23.8 C
Samarinda
14 Desember 2024
BerandaKaltimDinkes Kaltim Tekan Kenaikan Kasus Stunting Daerah

Dinkes Kaltim Tekan Kenaikan Kasus Stunting Daerah

Date:

Must read

Related News

Wisata Alam Gunung Boga Menjadi Destinasi Favorit Pada 2022. Pihak Pemkab Siap Menyokong 

Paser, MEDIASAMARINDA.COM - Akaml Malik selaku PJ Gubernjmur Kalimantan...

FPTI Luncurkan Pembinaan Prestasi Untuk Capai Hasil Ambisius di PON Mendatang

Samarinda, MediaSamarinda.com - Untuk meningkatkan jumlah peraihan medali pada...

Ini Target Perolehan Medali Kaltim Agar Raih Posisi 5 di PON 2024

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Atlet kontingen Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan target...

Gelar Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana, Begini Harapan BPBD Samarinda!

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama...

Selamat! BK PON Hasilkan 248 Medali, Kaltim Sukses Duduki Peringkat 4 Nasional

Samarinda, Mediasamarinda.com - Provinsi Kaltim kembali berhasil mengukir prestasi...

Kalimantan Timur, MEDIASAMARINDA.com – Dalam upaya menanggulangi masalah stunting di Kalimantan Timur, Dinkes Kaltim terus melakukan berbagai langkah. Tantangan ini muncul karena prevalensi kasus stunting di wilayah tersebut mengalami peningkatan sekitar 1,1 persen dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Dinkes Kaltim berkolaborasi dengan Posyandu dan Puskesmas untuk mencegah kenaikan kasus stunting.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 dan 2022, data mengungkapkan angka prevalensi balita yang mengalami stunting di Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur. Kasus stunting ini mengalami peningkatan sebesar 23,9% pada tahun 2022, dibandingkan dengan angka sebesar 22,8% pada tahun 2021.

Dalam menghadapi situasi ini, Dinkes Kaltim bekerja keras untuk mengimplementasikan berbagai program dan intervensi guna menurunkan angka stunting. Upaya ini melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan.  Harapannya dengan adanya kolaborasi yang kuat ini dapat membawa perubahan positif dalam menangani masalah kesehatan ini dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Kalimantan Timur.

Dinkes Kaltim Mencatat 10 Kabupaten Kota Kaltim Mengalami Peningkatan Prevalensi Stunting Signifikan

Fit Nawati selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim mengungkapkan bahwa di antara 10 kabupaten dan kota di Kaltim. Dari ke-10  kabupaten tersebut, Kutai Barat mengalami peningkatan prevalensi stunting yang paling signifikan.

Angka stunting di Kabupaten Kutai Barat awalnya berada pada angka 15,81 persen pada tahun 2021, namun naik tajam menjadi 23,1 persen pada tahun 2022. Jika diakumulasikan, angka ini mengalami peningkatan sebesar 7,1 persen.

Dinkes Kaltim, Cegah Stunting, Pertumbuhan bayi dan balita
Dinkes Kaltim Tekan Kenaikan Kasus Stunting Daerah

“Kalau kita melihat dari SSGI ya dari tahun ke tahun naik sekitar 1,1 persen, dari sepuluh kabupaten dan kota di Kaltim itu paling tinggi terjadi di Kubar yang naik 7,1 persen,” jelas Fit Nawati di Kantornya (11/8/2023).

Fit Nawati menekankan bahwa tren peningkatan ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Salah satu faktor penting adalah memperhatikan asupan gizi pada ibu sebelum dan selama kehamilan. Selain itu, perlu dilakukan pemberian gizi yang baik pada anak-anak usia 6 hingga 24 bulan.

Kenaikan angka stunting ini menyoroti urgensi untuk mengedukasi dan mendorong upaya pencegahan stunting melalui pelayanan kesehatan, pendidikan gizi kepada masyarakat, dan peningkatan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang bagi perkembangan anak-anak.

Angka Prevalensi Stunting Meningkat Karena Kurangnya Minat Ibu-ibu Memantau Pertumbuhan Bayi dan Balita ke Posyandu

Fit Nawati menjelaskan, bahwa salah satu faktor utama peningkatan angka prevalensi stunting adalah kurangnya minat ibu untuk secara rutin memantau pertumbuhan anak-anak mereka di posyandu atau puskesmas. Akibatnya, anak-anak ini kurang mendapatkan penanganan yang tepat pada tahap-tahap perkembangan penting mereka.

Berdasarkan hal tersebut,  Fit Nawati mengajak semua pihak terutama puskesmas dan posyandu untuk lebih proaktif dalam menyediakan layanan “jemput bola”. Ini berarti aktif mendatangi rumah-rumah untuk memberikan layanan pemantauan pertumbuhan anak. Tidak hanya itu, mereka juga akan memberikan edukasi kepada ibu tentang pentingnya nutrisi yang tepat dan perawatan yang baik selama masa pertumbuhan anak-anak.

Tindakan Pencegahan Stunting Sejak Dini untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak yang Optimal

Tindakan pencegahan stunting pada anak sangat penting dalam memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal mereka. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk meminimalisir potensi stunting pada anak meliputi:

Memberikan ASI Eksklusif

Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan merupakan langkah penting untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan mereka.

Memantau Perkembangan Anak

Melakukan pemantauan perkembangan anak secara berkala di posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya. Pemantauan ini akan membantu mendeteksi potensi masalah pertumbuhan secara dini.

Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)

TTD mengandung zat besi dan asam folat yang penting untuk mencegah anemia, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Mengkonsumsi TTD secara rutin dapat membantu mencegah defisiensi zat besi.

Memberikan MPASI yang Nutrisi

Memperkenalkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang kaya nutrisi, terutama protein hewani, pada bayi yang sudah berusia di atas 6 bulan. Nutrisi yang cukup dan seimbang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Melalui upaya-upaya ini, diharapkan potensi stunting pada anak-anak dapat diminimalisir. Tetap menjaga kebersihan dan kesehatan serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin akan membantu mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini