Mediasamarinda.com – Hamparan jagung menguning menyambut pagi di Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang. Namun, siapa sangka, tanah yang kini subur itu dulunya adalah lahan bekas tambang yang gersang dan penuh tantangan? Dengan tangan dingin Kepala Desa Yahya, 200 hektare lahan ini telah diubah menjadi kawasan pertanian produktif yang mendukung kehidupan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
Ketika tambang meninggalkan luka pada tanah, Desa Embalut menolak menyerah pada nasib. Dengan visi yang jelas, Yahya memimpin masyarakat untuk menghidupkan kembali lahan tersebut. Program revitalisasi ini mengandalkan jagung bibit unggul dari Jawa yang mampu menghasilkan empat hingga lima tongkol per tanaman. “Kami memanfaatkan lahan ini untuk menanam jagung dengan bibit unggul, dan bibit ini telah kami salurkan ke petani di sini,” ujar Yahya, Selasa (25/12/2024).
Transformasi ini tidak terjadi secara instan. Perjuangan dimulai dari mendapatkan izin pemerintah daerah untuk memanfaatkan lahan bekas tambang hingga mengatasi tantangan besar seperti cuaca yang tak menentu. Namun, berkat teknik pertanian modern dan pendampingan dari kelompok tani, Desa Embalut berhasil mencetak panen yang stabil.
Pelatihan intensif kepada petani tentang pengelolaan tanah dan irigasi yang efisien menjadi salah satu kunci keberhasilan. Awalnya, keterbatasan pasar menjadi hambatan utama. Tapi berkat kerja sama dengan pemerintah desa dan sektor swasta, jagung dari Embalut kini menjangkau pasar regional. “Hasil panen kami kini dilirik oleh distributor dan pabrik pakan ternak,” kata Yahya penuh semangat.