Mediasamarinda.com – Blokade yang diberlakukan oleh Israel terhadap Jalur Gaza semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Harga bahan makanan melonjak drastis, dengan satu kentang yang kini dihargai hingga 4 dolar AS atau sekitar Rp66.000. Hal ini diperparah dengan kelangkaan pangan, yang menyebabkan masyarakat Gaza terpaksa mengonsumsi makanan kaleng berkualitas rendah dan bahan makanan yang sudah kadaluarsa.
Dalam wawancara eksklusif dengan Electronic Intifadah pada 24 Maret 2025, seorang warga Gaza, Abu Bakr, mengungkapkan betapa sulitnya kehidupan sehari-hari di tengah kelangkaan pangan. “Sekarang kami hanya bisa makan sup lentil. Sayuran sudah hampir tidak ada di pasar, buah-buahan, daging, atau ikan, semuanya hilang,” kata Bakr dengan penuh keprihatinan.
Harga bahan makanan lainnya seperti terong, tomat, dan bawang juga mengalami lonjakan harga yang sangat tinggi, masing-masing dihargai 3 hingga 4 dolar AS (Rp49.000 hingga Rp66.000) per buah. Kondisi ini membuat sebagian besar warga Gaza tidak mampu membeli kebutuhan dasar mereka.
Selain itu, bantuan kemanusiaan dari berbagai organisasi internasional juga terhambat setelah Israel melarang masuknya bantuan ke Gaza. “Organisasi kemanusiaan menghentikan pekerjaan mereka setelah dilarang masuk oleh militer Israel,” ujar Bakr.
Kekhawatiran warga Gaza semakin meningkat dengan ancaman serangan baru yang dapat menghancurkan harapan mereka untuk membangun kembali kehidupan setelah gencatan senjata yang sering dilanggar. Masyarakat Gaza kini semakin terjepit dalam kondisi yang semakin buruk, dengan harapan akan perubahan yang segera semakin pudar.