SAMARINDA, MEDIASAMARINDA.com – Proposal pengajuan penambahan modal diberikan oleh Bankaltimtara kepada DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Permohonan ini dilatarbelakangi oleh pemenuhan sisa kewajiban penyertaan modal Pemprov Kaltim sebagai mayoritas pemegang saham.
Jumlah Saham Pemprov Kaltim
Sesuai kesepakatan yang telah dilakukan antara PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur – Kalimantan Utara (Bankaltimtara) bersama DPRD Kaltim, sebanyak 51 persen saham perusahaan dimiliki oleh Pemprov Kaltim. Artinya, Pemprov Kaltim merupakan pemegang saham tertinggi dengan total Rp 5,1 triliun.
Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Nidya Listiyono mengungkapkan bahwa pihaknya baru memberikan setoran awal senilai Rp 1,698 triliun. Angka tersebut tentu masih memiliki kekurangan sebanyak Rp 3,4 triliun.
“Saat ini, masih terdapat kekurangan dana sebesar Rp 3,4 triliun dari total Rp 5,1 triliun yang harus disetor,” ujarnya, Kamis (10/8/2023).
Lebih lanjut, Nidya membeberkan bahwa kekurangan dana yang yang belum disetorkan yakni sebesar Rp 3,402 triliun. Adapun, jumlah dana yang telah diperoleh oleh PT Bank BPD Kaltim Kaltara dari seluruh pemegang saham yakni senilai Rp 3,833 triliun.
Alasan Penambahan Modal oleh Bankaltimkaltara
Diketahui, pihak PT BPD Kaltim Kaltara telah bekerjasama dengan tim pakar dari Universitas Mulawarman (Unmul) dalam membahas studi kelayakan bisnis. Selain itu, pembahasan tersebut juga meliputi kemungkinan terkait dampak yang terjadi oleh penambahan modal nantinya.
“Bankaltimtara juga telah melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan perkembangan bisnisnya, seperti mendatangkan tim pakar dari Universitas Mulawarman (Unmul) untuk membahas studi kelayakan bisnis dan dampak dari pengajuan dana tambahan sebesar Rp 3,4 triliun,” ungkap Nidya.
Sebelum menyetujui permohonan tersebut, Nidya mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan diskusi terlebih dulu bersama Pemprov Kaltim. Pasalnya, keputusan yang diambil nantinya harus dipertimbangkan dengan segala aspek.
“DPRD Kaltim juga akan mempertimbangkan segala aspek sebelum mengambil keputusan terkait pengajuan dana tambahan tersebut,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nidya memaparkan mengenai beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam memberikan penambahan modal, meliputi ketersediaan dana, program yang akan dilakukan dengan dana tersebut, dan dampak yang terjadi kedepannya.
“Pihak Bankaltimtara sendiri berharap dengan penambahan modal, mereka akan dapat meningkatkan kompetitifitas di pasar, memenuhi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia, serta mengupgrade sistem teknologi mereka untuk menghadapi persaingan dengan kompetitor lainnya,” tuturnya.
Dengan pemaparan tersebut, Nidya mengungkapkan bahwa Bankaltimtara memenuhi kelayaan dalam pengajuan penambahan modal. Meskipun demikian, pihaknya tetap akan melakukan analisis lebih lanjut bersama pihak-pihak yang terlibat.
Pada pertemuan yang dipimpin oleh Direksi PT Bankaltimtara, yang dipimpin oleh Direktur Utama Muhammad Yamin dan Direktur Bisnis serta Syariah Muhammad Edwin, keduanya optimis bahwa penambahan modal tersebut dapat membantu perusahaan untuk bersaing di pasar dan memberikan lebih banyak manfaat bagi berbagai pihak.
Riwayat Transaksi Bankaltimtara Sepanjang Tahun 2022
Pada tahun 2022, Bankaltimtara yang bergerak di segmen perbankan syariah ini menyampaikan laporan tahunannya yang disusun dan dibagikan lewat website resminya bankaltimtara.co.id. Bukan hanya itu, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini juga memiliki dua anak perusahaan yaitu PT BPR BePeDe Kutai Sejahtera dan PT BPR Kutai Timur.
Tercatat, Pemprov Kaltim memegang saham sebesar 40,39 persen. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan Kalimantan Utara (Kalut) yang hanya sebesar 5,74 persen. Kemudian, dilanjutkan oleh seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Kalimantan Timur senilai 38,85 persen , dan seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Kalimantan Utara sebesar 15,01 persen.
Adapun mengenai riwayat transaksi, Bankaltimtara memiliki total aset senilai Rp. 41.846.993 juta, liabilitas senilai Rp. 36.961.807 juta, ekuitas senilai Rp. 4.885.186 juta, laba bersih setelah pajak senilai Rp. 333.953 juta, dana pihak ketiga senilai Rp. 35.103.093 juta, dan kredit yang diberikan senilai Rp. 17.350.856 juta.
Sementara itu, pada laporan manajemen PT BPD Kaltim Kaltara mencatat rasio keuangan per tahun 2022 yakni meliputi CAR sebesar 24,05 persen, ROA, sebesar 1,35 persen, ROE sebesar 8,17 persen, NPL Nett sebesar 2,03 persen, RIM sebesar 49,76 persen, BIM sebesar 5,23 persen, dan BOPO sebesar 82,60 persen.
(DPRDKaltim/RAH)