Samarinda, MEDIASAMARINDA.com – Dalam upaya untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan, Disdikbud Kaltim mengambil langkah tegas melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disdikbud Kukar), Thauhid Afrillian Noor. Ia secara masif menghimbau kepada semua tenaga pengajar pendidikan untuk mengambil peran sebagai guru penggerak demi kemajuan pendidikan di Provinsi Kaltim.
Guru Penggerak Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Thauhid menyampaikan himbauannya dalam Diskusi Pendidikan yang berfokus pada “Peran Guru Penggerak dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.” Diskusi ini diadakan atas kerja sama antara Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Timur dan Komisi X DPR RI.
Acara diskusi sendiri telah diadakan pada tanggal 29 Juli 2023 di Hotel Fatma, Jl. K.H. Ahmad Muksin, Kecamatan Tenggarong. “Kami mengajak semua tenaga pengajar di Kukar untuk secara aktif menjadi guru penggerak,” ujar Thauhid dengan tekad. Ia mengakui bahwa saat ini Kukar masih kekurangan jumlah guru penggerak.
Sejatinya, banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan Program Guru Penggerak ini. Beberapa di antaranya termasuk kuota terbatas dan pembatasan umur yang menyebabkan hanya sedikit guru Kukar yang berhasil lolos seleksi Program Guru Penggerak (PGP).
Thauhid juga turut menjelaskan bahwa, hasil dari program PGP ini telah terbukti meningkatkan mutu para guru dan pendidikan di wilayah Kukar. Tentu saja, dampak positif tersebut akan tercermin pada kualitas pembelajaran yang diberikan kepada para murid di berbagai sekolah.
Manajemen Sekolah yang Berkualitas Jadi Standar Penting
Seiring dengan pernyataan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), para guru yang mengikuti program ini memiliki kesempatan untuk kemudian merangkap sebagai kepala sekolah atau pengawas sekolah. Namun, hal ini tentu saja diikuti dengan mekanisme seleksi yang ketat dan berstandar.
“Dalam konteks ini, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara bertujuan untuk memiliki kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang mumpuni. Salah satu syarat yang harus terpenuhi adalah status sebagai Guru Penggerak,” tambah Thauhid dengan keyakinan.
“Kami berharap agar seluruh sekolah di Kukar dapat memiliki manajemen yang unggul dan mampu mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan segera,” tambahnya lagi, menegaskan pentingnya proses belajar mengajar yang berkualitas bagi para murid di sekolah.
Dihadiri Sejumlah Tokoh Penting Pendidikan Kaltim
Tidak hanya Thauhid, diskusi tersebut juga turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dalam dunia pendidikan. Beberapa di antaranya adalah Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (BPMP) Kalimantan Timur, Dr. Khairullah, M.Pd.
Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Kaltim, Wiwik Setiawati, M.Pd., juga turut memberikan pandangan dan arahan terkait upaya memajukan pendidikan di wilayah tersebut. Semua pihak sepakat bahwa peran guru penggerak memiliki dampak yang signifikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
Penjelasan Seputar Program Guru Penggerak
Program Guru Penggerak adalah suatu program yang digagas oleh Kemendikbudristek dengan tujuan untuk memberikan pendidikan agar para guru dapat menjadi pemimpin pembelajaran dan menggerakkan ekosistem pendidikan. Program ini mencakup kegiatan pelatihan secara daring, lokakarya, konferensi, dan hingga pemberian pendampingan selama 6 bulan.
Para guru yang mendaftar pun harus melewati proses seleksi dan dinyatakan lulus terlebih dahulu, sebelum akhirnya dapat mengikuti PGP. Selama pelatihan berlangsung, guru selaku peserta nantinya dapat tetap menjalani kegiatan mengajar seperti biasa.
Melalui program ini, para guru penggerak nantinya diharapkan dapat berkontribusi untuk sekolah dan komunitas di sekitarnya melalui berapa cara berikut ini.
- Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi secara mandiri.
- Memiliki kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
- Merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua.
- Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid.
- Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Tidak hanya sampai di situ, asesmen juga akan terus dilakukan kepada para guru penggerak sebagai bentuk pengawasan dari Kemendikbudristek. Langkah asesmen yang dilakukan meliputi penugasan dan praktik selama pelatihan, umpan balik dari rekan sejawat, fasilitator, dan kepala sekolah, hingga melihat peningkatan hasil belajar siswa.