MEDIASAMARINDA.com – Situasi pasca-gempa di Maroko setelah guncangan dahsyat pada malam Jumat (8/9/2023) telah memasuki fase upaya penyelamatan dan pemindahan para individu yang terdampak. Menurut informasi yang diperoleh dari WHO, jumlah korban yang terdampak oleh gempa tersebut mencapai sekitar 300.000 penduduk. Angka ini mengindikasikan, guncangan gempa kali ini jauh lebih parah dari yang terjadi pada tahun 2004.
Lebih dari 2.100 Korban Gempa Maroko Meninggal Dunia
Selanjutnya, berita dari stasiun televisi lokal menginformasikan bahwa dampak gempa bumi di Maroko telah menelan korban yang sangat besar, dengan jumlah orang yang meninggal mencapai 2.122 jiwa, sementara 2.421 lainnya luka-luka. Kejadian ini membuat gempa tersebut menjadi salah satu yang paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960, ketika lebih dari 12.000 nyawa melayang.

Foto : IST
Sementara itu, para korban yang selamat masih menghadapi tantangan besar dalam upaya mendapatkan pasokan makanan, air bersih, dan tempat berlindung. Di samping itu, operasi pencarian masih terus berlangsung, terutama di desa-desa terpencil. Wilayah ini memiliki struktur bangunan yang sangat rentan, karena sebagian besar rumah dibangun dengan material seperti semen dengan balok angin, kayu, atau batu bata lumpur.
Korban gempa Maroko yang selamat, Yassin Noumghar (36 tahun), mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kekurangan pasokan air, makanan, dan listrik. Ia juga mencatat bahwa bantuan yang diterima dari pemerintah hingga saat ini sangat terbatas. “Kami telah kehilangan segalanya, termasuk rumah kami yang hancur,” ujar Noumghar pada hari Senin (11/9/2023).
Akan Segera Mendapat Bantuan dari Dana Pemerintah
Di samping itu, pada pekan lalu, pemerintah Maroko mengumumkan alokasi dana yang telah disiapkan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak oleh gempa bumi. Terlebih lagi, pemerintah juga melaporkan peningkatan kekuatan tim pencarian dan penyelamatan, serta penyediaan pasokan air minum, distribusi makanan, pengadaan tenda, serta pemberian selimut kepada para korban gempa di Maroko.
Bukan hanya itu, beberapa pasukan militer juga telah ikut serta dalam upaya penyelamatan, termasuk mendirikan kamp sementara untuk membantu para korban gempa Maroko yang selamat. Pemerintah juga mengumumkan tiga hari masa berkabung sebagai bentuk penghormatan terhadap korban gempa Maroko yang meninggal, dan Raja Mohammed VI mengajukan agar doa diadakan di masjid-masjid di seluruh negeri.
Bantuan dari Berbagai Negara Lain
Dalam situasi yang semakin memburuk dan jumlah korban yang terus bertambah, beberapa negara telah mengekspresikan keprihatinan mereka. Selain itu, beberapa negara tersebut juga mengumumkan kesiapan mereka dan telah menyiapkan tim ahli untuk membantu dalam proses evakuasi dan pemulihan pasca gempa bumi yang melanda Maroko tersebut.
Diantaranya ialah Spanyol, yang turut mengabarkan bahwa 56 petugas dengan empat anggota anjing pelacak telah tiba di Maroko. Sementara itu, tim kedua yang terdiri dari 30 individu dan empat anjing pelacak juga sedang dalam perjalanan menuju lokasi bencana. Inggris juga mengumumkan bahwa mereka telah mengerahkan 60 ahli penyelamatan dan pencarian dengan empat anggota anjing, dan sejumlah tim medis.
Selain itu juga ada Qatar, yang telah mengkonfirmasi bahwa tim pencarian dan penyelamatan mereka telah menuju lokasi terdampak gempa sejak hari Minggu lalu. Pihak Amerika Serikat (AS), melalui Presiden Joe Biden juga telah menyatakan belasungkawa atas para korban dan kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi yang melanda Maroko.
Dalam konferensi pers yang bertempat di Hanoi, Vietnam, Biden mengatakan, “Kami bersama-sama siap memberikan semua bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat Maroko.” Seorang pejabat tinggi AS juga mengonfirmasi perihal tim kecil yang terdiri dari ahli bencana telah dikirim pihaknya dan berhasil tiba di lokasi gempa pada hari Minggu untuk mengamati situasi terkini.
Bahkan, Prancis juga menegaskan kesiapannya untuk memberikan bantuan dan akan menunggu permintaan resmi dari pemerintah Maroko. Negara-negara lain yang menawarkan bantuan termasuk Turki, yang sebelumnya telah mengalami gempa dahsyat pada Februari lalu dengan korban tewas lebih dari 50.000 orang. Saat ini, tim bantuan dari Turki belum diberangkatkan.
Caroline Holt selaku direktur operasi global Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), juga mengungkapkan bahwa dua hingga tiga hari kedepan akan menjadi sangat penting dalam upaya menemukan para korban yang mungkin masih terperangkap. Holt juga menambahkan bahwa IFRC telah siap untuk memberikan bantuan resmi untuk korban gempa Maroko.
===
Referensi: CNBC, Liputan6, Reuters.