
Samarinda, Mediasamarinda.com – Peningkatan kasus TBC di Kaltim setiap tahun menjadi perhatian khusus Dinas Kesehatan Samarinda. Oleh sebab itu Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengenali tanda awal TBC.
Begini Kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati Perihal Peningkatan Kasus TBC
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati, menyatakan keprihatinannya terkait lonjakan kasus Tuberkulosis (TBC) yang terjadi di Kota Samarinda. Tak heran, jika kasus TBC menjadi kasus penyakit menular yang mudah sekali meningkat secara drastic. Dalam hal ini Puji juga memberikan peringatan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut.

Puji Setyowati menyoroti pentingnya mengenali tanda-tanda awal TBC dan melakukan tindakan awal pencegahan. Gejala penyakit ini ciri-cirinya seperti batuk yang berlangsung dalam waktu yang lama, kesulitan tidur, hilangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan. Sebagai perwakilan resmi, Puji Setyowati menegaskan bahwa pemahaman akan gejala-gejala TBC adalah langkah krusial dalam deteksi dini TBC.
Dalam pernyataannya, Puji menekankan bahwa batuk yang berkepanjangan dan gejala lainnya harus dianggap sebagai tanda potensial TBC. Ia mengingatkan masyarakat akan urgensi konsultasi medis jika mengalami gejala tersebut.
Tindakan preventif, seperti penyuluhan mengenai TBC dan pentingnya pemeriksaan rutin, dianggap Puji sebagai upaya kolaboratif untuk menanggulangi peningkatan kasus TBC di masyarakat. Dengan demikian, peran aktif dan kesadaran masyarakat diharapkan dapat memitigasi dampak buruk penyakit ini di Kota Samarinda.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, terlihat adanya tren yang memprihatinkan terkait kasus tuberkulosis (TBC). Data menunjukkan bahwa angka kasus TBC menjadi kasus yang mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2021 ke tahun 2022.
Pada tahun 2021, jumlah kasus TBC mencapai 1.456, namun pada tahun 2022, angka tersebut meningkat menjadi 2.167. Peningkatan ini menunjukkan adanya tantangan serius dalam upaya pengendalian penyakit ini di Kota Samarinda.
Kenaikan jumlah kasus TBC menjadi keprihatinan yang besar dikarenakan dapat memengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dengan meningkatnya prevalensi TBC, perlu adanya langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang lebih intensif serta efektif.
Diperlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini. Selain itu, data ini juga memperlihatkan perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan pernapasan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan agar penyebaran TBC dapat dikendalikan.
Upaya edukasi dan promosi kesehatan perlu ditingkatkan guna memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai risiko dan cara mengurangi penularan penyakit ini.
Sebab Peningkatan Kasus TBC adalah Faktor Utama Yang Perlu Diketahui
Anggota Fraksi Demokrat yang menjadi legislator telah mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi pada peningkatan kasus TBC dengan memfokuskan perhatian pada aspek ekonomi yang memengaruhi akses terhadap perawatan.
Dalam konteks ini, terdapat kesulitan yang dihadapi oleh penderita TBC yakni dari lapisan ekonomi bawah, yang seringkali merasa ragu untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan. Menurut legislator tersebut, ada perbedaan signifikan dalam pendekatan terhadap perawatan TBC antara keluarga dengan kondisi ekonomi yang lebih baik dan mereka yang berasal dari lapisan ekonomi bawah.
Keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi cenderung mencari perawatan dari dokter spesialis dan mengakses layanan kesehatan yang lebih baik. Di sisi lain, penderita TBC dari lapisan ekonomi bawah menghadapi kendala yang menghambat mereka untuk menjalani pemeriksaan.
Disamping itu, hambatan pengobatan juga disebabkan oleh keterbatasan finansial atau ketidakpastian terkait proses perawatan. Dengan demikian, legislator Fraksi Demokrat memandang bahwa peningkatan aksesibilitas ekonomi terhadap perawatan TBC menjadi salah satu kunci dalam mengatasi masalah ini.
Dapat diatasi juga dengan memperhatikan perbedaan kondisi ekonomi sebagai faktor utama yang perlu diselesaikan untuk mengurangi angka kesakitan TBC. Pemberian perhatian lebih kepada pihak ekonomi rendah bisa mengurangi angka lonjakan TBC secara signifikan.
(ADV/DPRDPROVKALTIM/RH)