SAMARINDA, MEDIASAMARINDA.com – Bencana banjir yang menjadi masalah kronis di Kota Bontang, Kalimantan Timur, menjadi perhatian utama Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sutomo Jabir. Dengan tekad kuat, Sutomo Jabir tengah merancang upaya tanggap bencana yang komprehensif guna merespons tantangan Bencana Banjir di wilayah Bontang.
Fokus pada Penanggulangan Bencana Banjir di Bontang
Dalam benak masyarakat, Bontang identik dengan banjir. Keresahan yang dirasakan warga sekitar Bontang mendorong Sutomo Jabir berkomitmen untuk menjadikan penanggulangan bencana banjir sebagai prioritas. Tindakan konkret pemerintah provinsi perlu diambil untuk mengatasi permasalahan ini.
“Bontang inikan dikenal dengan daerah yang rutinitasnya adalah persoalan banjir, makanya itu yang saya kejar. Apa tindakan kita dari pemerintah provinsi terkait banjir ini,” ujar Sutomo pada Senin, 15 Agustus 2023.
Sutomo Jabir, yang biasa disapa dengan panggilan akrabnya Sutomo, mengungkapkan bahwa program utama dalam Daerah Pemilihannya (Dapil) adalah pengendalian bencana banjir, yang seringkali melanda Desa Suka Rahmat di Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
“Saya berharap penanggulangan banjir, pengendalian banjir di Suka Rahmat itu sudah dimulai tapi ternyata masih terkendala izin pakai kawasan hutan,” jelaskan Sutomo Jabir.
Kerjasama dalam Penanggulangan Banjir
Menurut pandangannya, air kiriman yang melanda Bontang berasal dari Kabupaten Kutim dan mengalir ke wilayah Bontang. Karenanya, ia dengan aktif berupaya mendukung langkah-langkah dalam pembangunan infrastruktur penanggulangan bencana banjir selama beberapa tahun terakhir.
“Karena air dari Bontang itukan kiriman dari Kutai Timur (Kutim), kiriman masuk ke Bontang, makanya kita sudah beberapa tahun terakhir ini memperjuangkan itu, dan itu tahun ini mungkin clear izinnya dengan studi kelayakannya,” papar Sutomo Jabir.
Proyek Pengendalian Banjir di Desa Suka Rahmat
Pengajuan ini sudah diupayakan oleh Sutomo untuk segera dilakukan. Namun, untuk memulai pengerjaan pembangunan bendungan ini, perlu adanya izin penggunaan kawasan hutan. Dalam pandangannya, tahun 2024 akan menjadi tahun perencanaan, dan pada 2025 proyek pengendalian bencana banjir di Desa Suka Rahmat akan mulai dijalankan.
“Di tahun 2024 masih perencanaan, 2025 mungkin baru mulai pengerjaan pengendali banjir di Suka Rahmat itu. Itu nanti dibangun bendungan untuk menanggulangi banjir,” tutup Sutomo.
Kolaborasi untuk Solusi Berkelanjutan
Dalam rangka mengatasi permasalahan bencana banjir yang meresahkan masyarakat, Sutomo Jabir merinci bahwa rencana tindakan proaktif akan diambil dalam waktu dekat. Salah satu langkah awal adalah memastikan bahwa izin penggunaan kawasan hutan diselesaikan dengan cepat sehingga pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir bisa segera dimulai.
Penting untuk ditekankan bahwa air bah kiriman yang merendam Kota Bontang merupakan akibat dari aliran air dari Kabupaten Kutai Timur. Oleh karena itu, kerjasama antara berbagai wilayah dan pemangku kepentingan menjadi sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Sutomo Jabir juga mengungkapkan rencana proyek pengendalian banjir ini akan memiliki dampak positif pada tingkat kehidupan masyarakat setempat.
Dalam menyikapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks, langkah-langkah preventif dan mitigatif perlu diutamakan. Proyek ini dapat berlangsung dengan baik apabila terjalin kolaborasi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan komunitas lokal dalam mengembangkan solusi berkelanjutan untuk permasalahan bencana banjir di Bontang.
Melindungi Warga Bontang dari Ancaman Banjir
Dalam hal ini, rencana pembangunan bendungan merupakan bukti nyata komitmen untuk melindungi warga Bontang dari ancaman bencana banjir. Bentuk intervensi semacam ini akan menjadi landasan kokoh bagi pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Seiring dengan upaya penanggulangan bencana banjir, upaya edukasi dan kesadaran publik juga akan menjadi komponen penting dalam menghadapi masalah ini. Masyarakat perlu memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap banjir dan bagaimana peran mereka dalam menjaga kebersihan dan kelangsungan lingkungan.
Dalam menghadapi permasalahan bencana banjir di Kota Bontang, Anggota DPRD Kaltim, Sutomo Jabir, telah menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan penanggulangan bencana banjir sebagai prioritas utama. Langkah-langkah konkret telah diambil, termasuk perencanaan proyek pengendalian banjir di Desa Suka Rahmat.
Peran Edukasi Publik
Dengan dukungan dari berbagai pihak dan komunitas lokal, serta kolaborasi lintas wilayah, diharapkan solusi berkelanjutan dapat ditemukan dalam menghadapi tantangan banjir yang telah lama meresahkan warga Bontang. Selain memberikan perlindungan fisik, proyek ini juga memiliki potensi untuk memajukan ekonomi lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
Sebagai bagian dari solusi komprehensif, edukasi publik tentang penyebab bencana banjir dan peran masyarakat dalam menjaga lingkungan juga perlu ditingkatkan untuk memastikan keberhasilan upaya penanggulangan bencana banjir ini.
(DPRDKaltim//RAH)