Kutai Kartanegara, MEDIASAMARINDA.com – Selama waktu yang cukup lama, pembangunan tempat wisata sudah berjalan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), baik yang menawarkan pengalaman alam maupun desain modern untuk memenuhi kebutuhan berbagai kebutuhan penduduk. Akan tetapi saat ini, sejumlah besar tempat wisata tersebut sedang menghadapi kendala operasional yang berdampak pada masalah keuangan. Situasi ini semakin memburuk akibat dampak pandemi beberapa tahun belakangan ini.
Diperlukan Juga Kontribusi Investor dalam Pemeliharaan
Lebih jauh lagi, perkembangan tempat-tempat wisata ini jelas terkait dengan peran penting investor. Namun, sumbangan mereka tidak tampak dalam hal perawatan dan operasional. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kukar, Slamet Hadi Raharjo, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah saat ini sedang melakukan upaya perbaikan terhadap beberapa objek wisata yang sebelumnya terlantar.
Karena itu, Raharjo menggarisbawahi bahwa Dispar Kukar kembali memerlukan dukungan berbagai investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan tempat wisata di wilayah Kutai Kartanegara. “Saat ini, hanya sedikit investor yang bersedia berkontribusi dalam upaya perbaikan dan pemeliharaan ini,” ujar Raharjo pada hari Senin (09/10/2023) lalu.
Mendatang, Dispar Kutai Kartanegara akan mengulang pesan kepada para investor yang masih tertarik untuk berpartisipasi dan memberikan kontribusi dalam proyek pengembangan tempat-tempat wisata ini. Sementara itu, Dispar Kukar sedang aktif merencanakan pembangunan untuk mempersiapkan pelaksanaan proyek dan menjauhkan diri dari potensi masalah atau hambatan yang mungkin muncul di masa yang akan datang.
Sudah Ada Ketertarikan dari Beberapa Investor
Slamet kembali menyampaikan bahwa saat ini, sudah ada 5 investor yang menawarkan layanan mereka dan berkeinginan untuk melakukan pembangunan tempat wisata di wilayah Kukar. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa investor pembangunan tersebut terdiri dari beberapa perusahaan nasional dan juga perusahaan lokal. Respons dan penawaran dari beberapa investor ini sangat dihargai oleh pihak Dispar Kutai Kartanegara.
Meskipun telah menghubungi sejumlah investor dalam upaya mengajukan proposal untuk mengelola tempat-tempat wisata, banyak di antara mereka yang tidak pernah memberikan respons atau penjelasan yang memadai setelah pertemuan pertama. “Ketika awal pertemuan dengan investor, mereka begitu antusias, tetapi setelah diminta untuk menyusun dokumen-dokumen dan konsep pengelolaan, hingga saat ini belum ada satupun yang memberikan jawaban,” begitu ungkapannya.
Perlu dicatat, salah satu rekomendasi untuk pembangunan tempat wisata yang sangat diharapkan oleh pihak Dispar Kukar adalah perbaikan dan pembenahan Pulau Kumala di Tenggarong. Pulau Kumala telah menjadi tujuan utama wisata bagi seluruh penduduk Kalimantan Timur. Oleh karena itu, upaya pembenahan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi industri pariwisata di Kutai Kartanegara.
Kontribusi Investor dalam Pembangunan Tempat Wisata
Di samping itu, Slamet juga mencatat bahwa keterlibatan investor dalam pembangunan tempat wisata ini membawa berbagai keuntungan bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar). Beberapa di antaranya melibatkan aspek anggaran dan pendapatan daerah yang signifikan.
“Manfaat yang dapat diperoleh meliputi beberapa aspek penting. Pertama, tidak ada dana yang perlu dialokasikan dari APBD yang dikeluarkan oleh Dispar untuk pembangunan tempat wisata. Kedua, proyek pembangunan dapat berjalan dengan lebih lancar berkat kontribusi dari pihak ketiga, yaitu investor. Dan yang ketiga, terdapat peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mengalir ke kas Pemerintahan Kukar,” tambah Slamet.
Pentingnya peran dari beberapa investor ini bukan hanya dari segi penambahan dana, tetapi juga dalam memberikan dukungan teknis dan pengawasan dalam pelaksanaan proyek. Kedua aspek ini dapat secara tidak langsung meningkatkan kualitas tempat-tempat wisata itu sendiri, sehingga memberikan manfaat yang lebih besar bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tidak hanya itu, kontribusi ini juga berpotensi memberikan keuntungan finansial yang signifikan bagi para investor pembangunan jika tempat wisata yang telah diperbaiki dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan pendapatan. Hal ini menjadi penting karena saat ini Kalimantan Timur dianggap masih kekurangan wahana hiburan yang memadai untuk warganya.