SAMARINDA, MEDIASAMARINDA.com – Karya tulis berjudul “Mengayuh Waktu Membangun Kukar” merupakan buku kedua Bupati Kukar, Edi Damansyah yang resmi meluncur di tahun 2023 ini. Tepatnya, pada Minggu (1/10/2023) dalam gelaran Expo Erau Adat Pelas Benua yang berlangsung di halaman parkir Stadion Rondong Demang Tenggarong.
Sebagai Referensi Kaum Milenial
Edi Damansyah selaku Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) resmi meluncurkan buku keduanya yang bertajuk “Mengayuh Waktu Membangun Kukar”. Diketahui, proses penulisan mahakarya tersebut memerlukan waktu sekitar enam bulan.
Selain itu, buku ini juga resmi launching di hadapan publik saat berlangsungnya Expo Erau Adat Pelas Benua yang berlokasi di halaman parkir Stadion Rondong Demang Tenggarong.
Orang nomor satu di Kukar ini rupanya memiliki hobi menulis usai buku pertamanya terbit dan diberi judul “Garis Tangan”. Jika pada buku sebelumnya Edi menorehkan perjalanan hidup hingga kisah asmaranya, maka di buku kedua ini Edi menceritakan tentang perjalanan karir dan karakter kepemimpinan, kinerja dan komitmen.
Selain itu, buku kedua Bupati Kukar ini juga bertujuan sebagai sumber rujukan bagi para milenial, khususnya masyarakat Kutai Kartanegara.
“Salah satu tujuan diluncurkannya buku ini adalah sebagai referensi dan melengkapi pustaka bagi generasi muda sekarang dan yang akan datang khususnya di Kutai Kartanegara,” ungkap orang nomor satu di Kukar itu.
Buku Kedua Bupati Kukar : Pesan Bagi Para ASN

Menjabat sebagai seorang bupati, Edi Darmansyah tampaknya ingin menekuni kiprahnya di dunia kepenulisan. Melalui beragam karya mulai dari buku autobiografi dan buku yang baru ini, Edi bukan hanya menyampaikan pesan tersirat kepada generasi muda, melainkan juga kepada rekan-rekan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hal itu pun diungkapkan Edi saat berada di atas podium Expo Erau Adat Pelas Benua, Minggu (1/10/2023). Edi menghimbau agar para ASN tidak hanya sekedar bekerja, melainkan harus pula menerapkan prinsip keikhlasan, kerja keras, dan bagaimana caranya dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Selalu berpikir apa yang dilakukan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,”
Lebih lanjut, Edi juga menegaskan kepada para generasi muda jika siapapun dapat menjadi apapun selagi memiliki kemauan dan ikhtiar yang kuat. Pernyataan ini diungkapkannya sebagai seorang yang lahir dari tanah hulu.
“Buku ini untuk menginspirasi para generasi muda terutamanya bagi dari kampung pedalaman. Terus semangat karena kita punya kesempatan yang sama,” tutupnya.
Karya Tulis Pertama Bupati Kukar
Seperti yang sudah diketahui, buku kedua Bupati Kukar baru saja launching pada Minggu (1/10/2023) kemarin. Dalam buku tersebut, Edi menyampaikan kepiawaiannya dalam menulis seperti saat dirinya menerbitkan buku pertama yang berjudul “Garis Tangan”.
Pada buku pertama itu, Edi menceritakan perjalanan hidupnya yang terlahir di Desa Ngayau, Kecamatan Muara Bengkal, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) hingga sampai ke daerah Tenggarong.
Bukan hanya itu, buku bertajuk “Garis Tangan” juga menceritakan perjalanan karir Edi sebelum menjadi PNS hingga menjadi seorang bupati. Edi mengungkapkan, bahwa di balik keberhasilannya ia juga sempat mengalami sejumlah kegagalan.
“Dengan rasa terharu dan bahagia sempat merasakan empat kali daftar tidak lolos jadi PNS, betapa susahnya jadi pegawai saat itu,” ujar Bupati Kukar.
Melalui buku tersebut, Edi juga turut mengisahkan cerita romansa bersama sang istri, Maslianawati. Konon, keduanya bertemu sejak tahun 1983 silam. Edi yang saat itu bersekolah di SMA YPK Tenggarong mengaku jatuh cinta kepada Maslianawati yang kala itu masih sekolah di SMP YPK Tenggarong.
Dengan keberanian dan kemantapan hati, Edi akhirnya meminang Maslianawati yang kala itu masih mempunyai pacar. Kisah singkat itupun akhirnya menjadi bumbu dalam buku dengan 97 halaman tersebut.
Perlu diketahui, peluncuran buku pertama Bupati Kukar itu dilakukan tepat di hari ulang tahunnya yang ke-57. Selain itu, peresmian itu pun dihadiri pula oleh tiga tokoh penyusun yang terdiri dari Felanas Mustari sebagai editor, Syafrudin Pernyata sebagai ketua Gerakan Literasi Kutai (GLK) Kaltim dan Viola sebagai tokoh milenial GLK Kukar.