23 C
Samarinda
30 April 2025
BerandaKaltimAncaman Krisis Global! Dinas Lingkungan Hidup Cepat Tanggap

Ancaman Krisis Global! Dinas Lingkungan Hidup Cepat Tanggap

Date:

Must read

Related News

Wisata Alam Gunung Boga Menjadi Destinasi Favorit Pada 2022. Pihak Pemkab Siap Menyokong 

Paser, MEDIASAMARINDA.COM - Akaml Malik selaku PJ Gubernjmur Kalimantan...

FPTI Luncurkan Pembinaan Prestasi Untuk Capai Hasil Ambisius di PON Mendatang

Samarinda, MediaSamarinda.com - Untuk meningkatkan jumlah peraihan medali pada...

Ini Target Perolehan Medali Kaltim Agar Raih Posisi 5 di PON 2024

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Atlet kontingen Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan target...

Gelar Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana, Begini Harapan BPBD Samarinda!

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama...

Selamat! BK PON Hasilkan 248 Medali, Kaltim Sukses Duduki Peringkat 4 Nasional

Samarinda, Mediasamarinda.com - Provinsi Kaltim kembali berhasil mengukir prestasi...
diskominfo kaltim

Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur (Kaltim) mengadakan workshop untuk menanggapi krisis global lingkungan. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yang mencetuskan program penetapan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Provinsi Kalimantan Timur.

Tanggapan DLH Kaltim Terhadap Krisis Global

Kepala Bidang Tata Lingkungan, Muhammad Chamidin, mengatakan bahwa kegiatan workshop yang diadakan ini merupakan rangkaian kelanjutan dari Meeting Penetapan D3TLH Provinsi. Dimana Meeting Penetapan tersebut telah dilaksanakan di Jakarta pada Oktober lalu, dan diprakarsai oleh Direktorat Pencegahan Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor KLHK.

“Banyak masukan dari para pemangku kebijakan, akademisi, praktisi, serta para pakar di Provinsi Kaltim, sehingga kita mengharapkan agar substansi Materi Teknis D3TLH Provinsi Kaltim menjadi lebih baik dan lengkap,” ujar Chamidin di ruang rapat DLH Provinsi Kaltim. 

krisis global
pala Bidang Tata Lingkungan, Muhammad Chamidin
(Foto : DLH)

Pemaparan materi diisi oleh dua narasumber utama, yaitu Dana Adisukma dari Wakil Ketua IAP Kaltim. Dana Adisukma ini sekaligus menjabat sebagai Ketua Tim Fasilitator D3TLH. Beserta Muhammad Tauhid yang menjabat sebagai Ketua Bidang Keanggotaan IAP Kaltim sekaligus Asisten Tim Fasilitator D3TLH Kaltim.

Konsep dari program D3TLH sebenarnya adalah untuk menjaga keseimbangan antara penyediaan dari sisi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam, serta kegiatan ekonomi. D3TLH diperlukan untuk memperbaiki baik pola produksi maupun pola konsumsi. Juga penerapan teknologi dalam rangka upaya pemerataan cadangan sumber daya alam.

Berdasarkan data KLHK dan KOBI, Indonesia mengalami kenaikan suhu tahunan sekitar 0,3 sampai 1,4 derajat celcius dan kehilangan keanekaragaman hayati sekitar 17% atau 15.336 spesies. Diperparah dengan status sebagai salah satu dari 6 negara di dunia yang paling berkontribusi terhadap polusi udara secara global. Itulah sebabnya DLH Kaltim sadar betapa pentingnya untuk segera dilakukan perencanaan dan penetapan program D3TLH untuk menanggapi krisis global yang sedang terjadi.

Triple Planetary Crisis

Indonesia tengah berjuang menghadapi krisis global planet bumi yang diakibatkan oleh tiga sebab atau biasa disebut dengan triple planetary crisis. Ketiga krisis global tersebut adalah perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity loss), dan polusi. Dampaknya tidak main-main, karena berimplikasi pada menurunnya kualitas lingkungan hidup dan mengganggu kelangsungan hidup manusia di bumi. 

Hasil kajian dari The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) 2019 dan Global Biodiversity Outlook (GBO) edisi yang ke-5, menyampaikan bahwa kondisi keanekaragaman hayati di seluruh dunia semakin memburuk. Sepanjang sejarah kehidupan, kecepatan kepunahan saat ini sedang memasuki krisis global karena belum pernah terjadi sebelumnya. Dimana dalam satu dekade terakhir, kurang lebih 25% spesies hewan dan tumbuhan akan terancam punah.

Pada Agustus 2021, beberapa kelompok pakar tergabung dalam Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) melaporkan adanya status “red code for humanity“. Status ini menunjukkan dunia sedang mengalami krisis global yang disebabkan oleh dampak perubahan iklim yang drastis. Para peneliti ahli memperkirakan kemungkinan besar dunia akan mencapai batas pemanasan 1,5 derajat celcius dalam 20 tahun ke depan, kecuali dilakukan tindakan segera dan berskala besar untuk mengurangi emisi. 

Dalam pertemuan internasional di Konvensi Keanekaragaman Hayati COP 15 CBD di Montreal, Desember 2022, pemerintah Indonesia mengajukan penetapan kawasan lindung 54,48% dari wilayah hutan Indonesia. Wakil Menteri LHK, Alue Dohong hadir sebagai perwakilan dari Indonesia. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan kerangka kerja (framework) global untuk mengurangi laju hilangnya keanekaragaman hayati yang diadopsi oleh para anggota Convention of Biological Diversity (CBD).

Alue Dohong menyebutkan bahwa kerangka kerja yang dinamakan Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework akan berisikan target-target yang ambisius. Di dalamnya, terdapat empat tujuan kunci menghadapi krisis global dalam bentuk kerangka kerja di tahun 2050. Keempat tujuan kunci tersebut adalah:

  1. Integritas, keterhubungan, dan ketahanan semua ekosistem dijaga, ditingkatkan, atau dipulihkan, secara signifikan meningkatkan luas ekosistem alami pada tahun 2050. Punahnya spesies terancam yang diketahui akibat ulah manusia dihentikan, dan pada tahun 2050, tingkat kepunahan dan risiko untuk semua spesies dikurangi sepuluh kali lipat, sementara kelimpahan spesies liar asli ditingkatkan menjadi tingkat yang sehat dan tangguh. Keanekaragaman genetik dalam populasi spesies liar dan ternak dijaga, melindungi potensi adaptasi mereka.
  2. Keanekaragaman hayati digunakan dan dikelola secara berkelanjutan, serta kontribusi alam kepada manusia, termasuk fungsi dan layanan ekosistem, dihargai, dijaga, dan ditingkatkan. Dimana saat ini yang mengalami penurunan akan dipulihkan, mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan, untuk kebaikan generasi saat ini dan masa depan hingga tahun 2050.
  3. Manfaat finansial dan nonfinansial dari pemanfaatan sumber daya genetik, informasi urutan digital, serta pengetahuan tradisional yang terkait dengan sumber daya genetik dibagikan dengan adil dan setara. Ini dilakukan sambil memastikan bahwa pengetahuan tradisional yang terkait dengan sumber daya genetik dilindungi dengan baik, sehingga berkontribusi pada pelestarian dan penggunaan berkelanjutan keanekaragaman hayati, sesuai dengan instrumen akses dan pembagian manfaat yang disepakati secara internasional.
  4. Upaya pelaksanaan yang memadai, termasuk sumber daya keuangan, pembangunan kapasitas, kerja sama teknis dan ilmiah, serta akses dan transfer teknologi. Dipastikan tersedia dan dapat diakses secara adil oleh semua pihak, terutama negara-negara berkembang dan negara-negara kepulauan kecil. Secara bertahap mengurangi kesenjangan keuangan keanekaragaman hayati sebesar 700 miliar US Dollar per tahun. Menyesuaikan aliran keuangan dengan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal dan Visi Keanekaragaman Hayati 2050.

(ADV/FIT/DISKOMINFOKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini