Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – Kebijakan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Kaltim kembali mendapatkan sorotan dari Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Samarinda, Muslimin, meminta KONI untuk melakukan analisa atas semua cabor (Cabang Olahraga) yang berlaga di BK PON (Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional)
Permintaan Muslimin atas Kebijakan KONI yang Kurang Tepat
KONI Kalimantan Timur mengirimkan berbagai macam Cabang Olahraga (Cabor) di Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (BK PON). Kegiatan Olahraga tahunan ini dilaksanakan di Sleman City Hall pada awal Oktober 2023 dan diikuti oleh 24 Provinsi di Indonesia dengan 21 kategori lomba, 320 peserta dari berbagai daerah.
Semua provinsi berkompetisi untuk mendapatkan tiket lolos ke ajang PON yang akan dilaksanakan di Aceh dan Sumatera Utara pada tahun 2024 mendatang. Setiap provinsi mengirimkan atlet terbaiknya termasuk Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam BK PON 2023, Kalimantan Timur mengirimkan 37 atletnya dan 7 pelatih di 49 cabang olahraga. Dari data terbaru (21/11), Kalimantan Timur berhasil mendapatkan 231 medali dan menduduki 4 besar. Dari banyaknya jumlah atlet itu langsung diapresiasi oleh Muslimin di semua cabang olahraga.
“Total itu dari 49 cabor yang mengikuti BK PON. Sedangkan yang lolos non medali ada 37 atlet dan 7 pelatih. Sehingga total ada 206 atlet dan 69 pelatih,” tutur Muslimin.
Di sisi lain, Muslimin juga masih mempertanyakan terkait kebijakan KONI dimana mereka hanya memberangkatkan atlet di cabor yang lolos zona medali. Kebijakan KONI itu didukung penuh oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur dan yang diberangkatkan adalah para atlet potensial.
“Kalau bicara pembinaan olahraga di Kaltim, kami sangat menyayangkan pernyataan seperti itu. Karena ini berbicara tentang pembinaan yang dilakukan di masing-masing cabor,” katanya.
Ia menyayangkan kebijakan KONI karena Muslimin menilai jika para peraih medali di BK PON belum tentu bisa dan mampu membawa medali emas, perak dan perunggu. Ungkapan itu ia katakan karena dari berbagai pengalaman sebelumnya terbukti dimana peraih emas di BK PON berbeda dengan saat pelaksanaan PON.
Menurutnya beberapa cabor yang tidak mendapatkan di BK PON justru berhasil meraih medali di PON. Semua kejadian itu harus menjadi catatan penting bagi KONI agar melakukan analisa lebih lanjut.
“Potensi-potensi medali dari setiap cabor, dengan meminta pemasukan dari cabor dan bukan langsung memutuskan. Kaltim punya anggaran besar, diapakan anggaran besar seperti itu,” tuturnya.
Ia mengatakan, jika dirinya akan mempertanyakan kebijakan KONI yang tidak meminta masukan dari setiap cabor. Ia akan terus menyelidiki termasuk para pengurus yang ikut dalam acara PON.
Muslimin menyampaikan jika kebijakan KONI dan Dispora Kalimantan Timur harus mengutamakan atlet dan pelatih untuk dibawa ke PON 2024 nantinya, selebihnya seperti pendamping KONI dan pendamping Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) tidak perlu diikutsertakan.
“Pendamping KONI tidak usah, pendamping Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) tidak usah. Uangnya fokuskan pada pembinaan atlet,” tuturnya.
Tugas dan Peranan KONI
KONI merupakan organisasi yang membawahi beberapa olahraga baik di tingkat pusat atau provinsi seperti Kalimantan Timur, Jawa, Sumatera Utara dan provinsi lain. Adapun cabang olahraga di bawah naungan KONI yakini Atletik, Aero Sports, Panahan, Renang, Bulutangkis, Bridge, Catur, Anggar dan beberapa olahraga lainnya. Setiap olahraga di KONI itu memiliki persatuan dan itu terbagi juga di setiap Provinsi hingga pusat.
KONI memiliki tugas untuk membina, mengembangkan serta mengelola para atlet yang ada di bawah naungannya agar nantinya bisa ikut dalam kompetisi di tingkat nasional. Selain itu, KONI juga perlu melakukan koordinasi organisasi olahraga, cabor komite olahraga yang ada di tingkat kota atau kabupaten.
Dalam peranannya, KONI bertanggung jawab untuk bisa meningkatkan kualitas para atlet sekaligus melakukan pembinaan olahraga secara nasional. Proses pembinaan itu harus dilakukan secara maksimal agar para atlet bisa meraih prestasi olahraga secara optimal.
(ADV/DISPORAKALTIM/AD)