Samarinda, MEDIASAMARINDA.com – Kota Balikpapan merupakan salah satu daerah penyangga IKN yang menurut Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik memerlukan pembangunan infrastruktur konektivitas wilayah dalam bentuk jembatan yang menghubungkan Kota Balikpapan – Kabupaten Penajam Paser Utara. Selain untuk meningkatkan aksesibilitas, pembangunan ini juga bertujuan untuk mengatasi kepadatan penduduk.
Lonjakan Jumlah Penduduk Diantisipasi Dengan Pembangunan Infrastruktur Konektivitas
Sebagai salah satu daerah penyangga utama dari kawasan Kantor Staf Presiden yaitu inti pemerintahan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kota Balikpapan menjadi salah satu daerah penyangga yang diutamakan urgensi pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, sebagai salah satu daerah penyangga, Kota Balikpapan dinilai membutuhkan upaya perbaikan yang dilaksanakan selekas-lekasnya.
Upaya perbaikan tersebut perlu untuk dilaksanakan terutama setelah menyelesaikan agenda pembangunan terkait infrastruktur konektivitas wilayah, seperti misalnya pembangunan jembatan, pelabuhan, dan jalan yang memadai nan layak untuk memberikan dukungan terhadap pembangunan daerah pusat pemerintahan IKN.
Pembangunan infrastruktur adalah pembangunan di beberapa kawasan strategis dan potensial pada suatu wilayah. Beberapa kawasan tersebut biasanya merupakan kawasan perkotaan yang dijadikan sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, kawasan pariwisata, sampai dengan kawasan perdesaan.
Adapun manfaat pembangunan infrastruktur konektivitas yaitu diantaranya dapat mengurangi jumlah kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan, pemerataan penduduk, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Karena dengan adanya infrastruktur konektivitas wilayah ini, hubungan antara daerah satu dengan yang lainnya akan mudah terjalin untuk saling mendorong kegiatan perekonomian daerah dan pemerataan kependudukan.
Pernyataan tersebut merupakan hal yang disampaikan dan ditekankan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, yakni Akmal Malik. Pernyataan tersebut dipertegas dengan turut memberikan suatu penekanan bahwa mengatasi dan menangani peningkatan jumlah penduduk dan lonjakan kependudukan di Kota Minyak merupakan hal yang penting.
Seperti diketahui bersama bahwa Kota Balikpapan merupakan salah satu daerah pusat industri minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia, karena mampu menghasilkan minyak dalam jumlah yang banyak dan kualitas yang terbaik di kawasan Provinsi Kalimantan Timur. Sehingga Kota Balikpapan biasa disebut juga dengan julukan Kota Minyak.
Beberapa waktu lampau, pada saat diselenggarakannya Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pemerintah Daerah Tahun 2023 Kota Balikpapan, Pj Gubernur Akmal Malik membeberkan bahwa keadaan meningkatnya jumlah penduduk yang menghuni Kota Balikpapan sudah mulai tampak. Hal ini dilihat dari tingkat keterisian hotel yang sering penuh, rental kendaraan yang tidak pernah sepi penumpang, dan keadaan lalu lintas yang padat.
“Ini sudah terlihat dari penuhnya hotel, keterisian rental kendaraan, dan padatnya lalu lintas,” jelasnya.
Infrastruktur Konektivitas Sebagai Peningkat Aksesibilitas
Lebih lanjut Pj Gubernur Akmal Malik menambahkan bahwa perlu adanya pembukaan dan peningkatan akses di Kota Balikpapan. Pembukaan akses ini disertai dengan ketersediaan layanan untuk menuju ke daerah-daerah sekitarnya, misalnya Kabupaten Paser, Kota Samarinda, dan daerah lainnya.
Atas dasar hal tersebut Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik mendukung penuh langkah yang diambil untuk mendorong Kabupaten Penajem Paser Utara, agar mampu membuka diri dengan sejumlah daerah sekitar dan menciptakan pembangunan kawasan mandiri. Contoh kawasan mandiri tersebut adalah Desa Rico, Desa Petung, Desa Maridan, Kecamatan Babulu, Kecamatan Waru, dan kawasan mandiri lain.
Salah satu alternatif solusi untuk menjamin keterhubungan dan aksesibilitas daerah adalah dengan membangun infrastruktur konektivitas wilayah dengan membuat jembatan dari Kota Balikpapan menuju Kabupaten Penajam Paser Utara. Infrastruktur konektivitas dalam bentuk jembatan ini nantinya akan memperlancar lalu lintas orang dan barang, karena akses yang tersedia sejauh ini masih menggunakan Kapal Ferry melalui Pelabuhan Kariangau.
Sehingga urgensi kepentingan pembangunan infrastruktur konektivitas ini ditekankan untuk membuka akses Kota Balikpapan ke daerah penyangga IKN lainnya. Ini merupakan langkah antisipasi terhadap lonjakan kepadatan penduduk di Kota Balikpapan. Jadi pembangunan jembatan tujuannya bukan untuk pembangunan IKN, melainkan mengantisipasi adanya ledakan jumlah penduduk yang sesak di Kota Balikpapan.
Sehingga Pj Gubernur Akmal Malik mengamanahkan kepada pemerintah daerah untuk membuka titik bottleneck kepadatan penduduk. Dan mengingat pembangunan jembatan sebagai infrastruktur konektivitas wilayah tidak hanya sekedar wacana, sehingga dapat dieksekusi dengan segera dan tanpa kerumitan.
Kabupaten Penajam Paser Utara dan daerah penyangga lainnya juga perlu ditingkatkan aksesibilitasnya dengan pembangunan infrastruktur yang representatif. Hal ini juga untuk mengantisipasi lonjakan pertumbuhan penduduk dengan jumlah yang signifikan apabila pembangunan jembatan selesai.
(ADV/FIT/DISKOMIFOKALTIM)