SAMARINDA, MEDIASAMARINDA.com Permasalahan stunting menjadi masalah serius dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mengkonsumsi makanan penuh nutrisi. Makanan nutrisi bisa berasal dari pangan lokal yang merupakan sumber kebutuhan gizi pada ibu dan anak.
Makanan Lokal Jadi Sumber Makanan Bergizi
Rika Nuzli Furkanti, Kepala Bidang Konsumsi dan Pangan DPTPH Provinsi Kalimantan Timur mengatakan banyak upaya yang harus dilakukan guna pencegahan kasus stunting didaerah. Menurutnya, sejumlah pangan lokal dapat menjadi menu dapur sehat untuk mengatasi fenomena ini. Apalagi diketahui jika pangan lokal merupakan sumber kebutuhan gizi ibu dan anak.
Rika menjelasakan gizi seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan bisa dari pangan lokal seperti ubi, singkong dan jagung. Namun tak hanya itu, dari karbohidrat dan daging saja tetapi tambahan nutrisi bisa didapat dari sumber makanan lain seperti seafood.
“Pangan lokal tidak hanya dari karbohidrat aja, tapi juga dari seafood karena tidak ada batasan bawasannya gizi itu dari daging saja.” papar Rika pada Jumat 18 Agustus 2023 saat mengikuti kegiatan cegah stunting dengan pakan lokal.
Ia juga menambahkan, dalam upaya peningkatan gizi pihaknya telah melakukan festival pangan dengan mengenalkan pangan lokal untuk mencegah stunting.
Mencegah adanya stunting sejak dini di masyarakat dapat dilakukan dengan memperbanyak konsumsi makanan yang berasal dari dari pangan lokal yang kaya akan gizi. Hal ini perlu disosialisasikan sesering mungkin. Masyarakat juga perlu menyadari akan pemenuhan gizi bagi anak dengan konsumsi makanan yang seimbang sejak dini.
Pengertian Stunting
Masalah stunting ini merupakan permasalahan yang dihadapi dunia, khususnya di negara miskin dan berkembang. Hal ini menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental.
Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar tumbuh (catch up growth) yang memadai.
Sedangkan pengertian menurut Kementian Kesehatan (Kemenkes) adalah gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Faktor Yang Menyebabkan Stunting
Menginagat stunting menjadi masalah kesehatan yang cukup berbahaya, memahami faktor penyebab menjadi sangat penting untuk dilakukan. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan stunting :
- Kurangnya Gizi dalam Waktu Lama,sejak dalam kandungan anak bisa jadi mengalami masalah kurang gizi. Penyebabnya, karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi.
- Pola Asuh Kurang Efektif. Pola asuh berkaitan dengan praktik dan perilaku pemberian makanan pada anak. Anak bisa mengalami stunting, apabila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik. Selain itu, faktor ibu kurang nutrisi sejak kehamilan serta masa laktasi yang kurang baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan otak anak.
- Pola Makan. Sulitnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi baik serta menu makanan yang tidak seimbang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Hal ini dikarenakan ibu kurang paham tentang konsep gizi sebelum, saat dan sesudah melahirkan.
- Sakit Infeksi Yang Berulang. Sakit infeksi yeng berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh anak tidak berfungsi dengan baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting.
Mencegah terjadinya stunting memang memerlukan usaha dan kerjasama yang dari semua pihak. Tanggungjawab menjadikan anak tumbuh sehat bukan hanya tugas para ibu, melainkan seluruh anggota keluarga. Oleh sebab itu peran orang tua harus aktif dalam mencegah faktor –faktor tersebut. Dengan memenuhi asupan makanan yang bergizi sejak dini dan selalu mendeteksi dini dengan rutin memerikasakan kondisi kesehatan si buah hati ke Posyandu, Puskesmas atau layanan kesehatan lainnya.
Dalam upaya penanganan hambatan pertumbuhan di Indonesia, pemerintah sendiri sudah menargetkan Program Penurunan Stunting menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang. Memenuhi target tersebut merupakan sebuah tantangan besar bagi pemerintah khususnya di Provinsi Kalimantan Timur.
(Adv/DinkesKaltim/AG)