
Kutai Kartanegara, Mediasamarinda.com – Dalam usahanya lawan stunting, telah mencapai tonggak penting dengan peluncuran program inovatif ‘D’Best 2023’. Program yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ini bertujuan untuk mengatasi masalah stunting yang telah menjadi fokus perhatian nasional.
Mengukir Prestasi di Kutai Kartanegara: Langkah Konkret Lawan Stunting Melalui Kemitraan OPD
Tiga desa di Kutai Kartanegara telah diumumkan sebagai role model dalam pelaksanaan program ‘D’Best 2023’. Langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif daerah dalam mengatasi permasalahan stunting yang telah menjadi fokus nasional.
Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin, mengungkapkan pentingnya program ‘Kukar Idaman’, yang mencakup berbagai kegiatan terkait pengentasan kemiskinan dan lawan stunting. Program ini tidak hanya fokus pada peningkatan infrastruktur dan pelayanan kesehatan, tetapi juga pendekatan holistik untuk memastikan kesejahteraan anak-anak di Kukar.

“Kolaborasi ini penting sehingga bisa memaksimalkan pengentasan kemiskinan dan penurunan angka stunting di Kutai Kartanegara sesuai yang target diharapkan,” ujar Rendi Solihin. Pendekatan lintas sektoral ini melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam upaya pengurangan stunting.
Kabar baik datang dari hasil kerja kolaboratif lintas OPD, di mana angka stunting di Kukar hingga September 2023 mengalami penurunan yang signifikan. “Dari info yang kami dengar dari 27 persen sudah dibawah 15 persen, kita tunggu releasenya kementerian kesehatan Desember nanti,” kata Rendi.
Kepala Dinas P2KB Adinur menggarisbawahi bahwa stunting bukan hanya ditandai oleh kondisi fisik. “Kenapa stunting itu penting, karena dampak jangka pendek dan panjangnya cukup mengkhawatirkan kita semua,” jelas Adinur.
Acara ini juga menjadi momen penting dengan penyerahan alat peraga stunting oleh Wabup Rendi Solihin kepada kepala Desa Samboja Kuala dan bantuan freezer kepada UMKM, menunjukkan komitmen daerah dalam lawan stunting.
Kutai Kartanegara telah menunjukkan dedikasi dan kerja keras dalam upayanya menghadapi dan mengurangi kasus stunting. Dengan strategi yang komprehensif dan kolaborasi yang erat, upaya mereka berpotensi menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam lawan stunting stunting.
Kutai Kartanegara Perkuat Strategi Lawan Stunting: Sinergi Program D’Best 2023 dan Pengasuhan 1000 Hari Pertama
Kutai Kartanegara, yang baru-baru ini mencatat kemajuan signifikan dalam upaya lawan stunting melalui program D’Best 2023, kini mengambil langkah lebih jauh dengan memfokuskan pada periode kritis 1000 hari pertama kehidupan. Pemkab Kukar telah mencanangkan Desa Giri Agung, Kecamatan Sebulu, sebagai contoh utama penerapan program D’Best Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini, yang berlangsung di Kantor Desa Giri Agung, dihadiri oleh pejabat tinggi daerah, kepala desa, dan warga. Ahyani Fadianur Diani, Staf Ahli Bidang Umum yang mewakili Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, membuka acara ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pentingnya program D’Best Pengasuhan dalam rangka percepatan penurunan stunting, sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang menekankan peran aktif semua pihak dalam upaya ini.
Angka prevalensi stunting di Indonesia, berdasarkan data SSGI 2022, adalah 21,6%, menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. Namun, di Kalimantan Timur dan khususnya di Kabupaten Kukar, angka ini mengalami kenaikan, mempertegas urgensi penanganan stunting di daerah ini.
Dalam program D’Best Pengasuhan HPK di Desa Giri Agung, Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB, akan memainkan peran penting. Mereka akan bekerja di lapangan untuk memberikan pendampingan, melakukan pendataan, memberikan informasi, edukasi, serta upaya preventif dan promosi untuk mencegah stunting.
Dengan suksesnya program D’Best Giri Agung, diharapkan ini akan menjadi contoh bagi kecamatan lain di Kutai Kartanegara. Semua camat diharapkan dapat memainkan peran dalam mencegah stunting di wilayahnya masing-masing.
Acara pencanangan ini juga mencakup penyerahan alat peraga, pelepasan balon, gunting pita, dan peninjauan program, simbolisasi komitmen kuat Pemkab Kukar dalam lawan stunting.
Stakeholders dari berbagai kelompok kegiatan termasuk Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R), posyandu, PAUD, TP-PKK, Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan berbagai organisasi masyarakat lainnya akan berkolaborasi untuk menjalankan tugas dan fungsi mereka secara bersama-sama dalam pencegahan stunting.
Dengan program D’Best Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan di Desa Giri Agung, Kutai Kartanegara menunjukkan komitmen dan inovasi dalam strategi mereka untuk lawan stunting, memperkuat fondasi yang telah dibangun oleh program D’Best 2023.