Mediasamarinda.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan menerapkan kebijakan pajak besar yang dapat menghasilkan pendapatan hingga 6 triliun Dolar AS dalam 10 tahun mendatang. Kebijakan ini akan menjadikannya sebagai kenaikan pajak terbesar dalam sejarah AS.
Peter Navarro, penasihat senior Gedung Putih di bidang perdagangan dan manufaktur, mengatakan bahwa jika disesuaikan dengan inflasi, pendapatan yang dihasilkan akan tiga kali lipat lebih besar dibandingkan pajak yang diterapkan AS untuk membiayai Perang Dunia II pada 1942. Meskipun demikian, beban pajak ini tidak akan langsung dikenakan kepada warga AS, melainkan akan diterapkan pada dunia usaha melalui tarif impor.
“Tarif adalah pemotongan pajak, tarif adalah lapangan kerja, tarif adalah keamanan nasional. Tarif sangat bagus untuk Amerika,” kata Navarro di Fox News Sunday, seperti dikutip dari CNN pada 1 April 2024.
Kebijakan Trump mencakup tarif tambahan untuk berbagai barang impor, sebagai langkah pembalasan terhadap negara-negara yang dianggap menghambat ekspor AS. Negara-negara seperti China, Meksiko, dan Kanada akan dikenakan tarif impor, termasuk pajak impor mobil sebesar 25 persen dalam waktu dekat. Navarro memperkirakan bahwa tarif non-otomotif akan menghasilkan 600 miliar Dolar AS per tahun, sementara tarif mobil akan menambah 100 miliar Dolar AS per tahun, yang totalnya dapat mencapai 6 triliun Dolar AS dalam satu dekade.
Namun, para ekonom memperingatkan bahwa kenaikan tarif impor akan berpengaruh pada konsumen, dengan harga barang yang lebih mahal. Selain itu, dampak kebijakan ini belum sepenuhnya jelas, terutama mengingat adanya potensi penurunan impor akibat tarif yang lebih tinggi.
Meski angka yang diajukan Navarro dianggap berlebihan, banyak analis yang sepakat bahwa kebijakan ini dapat menjadi salah satu kenaikan pajak terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
