25.2 C
Samarinda
10 Desember 2024
BerandaKaltimAngka Stunting di Kalimantan Timur Turun Hingga 5 Persen Dalam Waktu 3...

Angka Stunting di Kalimantan Timur Turun Hingga 5 Persen Dalam Waktu 3 Tahun Terakhir

Date:

Must read

Related News

Wisata Alam Gunung Boga Menjadi Destinasi Favorit Pada 2022. Pihak Pemkab Siap Menyokong 

Paser, MEDIASAMARINDA.COM - Akaml Malik selaku PJ Gubernjmur Kalimantan...

FPTI Luncurkan Pembinaan Prestasi Untuk Capai Hasil Ambisius di PON Mendatang

Samarinda, MediaSamarinda.com - Untuk meningkatkan jumlah peraihan medali pada...

Ini Target Perolehan Medali Kaltim Agar Raih Posisi 5 di PON 2024

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Atlet kontingen Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan target...

Gelar Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana, Begini Harapan BPBD Samarinda!

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama...

Selamat! BK PON Hasilkan 248 Medali, Kaltim Sukses Duduki Peringkat 4 Nasional

Samarinda, Mediasamarinda.com - Provinsi Kaltim kembali berhasil mengukir prestasi...

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com – Stunting merupakan salah satu penyakit yang kini menjadi momok menakutkan bagi banyak keluarga di Indonesia, khususnya wilayah Kalimantan Timur. Namun baru-baru ini, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) telah mengumumkan penurunan angka stunting. Harapannya, angka stunting di Kalimantan Timur dapat terus mengalami penurunan hingga mencapai angka yang telah ditargetkan.

Dinkes Kaltim Targetkan Angka di Bawah 10 Persen

Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, menyatakan bahwa penurunan stunting dari tahun ke tahun di wilayah Kaltim telah mencapai hasil yang positif. Fakta ini terlihat sejak tahun 2018, dimana prevalensi angka stunting di Kalimantan Timur berada pada kisaran 28%. Kemudian pada 2021, angka tersebut berhasil ditekan menjadi 22,8% saja.

Data ini mengindikasikan bahwa selama tiga tahun terakhir, angka stunting berhasil diturunkan sekitar lima persen lebih. Dengan pencapaian tersebut, Jaya mengungkapkan bahwa pihaknya telah memiliki target untuk terus menurunkan angka stunting di wilayah Kaltim. Harapannya, dalam tiga tahun mendatang angka stunting di Kalimantan Timur dapat mencapai di bawah 10%.

angka stunting di kalimantan timur, dinkes kaltim
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin

Jaya menjelaskan, “Koordinasi untuk penurunan stunting telah menjadi tujuan gubernur. Kami memulai pada tahun 2018 dengan angka 28%, dan pada tahun 2021 angka tersebut turun menjadi 22,8%, yang berarti penurunan hampir mencapai lima persen. Kami berharap dalam kurun waktu tiga tahun, kami dapat mencapai angka di bawah sepuluh persen.”

Angka ini ditetapkan guna mengejar ketertinggalan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang menargetkan angka stunting Indonesia mencapai 14% di tahun 2024, atau turun minimal sebesar 3,8% per tahun. Jaya pun mengungkapkan bahwa Dinkes Kaltim akan terus berupaya agar target pemerintah dalam RJPMN tersebut dapat terwujud.

Sebagai informasi, stunting berdasarkan keterangan WHO di tahun 2020 adalah kondisi balita dengan tinggi badan yang sangat pendek dibandingkan dengan usianya, atau kurang dari -2 standar deviasi (SD) kurva pertumbuhan. Namun, tidak semua balita pendek pasti mengalami stunting. Maka dari itu, hal ini perlu diagnosa lebih lanjut dari dokter anak.

Sejumlah Program Dijalankan Guna Menurunkan Angka Stunting di Kalimantan Timur

Meskipun saat ini stunting mengalami kenaikan sekitar 1,1%, pihak Dinkes tetap berkomitmen untuk melakukan upaya percepatan dalam penurunan stunting di wilayah Kaltim. Hal ini dilakukan melalui berbagai program, seperti pemberian makanan bergizi kepada ibu hamil dan peningkatan peran Tim Pengendalian dan Pencegahan Stunting (TPPS) di seluruh kabupaten/kota.

Sedangkan untuk kelompok umur yang lebih muda, Jaya menambahkan bahwa pihaknya akan mulai menambah cakupan wilayah pembagian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri. Kegiatan pembagian TTD ini nantinya akan dilaksanakan bersamaan dengan aksi bergizi di berbagai SLTA, yang juga turut melibatkan beberapa dinas terkait.

Berbagai upaya ini rupanya juga turut didukung oleh Pemprov Kaltim melalui bantuan alokasi dana sebesar 3,7 miliar Rupiah. Gubernur Kaltim, Isran Noor pun menjelaskan, “Saya berharap stunting ini menjadi perhatian serius. Makanya dengan alokasi anggaran kurang lebih Rp3,7 miliar diharapkan bisa mencegah dan menurunkan prevalensi stunting di Kaltim.”

Selain itu, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI pun turut memberikan rekomendasi mengenai 4 langkah yang dapat dilakukan oleh Dinkes maupun Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) terkait di daerah, dalam hal pencegahan stunting. Keempat langkah tersebut lebih rinci adalah sebagai berikut.

  1. Disarankan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga mencapai usia 6 bulan.
  2. Sangat penting untuk memantau perkembangan anak secara teratur dan membawanya ke posyandu dalam jangka waktu tertentu.
  3. Sebaiknya mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin sesuai dengan petunjuk, untuk menjaga kesehatan darah.
  4. Untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan, dianjurkan untuk memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang kaya gizi, termasuk protein hewani, guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Dinkes Kaltim juga selalu mengimbau kepada masyarakat agar terus menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika gejala penyakit muncul, agar mendapat penanganan secepatnya oleh petugas kesehatan serta mengurangi risiko penyakit kronis.

ADV//DINKES KALTIM//AG

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini