Samarinda, MEDIASAMARINDA.com – Dalam menghadapi musim penghujan beberapa bulan ke depan, akan digelar kegiatan rapat oleh BPBD Provinsi Kalimantan Timur dengan seluruh BPBD kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Rapat ini digelar untuk menentukan langkah dalam menangani berbagai potensi bencana seperti tanah longsor, jalan licin, dan banjir. Terutama bekas galian pertambangan yang dikhawatirkan mengakibatkan banjir bandang.
Rapat Untuk Menangani Potensi Bencana di Musim Penghujan
Baru-baru ini, beberapa waktu lewat, Agus Tianur yang mengemban tugas penting dalam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur, yaitu sebagai Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalimantan Timur, membagikan beberapa keterangan yang berhubungan dengan musim penghujan yang sudah mulai datang di beberapa kawasan di Indonesia selama beberapa bulan ke depan.
Sesuai dengan apa yang telah diberitahukan oleh pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), secara umum, diprediksi bahwa secara umum awal musim penghujan di seluruh Indonesia akan mulai turun pada permulaan bulan November 2023.
(Foto : BPBD)
Akan tetapi, tingkat keberagaman iklim yang termasuk tinggi di wilayah Indonesia dapat menimbulkan permulaan musim penghujan cenderung tidak akan berlangsung bersamaan secara serentak dengan berbagai daerah lain yang berada di cakupan wilayah Indonesia.
Sementara itu, berdasarkan data yang diterima dari hasil pemantauan yang telah dilakukan oleh pihak BMKG Stasiun Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Kota Samarinda, untuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur sendiri awal musim penghujan di berbagai daerah Benua Etam secara umum diprediksi akan berlangsung pada akhir bulan Oktober dan permulaan bulan November.
Akan tetapi, pada umumnya, permulaan musim penghujan ini akan ditemui beberapa kemunduran waktu dibandingkan kondisi normal kebanyakan. Di samping itu, untuk durasi jangka waktu lamanya musim penghujan berlangsung ini diprediksi akan terjadi selama 7 hingga 9 bulan.
Adapun puncak dari musim penghujan ini nantinya akan terjadi pada bulan Januari dan bulan April tahun 2024 mendatang. Menurut hasil prediksi, sifat hujan yang akan mengguyur Provinsi Kalimantan Timur selama musim penghujan berlangsung ini termasuk dalam kategori yang cukup Normal, maksudnya sifat dari hujan tersebut sama dengan kondisi musim penghujan pada umumnya.
Berdasarkan informasi cuaca tersebut, Agus Tianur membeberkan bahwa BPBD Provinsi Kalimantan Timur, merencanakan untuk mengadakan pertemuan dalam bentuk rapat perundingan dengan para BPBD tingkat kabupaten maupun kota yang terdapat di Provinsi Kalimantan Timur, dalam waktu dekat ini.
Kegiatan rapat ini nantinya secara khusus akan merundingkan dan membahas segala hal yang berhubungan dengan langkah dan strategi yang akan ditempuh dan dilaksanakan untuk menangani potensi bencana yang terjadi di kala musim penghujan.
Hal tersebut merupakan pernyataan yang diutarakan oleh Agus Tianur pada saat mengadakan Upacara Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalimantan Timur tahun periode 2023.
Upacara penanggulangan karhutla tersebut diselenggarakan di beranda Kantor BPBD Provinsi Kalimantan Timur yang berlokasi di Jalan Mayjend Mt. Haryono, Nomor 46, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Peran Koordinasi Dalam Menangani Bencana di Musim Penghujan
Menurut keterangan yang diberikan oleh Agus Tianur, nantinya apabila terjadi bencana banjir, maka penanganan yang diberikan terhadap bencana ini tergolong berbeda dengan peristiwa karhutla.
Pasalnya, dalam menangani dan menanggulangi bencana banjir, pihak BPBD Provinsi Kalimantan Timur melakukan fungsi koordinasinya cenderung lebih menonjol dan lebih kuat. Koordinasi kuat ini dilakukan karena banyak menyertakan pula kontribusi dari pihak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bersama dengan para stakeholder atau pihak berkepentingan lainnya.
Dalam konteks ini, Agus Tianur sudah merencanakan penjaminan kesiapsiagaan dari seluruh petugas personil BPBD yang berada di berbagai daerah baik provinsi, kabupaten, maupun kota. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar koordinasi dan penanganan bencana yang dilakukan bisa lebih cepat.
“Yang perlu diwasdai di musim pengujan adalah jalan yang licin akibat tanah yang masuk ke jalan dan juga longsor,” jelas Agus Tianur.
Sementara itu, belum diterima laporan yang menyatakan telah terjadi bencana banjir. Meskipun demikian, sikap waspada harus tetap ditanamkan terlebih pada lubang bekas galian kegiatan pertambangan yang akhirnya menjadi penampungan air hujan. Yang apabila tanggul lubang bekas galian itu tidak kuat, maka akan jebol dan memicu terjadinya banjir bandang.
“Sementara masih belum ada laporan adanya korban yang terluka akibat lobang pertambangan,” tandasnya. (ADV/HSP/BPBDKALTIM)
