Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kalimantan Timur (Kaltim), Agus Hari Kesuma, melalui Kepala Bidang Pengembangan Pemuda, Rasman, mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan Kesenian Reog Ponorogo. Ekspresi ini terjadi saat Rasman menghadiri kegiatan Kecakapan Hidup di Kecamatan Long Mesangat, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Kesenian Reog Ponorogo Meriahkan Kutai Timur : Rasman Dorong Pemerintah Dukung Pelestarian
Pengalaman tak terlupakan Rasman dimulai sebelum acara dimulai, ketika ia diajak naik ke atas kepala Reog Ponorogo oleh salah satu grup kesenian yang tampil dalam acara tersebut. “Pertama kalinya saya berinteraksi langsung dengan Reog Ponorogo. Pengalaman yang menarik sebelum acara dimulai,” ujar Rasman dengan antusias.
Dalam penilaiannya terhadap penampilan grup kesenian tersebut, Rasman menegaskan bahwa kesenian Reog Ponorogo telah menjadi daya tarik utama dalam berbagai acara di Kaltim, dari kegiatan pemerintahan hingga olahraga. Mereka tidak hanya menyemarakkan acara, tetapi juga memberikan hiburan luar biasa.
“Reog Ponorogo sering tampil di acara-acara di Kaltim, baik olahraga, musik, atau pemerintahan. Mereka selalu meramaikan acara dengan penampilannya,” tambahnya.
Rasman menyuarakan harapannya agar seni dan budaya lokal, seperti kesenian Reog Ponorogo, terus dilestarikan dengan melibatkan generasi muda dan anak-anak. Menurutnya, kesenian ini bukan hanya sebuah pertunjukan, tetapi juga merupakan aset budaya yang harus dijaga keberadaannya.
“Seni budaya lokal kita seperti Reog Ponorogo harus dilestarikan dengan melibatkan pemuda dan anak-anak sebagai penerusnya. Ini aset budaya yang harus dijaga,” tegas Rasman.
Dorongan untuk melestarikan seni dan budaya lokal ini tidak hanya berasal dari Rasman, namun juga melibatkan pemerintah daerah dan DPRD. Rasman berharap adanya perhatian serius dari berbagai pihak untuk mendukung upaya pelestarian seni dan budaya lokal, khususnya Reog Ponorogo, yang sangat digemari oleh masyarakat Kaltim. Dia yakin bahwa kesenian ini memiliki potensi pariwisata yang patut dikembangkan.
“Saya harap pemerintah daerah dan DPRD memberikan perhatian pada upaya pelestarian kesenian lokal seperti Reog Ponorogo ini. Sehingga perlu menjadi perhatian dari pemerintah daerah termasuk dari legislatif,” pungkasnya.
Rasman meyakini bahwa dengan upaya pelestarian dan pengembangan yang dilakukan secara kolaboratif, kesenian dan budaya lokal, seperti kesenian Reog Ponorogo, akan terus hidup dan memberikan warna dalam kehidupan masyarakat Kaltim hingga generasi mendatang.
Sebagai bagian dari inisiatif pelestarian ini, di Long Mesangat akan diadakan 5 bidang pelatihan, termasuk bidang sablon dan desain, peternakan, tata boga, perbengkelan, dan makeup artist. Dengan langkah-langkah konkrit seperti ini, diharapkan tradisi Reog Ponorogo tetap menjadi bagian yang tak tergantikan dalam kehidupan masyarakat Kaltim.
Antusiasme Tinggi saat Deklarasi Paguyuban Kesenian Reog Ponorogo di Samarinda
Deklarasi Paguyuban Reog Ponorogo Kota Samarinda sudah secara resmi dibentuk. Acara ini menjadi tonggak bersejarah bagi warga Samarinda, terutama para pecinta seni dan budaya Reog Ponorogo.
Nidya Listiyono, Ketua Paguyuban Reog Ponorogo Kota Samarinda dan sekaligus Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur, dengan penuh semangat memaparkan tujuan di balik deklarasi tersebut. Dalam keterangannya, Nidya menjelaskan bahwa deklarasi ini bukan hanya tentang mengumpulkan seniman dan budayawan, tetapi juga tentang peran aktif paguyuban sebagai instrumen pelestarian kesenian Reog Ponorogo.
Paguyuban Reog Ponorogo Kota Samarinda diharapkan dapat menjadi pusat regenerasi pecinta seni dan kebudayaan Reog Ponorogo. Nidya menggarisbawahi bahwa tujuan utama paguyuban adalah mendukung setiap agenda dan tujuan pembangunan Pemerintah Kota Samarinda, serta menjaga agar warisan budaya tak benda Reog Ponorogo tetap hidup dalam keberlanjutan sejarah dan seni.
Sebagai Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Nidya menyatakan kesiapannya untuk mendukung paguyuban dalam setiap langkah pelestarian dan pengembangan kesenian. Ia berharap bahwa deklarasi ini dapat menjadi langkah awal yang signifikan untuk memastikan kekayaan budaya Indonesia, khususnya Reog Ponorogo, terus berkembang di Kota Samarinda.
Deklarasi ini juga merupakan upaya untuk menggalang komunitas pecinta seni dan budaya, menciptakan pusat regenerasi yang berfokus pada pelestarian tradisi lokal. Nidya menekankan bahwa menjaga dan melestarikan sejarah serta budaya Nusantara adalah tanggung jawab bersama, dan melalui langkah-langkah konkret seperti deklarasi ini, diharapkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia akan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Kota Samarinda.
Masyarakat Samarinda berharap agar Paguyuban Reog Ponorogo Kota Samarinda dapat menjadi pelopor dalam upaya pelestarian dan pengembangan kesenian, memastikan bahwa kebudayaan yang kaya dan indah ini tetap hidup dan berkembang di tengah-tengah mereka. Dengan semangat kolektif, diharapkan Kota Samarinda dapat menjadi pusat yang memancarkan keindahan seni dan budaya Reog Ponorogo di wilayah Kalimantan Timur.
(ADV/DISPORAKALTIM/AD)