25 C
Samarinda
21 April 2025
BerandaInternasionalRisiko Bencana Kelaparan Akut Hantui Warga Gaza Akibat Perang Palestina-Israel

Risiko Bencana Kelaparan Akut Hantui Warga Gaza Akibat Perang Palestina-Israel

Date:

Must read

Related News

Kegiatan Perayaan Natal di Yerusalem Dibatalkan, Berduka Atas Penderitaan Warga Gaza

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Sebagai perasaan duka dan kepedulian terhadap penderitaan...

Kondisi di Palestina Memprihatinkan, Ini Pesan Ali Hamdi ke Pemimpin Negara

Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com - Kondisi di Palestina kini semakin...

Israel vs Hamas: Ketegangan Meningkat, ‘Pedang Besi’ Jadi Jawaban Tel Aviv

Mediasamarinda.com - Konflik di Timur Tengah kembali memanas pasca-serangan yang...

Konflik Palestina dan Israel : Peringatan Putin Atas Keganasan Israel

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan terkait...

Instagram Sisipkan Kata ‘Teroris’, Benarkah Meta Lakukan Shadow Banned?

SAMARINDA, MEDIASAMARINDA.com - Aksi Instagram sisipkan kata 'Teroris' memicu...

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com – Akibat dari serangan Israel ke Palestina yang dilakukan secara bertubi-tubi, baru-baru ini PBB melaporkan bahwa terdapat lebih dari 576.000 penduduk Palestina di kawasan Gaza tengah mengalami risiko bencana kelaparan. Menurut IPC, kondisi ini merupakan kondisi rawan bencana kelaparan terburuk yang pernah diklasifikasikan. Akan tetapi, kondisi buruk ini belum mampu membuat Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan pemungutan suara terkait resolusi peningkatan akses penyaluran bantuan kemanusiaan.

Perang Palestina-Israel : 20.000 Warga Palestina Tewas, Lebih Dari 576.000 Warga Gaza Menderita Krisis Bencana Kelaparan

Pertempuran serangan Israel dan pejuang Palestina masih terus berkecamuk. Akibat dari situasi buruk ini, PBB dalam laporan terkininya menginformasikan bahwa sekitar lebih dari 576.000 warga Palestina yang berada di Jalur Gaza tengah mengalami risiko bencana kelaparan. Jumlah ini setara dengan sekitar seperempat dari jumlah keseluruhan penduduk yang bermukim di Gaza.

Bagaimana tidak, dikutip dari laman media Reuters, pasukan Israel memegang kendali atas semua pengiriman penyaluran segala jenis bantuan yang ditujukan untuk 2,3 juta penduduk di Gaza. Dalam operasinya, Israel memantau segala bentuk pengiriman bantuan yang dibatasi ke wilayah Gaza dengan melalui penyeberangan Rafah dari wilayah Mesir dan penyeberangan Kerem Shalom yang memang pada saat ini dikuasai oleh Israel.

Bahkan, akibat dari kendali Israel dalam akses pengiriman bantuan ke Palestina ini, Program Pangan Dunia menyebutkan bahwa setengah dari penduduk Gaza mengalami bencana kelaparan dan tercatat hanya 10% dari makanan yang berhasil masuk ke Gaza yang amat sangat dibutuhkan oleh para penduduk sejak serangan Israel yang dilancarkan pada 7 Oktober 2023 sampai saat ini.

Menurut klasifikasi terbaru dari Integrated Phase Classification (IPC) pada 21 Desember 2023 lalu, seluruh penduduk yang berada di Jalur Gaza tengah dilanda bencana kelaparan. Ini merupakan kondisi terburuk yang pernah diklasifikasikan oleh pihaknya.

Sebagai suatu organisasi pengklasifikasian internasional dalam membasmi kerawanan pangan, IPC menyebutkan bahwa kerawanan pangan akut pada tingkat yang tergolong sangat parah sehingga mengakibatkan peningkatan risiko bencana kelaparan setiap hari di Gaza ini disebabkan oleh operasi darat, pengeboman, pengepungan dan penyanderaan pada seluruh penduduk Gaza. Kondisi tersebut diperburuk dengan pembatasan akses pengiriman bantuan untuk penduduk Palestina.

Ambisi serangan pasukan Israel dengan dalih ingin memusnahkan Hamas yang sudah berlangsung lebih dari 10 minggu hingga menewaskan 20.000 penduduk Palestina yang terdiri dari anak-anak, wanita, dan orang tua tersebut belum juga mendapatkan jalan keadilan.

Bahkan Dewan Keamanan PBB kembali menunda penyelenggaraan pemungutan suara sebagai upaya resolusi peningkatan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza. Penundaan voting tersebut konon ditangguhkan hingga hari Jumat (22/12/2023).

Referensi : Aljazeera, Reuters

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini