31.7 C
Samarinda
7 Februari 2025
BerandaKaltimIni Upaya Dinkes Kaltim Untuk Kurangi Resiko Penyakit Zoonosis di Indonesia

Ini Upaya Dinkes Kaltim Untuk Kurangi Resiko Penyakit Zoonosis di Indonesia

Date:

Must read

Related News

Wisata Alam Gunung Boga Menjadi Destinasi Favorit Pada 2022. Pihak Pemkab Siap Menyokong 

Paser, MEDIASAMARINDA.COM - Akaml Malik selaku PJ Gubernjmur Kalimantan...

FPTI Luncurkan Pembinaan Prestasi Untuk Capai Hasil Ambisius di PON Mendatang

Samarinda, MediaSamarinda.com - Untuk meningkatkan jumlah peraihan medali pada...

Ini Target Perolehan Medali Kaltim Agar Raih Posisi 5 di PON 2024

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Atlet kontingen Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan target...

Gelar Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana, Begini Harapan BPBD Samarinda!

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama...

Selamat! BK PON Hasilkan 248 Medali, Kaltim Sukses Duduki Peringkat 4 Nasional

Samarinda, Mediasamarinda.com - Provinsi Kaltim kembali berhasil mengukir prestasi...

SAMARINDA, MEDIASAMARINDA.com – Resiko penularan penyakit zoonosis di Indonesia menjadi isu krusial yang saat ini tengah membutuhkan strategi khusus dalam penanganannya. Dinkes Kaltim bersama Dinas Peternakan Kaltim pun berkolaborasi melalui pelatihan One Health Collaborating Center (OHCC) dalam upaya pencegahan penyakit menular dari hewan ke manusia.

Isu Penyakit Zoonosis di Indonesia

Zoonosis di Indonesia
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kaltim, Setyo Budi Basuki

Penyakit zoonosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mikroorganisme parasit seperti bakteri, virus, dan jamur. Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh protozoa maupun cacing. Penularannya pun terbilang cukup cepat sehingga beresiko mengakibatkan wabah penyakit global.

Isu penyakit zoonosis ini bukan hanya ada di Indonesia, melainkan menjadi persoalan yang tengah dialami pula oleh negara-negara di dunia, khususnya di wilayah Asia Tenggara. Pasalnya, Asia Tenggara dikenal sebagai pusat penyebaran penyakit yang mengancam adanya penularan secara massal.

Menindaklanjuti hal tersebut, dibentuklah sebuah program tingkat internasional yang diinisiasi oleh One Health Collaborating Center (OHCC). Melalui program ini, pihaknya pun bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada dalam upaya pencegahan penyakit zoonosis di Indonesia.

Prof. Wayan Tunas Artama selaku Koordinator One health Collaboration Center UGM menjelaskan terkait faktor penyebab penyakit zoonotis khususnya di era globalisasi seperti sekarang ini. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya keamanan pangan, perubahan iklim, naiknya mobilitas penduduk, dan maraknya industrialisasi.

Selain itu, Wayan juga menyebut terkait media penularan penyakit zoonosis yang terbagi menjadi tiga cara, yakni secara langsung, tidak langsung, dan konsumsi. Sesuai penamaannya, penularan secara langsung diakibatkan oleh adanya kontak fisik antara manusia dengan hewan.

Selanjutnya, penularan tidak langsung disebabkan oleh adanya media perantara yang sebelumnya sudah terinfeksi oleh penyakit zoonosis. Dan terakhir penularan melalui cara konsumsi diakibatkan pula oleh makanan atau minuman yang sebelumnya sudah terkontaminasi penyakit zoonosis.

Di samping isu terkait pencegahan penyakit zoonosis di Indonesia, Wayan turut meminta agar pemerintah maupun masyarakat peduli terhadap adanya penularan wabah sejenis seperti penyakit emerging. Penyakit emerging adalah penyakit yang disebabkan pula oleh bakteri maupun virus, dimana penyebarannya dapat berlangsung secara cepat dan mampu menyebabkan infeksi.

Seringnya, penularan penyakit emerging berasal dari satwa-satwa liar. Sejumlah contoh kasus tersebut pun diantaranya pandemi Ebola, Covid 19, Nipah, dan West Nile. Menurut data dari Menteri Kesehatan, sebanyak 75% penyakit emerging maupun zoonosis berasal dari satwa liar yang berperan sebagai reservoir atau pembawa virus.

Resiko Penyakit Zoonosis di IKN

Berdasarkan faktor penyebab penularan penyakit zoonosis di Indonesia, Provinsi Kalimantan Timur pun menjadi salah satu wilayah yang memiliki resiko terdampak wabah zoonosis. Lantaran, meningkatnya aktivitas di IKN seperti meledaknya jumlah penduduk dan maraknya industrialisasi.

Selain itu, ada pula faktor yang diakibatkan oleh satwa liar. Sejumlah faktor ini tentu menjadi pemicu yang sangat berpengaruh sebagaimana dijelaskan oleh Koordinator One health Collaboration Center UGM, Prof. Wayan Tunas Artama.

“Karna sebagian besar menurut statistik ditularkan akibat besarnya mobilitas orang, kedua satwa liar, karna Kaltim ini kan aktifitas wild livenya tinggi dan potensi mobilitas masyarakat saat dibangun IKN juga tinggi,” tutur Wayan.

Dengan demikian, diperlukan kolaborasi dan sinergi khusus dalam menangani persoalan tersebut. Salah satunya yakni mengikuti pelatihan One Health Sistem Mapping dan Analytics Resources Toolkit seperti yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur bersama Dinas Peternakan Kaltim.

Melalui pelatihan yang digelar di Kota Samarinda, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kaltim Setyo Budi Basuki menyampaikan isu yang dibahas dalam kegiatan tersebut yakni terkait pencegahan penyakit zoonosis di Indonesia, khususnya di Provinsi Kaltim.

“Untuk bisa mengidentifikasi program di masing-masing bidang, terkait kesehatan hewan agar rantainya tidak ke manusia, jadi kita berkolaborasi menyelesaikan masalah kesehatan hewan ini,” pungkas Basuki. (ADV/DINKESKALTIM/GSM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini