Samarinda, MEDIASAMARINDA.com – Muhammad Samsun dan peserta dalam Sosbang Ke-6 menggaungkan diskusi pentingnya sosialisasi implementasi wawasan kebangsaan ke seluruh generasi muda. Hal ini atas dasar fenomena rasa nasionalisme di kalangan generasi muda yang mulai tergerus. Sehingga perlu menanamkan pentingnya implementasi 4 pilar wawasan kebangsaan dalam keseharian kehidupan masyarakat di tengah pola hidup setiap generasi muda yang berbeda.
Makna Implementasi Wawasan Kebangsaan Pancasila
Pada hari Senin malam beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 20 November 2023, lagi-lagi Muhammad Samsun yang merupakan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur mengadakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Ke-6 atau dikenal dengan Sosbang Ke-6. Penyelenggaraan Sosbang Ke-6 tersebut diadakan di dalam Aula Al-Hidayah di kawasan Mesjid Hayyun Mubarok yang berada di Jl. Penyinggahan, Kel. Loa Ipuh, Kec. Tenggarong, Kab. Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur.
Keadaan dan alasan miris yang merusak rasa nasionalisme di kalangan pemuda-pemudi akhir-akhir ini merupakan alasan khusus diselenggarakannya acara Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Ke-6 ini. Disebutkan pula bahwa Muhammad Samsun banyak menemukan keadaan dimana masyarakat tidak mampu melafalkan setiap sila Pancasila. Hal tersebut diutarakan kepada peserta Sosbang yang terdiri dari 150 anggota Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Kabupaten Kukar.
Pria yang akrab disapa Samsun tersebut turut prihatin dan tercengang saat menemukan fakta bahwa 24 dari 100 orang ternyata tidak hafal setiap sila Pancasila dan yang lebih menyedihkan lagi, 18 dari 100 orang tersebut bahkan tidak mampu mengetahui lagu kebangsaan Indonesia. Maka dari itu, berangkat dari fakta miris inilah Samsun meminta untuk menguatkan implementasi wawasan kebangsaan dengan melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan oleh seluruh anggota Senkom yang terdapat di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kukar sebagai agen perubahan atau pionir implementasi wawasan kebangsaan.
Menurut anggota legislatif daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Kukar itu, Indonesia masih mampu menjunjung nilai toleransi yang tinggi terhadap sesama sehingga mampu menjaga persatuan di tengah banyaknya perbedaan suku bangsa dalam masyarakat. Sementara di luar negeri ramai terjadi perang saudara yang tidak berkesudahan padahal hanya memiliki satu suku bangsa yang sama. Situasi saling membenci tersebut merupakan ironi, menyaksikan satu suku bangsa yang saling berselisih.
Oleh sebab itu, Indonesia patut bangga dengan implementasi wawasan kebangsaan dengan 4 pilar wawasan kebangsaan yang kuat, yaitu meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai pemersatu bangsa diantara kemajemukan. Inilah pentingnya untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi implementasi wawasan kebangsaan ke seluruh lapisan masyarakat agar selalu mengingat bahwa keberagaman yang ada justru menjadi kesatuan dan persatuan bangsa.
Nasionalisme Diperkuat Dengan Implementasi Wawasan Kebangsaan
Pada kesempatan tersebut, Ketua Senkom Kabupaten Kukar, yakni Hari Budianto menyatakan bahwa generasi muda sangat memerlukan kegiatan Sosbang ini untuk menguatkan nasionalisme dengan memaknai implementasi wawasan kebangsaan. Oleh karena itu, Hari Budianto menilai Sosbang ini diadakan sebagai suatu bentuk koneksi yang terjalin diantara Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dengan Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur.
Kegiatan Sosbang ini masih dibutuhkan oleh pihak Senkom untuk menjadi pengingat bagi generasi muda atas wawasan kebangsaan. Sehingga dapat melakukan implementasi wawasan kebangsaan dalam keseharian, dan tidak hanya mengetahui nilai-nilai wawasan kebangsaan itu sendiri. Apalagi sekarang masuk ke momen politik, Samsun khawatir keamanan dan ketertiban akan terganggu karena adanya perbedaan opini di masyarakat.
“Momen ini pas sekali untuk disampaikan, agar kita tidak terpecah belah dari dalam,” ucapnya.
Di sisi lain, Kepala Kesbangpol Kabupaten Kukar yakni Rinda Desianti menganggap perbedaan di Indonesia merupakan hal lumrah dan menjadi harmoni yang indah. Sehingga lantas dirinya membagikan cerita tentang pengalaman yang didapatkan saat bertandang ke Kota Singkawang. Dimana di Kota Singkawang penduduk muslim merupakan minoritas, namun hal tersebut tidak menghambat toleransi untuk dijunjung tinggi. Malah toleransi disana patut diteladani dan diapresiasi.
“Bicara internal kita bicara keberagaman. Persatuan jika tidak kita rawat maka ini berbahaya untuk negara kita,” tambah Rinda Desianti.
Sikap toleransi memang patut dipupuk sebagai implementasi wawasan kebangsaan di kalangan pemuda-pemudi. Lantaran pola hidup yang berbeda pada setiap generasi merupakan tantangan internal tersendiri untuk Indonesia. Maka untuk membangun pondasi persatuan dan kesatuan perlu dilakukan dengan upaya implementasi wawasan kebangsaan dalam menyikapi keberagaman melalui 4 pilar wawasan kebangsaan.
(ADV/DPRDPROVKALTIM/RH)