemen yang dulunya berdiri kokoh kini tertimbun lumpur akibat aliran air deras dari sungai.
Warga yang tinggal di flat dekat sungai, mungkin tidak sempat untuk menyelamatkan diri saat banjir datang. Mereka hanya menyadari bahaya ketika mendengar ledakan di tengah malam yang mengerikan.
Ahmed Mohamed, seorang warga Derna, menceritakan momen mengerikan saat banjir melanda rumahnya. Ia dan keluarganya sedang tidur, dan saat bangun di pagi hari air sudah menggenangi rumah mereka.
Sayangnya, musibah yang melanda Derna dan sekitarnya terjadi dalam situasi persaingan politik dan militer antara dua pemerintah di Libya yang telah berlangsung selama satu dekade. Hal ini membuat upaya penyelamatan dan penanganan bencana menjadi sangat sulit dilakukan.
Korban Jiwa dan Tanggapan Perdana Menteri
Senin, 11 September 2023, Perdana Menteri pemerintah yang berbasis di Timur Libya, Ossama Hamad, menyampaikan keprihatinan seriusnya mengenai ribuan orang yang dinyatakan hilang akibat hujan lebat dan banjir besar ini.
Menurut Red Crescent di Benghazi, korban tewas akibat banjir ini hampir 250 jiwa. Situasi di Derna oleh para pemimpin lokal disebut sebagai bencana alam yang di luar kendali atau tidak terduga.
Mayor Jenderal Ahmed Al-Mismari, juru bicara tentara Libya di Timur, memperkirakan bahwa jumlah korban jiwa yang hilang hingga berita ini dikeluarkan mencapai lima ribu hingga enam ribu orang di Derna.
Kais Fhakeri dari Red Crescent mengungkapkan bahwa setidaknya 150 jiwa telah ditemukan tewas akibat runtuhnya bangunan, dan jumlah korban tewas ini diperkirakan akan terus bertambah, mungkin mencapai 250.
Situasi ini sangat mengkhawatirkan, namun karena komunikasi terputus dan administrasi terganggu oleh pertempuran berkepanjangan, belum ada angka pasti mengenai korban jiwa dalam bencana ini.
Negara-negara Teluk Persia, termasuk Uni Emirat Arab, telah memberikan bantuan darurat ke wilayah ini, dengan menyediakan tandu, makanan, dan air untuk membantu warga yang terdampak banjir besar ini.
Banjir Besar Terasa di Beberapa Titik Lainnya
Banjir besar ini juga telah menghanyutkan banyak kendaraan di jalan dan merusak jalan utama, termasuk antara Sousse dan Shahat. Kerusakan ini juga mengancam kerusakan situs arkeologi Kirene yang terdaftar di UNESCO.
Tiga hari berkabung telah diumumkan oleh Parlemen Libya yang berbasis di bagian Timur Libya, sementara itu Perdana Menteri yang berbasis di Tripoli di Barat Libya, Abdulhamid al-Dbeibah, juga telah mengumumkan tiga hari masa berkabung di semua kota yang terkena dampak banjir besar ini.
Pemerintah Dbeibah, yang diakui oleh Bank Sentral Libya, telah mengalokasikan dana ke departemen pemerintah di seluruh negeri. Sementara itu, pelabuhan minyak utama di Libya telah ditutup sejak Sabtu malam, yaitu Brega, Es Sidra, Ras Lanuf, dan Zueitina.
Badai ini juga melanda wilayah timur Libya, terutama di kota pesisir Benghazi dan Jabal al-Akhdar, yang mengakibatkan pengumuman jam malam dan penutupan sekolah selama beberapa hari pasca terjadinya kejadian banjir besar ini.
Permintaan Bantuan Internasional
Dewan Kota Derna mengeluarkan pernyataan melalui Facebook resminya, menyebutkan situasi ini sebagai bencana alam yang tidak terduga dan diluar kendali. Mereka mendesak intervensi internasional dan pembukaan koridor laut karena mayoritas jalan di kota ini rusak parah.
Krisis ini menggambarkan eskalasi serius dalam krisis berkepanjangan di Libya dan memerlukan respons darurat serta bantuan internasional untuk memulihkan Derna dan wilayah yang terdampak bencana banjir bandang ini.
Harapan dan doa dari seluruh dunia mengalir kepada masyarakat Derna. Bantuan internasional diharapkan segera tiba untuk membantu korban yang terdampak. Dengan bantuan ini, upaya penyelamatan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien, serta memastikan perawatan medis dan bantuan yang diperlukan bagi yang selamat.
Pemerintah setempat diharapkan dapat bersinergi dengan baik bersama badan-badan bantuan dan komunitas internasional untuk memulihkan kembali kota ini serta mengatasi dampak jangka panjang dari bencana ini. Semoga Derna dan wilayah sekitarnya segera pulih dan kuat setelah menghadapi bencana ini.