Kaltim, MEDIASAMARINDA.com – Dalam upaya tanggap terhadap perubahan cuaca yang signifikan dan dampaknya pada kesehatan warga, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) terus berkomitmen dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya kewaspadaan terhadap potensi penyakit selama musim kemarau (11/8/23). Tindakan ini dilakukan guna mengantisipasi fluktuasi cuaca yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Fit Nawati Mendorong Kesadaran Masyarakat: Jaga Kesehatan dan Antisipasi Risiko Akibat Kemarau Panjang
Dalam beberapa bulan mendatang, wilayah Kalimantan Timur dihadapkan pada kemarau panjang yang dapat memicu sejumlah masalah. Kekeringan bukanlah satu-satunya efek yang perlu diwaspadai. Fit Nawati, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim, menegaskan bahwa musim kemarau memiliki potensi untuk mempengaruhi baik individu maupun lingkungan dengan berbagai cara.
Salah satu dampak yang perlu diwaspadai akibat kemarau adalah terjadinya pencemaran air akibat kelangkaan pasokan air bersih. Situasi ini dapat berdampak serius pada peningkatan kasus diare dalam masyarakat. Sementara itu, ancaman kebakaran hutan juga meningkat, yang bisa berkontribusi pada gangguan infeksi saluran pernapasan karena adanya asap dan partikel berbahaya di udara.
“Memang saat kemarau panjang seperti ini banyak potensi penyakit yang akan muncul, kita sudah mulai sosialisasikan ke masyarakat untuk terus jaga kebersihan dan kesehatan, apalagi cuaca sekarang jika ada kebakaran akibat kekeringan bisa ISPA sedangkan kalau pencemaran air juga berpotensi diare,” ungkap Fit Nawati dalam pernyataannya di kantor.
Tantangan Kesehatan pada Musim Kemarau Panjang: Fokus pada Anak-anak dan Ancaman Dehidrasi
Tidak hanya itu, dampak dari musim kemarau yang berkepanjangan membawa tantangan kesehatan lainnya, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak. Ancaman dehidrasi menjadi hal yang patut diperhatikan selama musim kemarau, terutama ketika masyarakat beraktivitas di luar ruangan. Dinkes Kaltim dengan tegas mengajak masyarakat untuk selalu memantau tingkat hidrasi tubuh mereka.
Geografi Kalimantan Timur, terutama di wilayah Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Berau, memiliki ciri khusus. Desa-desa di daerah tersebut terletak cukup jauh dari fasilitas layanan kesehatan utama. Mengingat kondisi ini, Dinkes Kaltim mengalihkan perhatiannya untuk mengurangi dampak kesehatan di wilayah-wilayah ini.
Fit Nawati berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan selama musim kemarau terus meningkat. Selain itu, ia mengimbau agar pelayanan kesehatan yang komprehensif dan tindakan preventif seperti vaksinasi influenza dan imunisasi rotavirus terus dilaksanakan. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mencegah berbagai potensi serangan penyakit yang dapat dipicu oleh faktor lingkungan di musim kemarau, seperti campak, difteri, dan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Upaya Dinkes Kaltim Hadapi Musim Kemarau
Dalam menghadapi ancaman penyakit selama musim kemarau, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur telah mengintensifkan upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Fit Nawati, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim, menjelaskan bahwa fluktuasi cuaca yang tidak menentu di beberapa wilayah Kaltim saat ini akan berdampak signifikan pada kesehatan individu dan lingkungan.
Kemarau yang berlangsung lama bisa mengakibatkan pencemaran air, yang berpotensi memicu masalah seperti diare, dan juga meningkatkan risiko gangguan pernapasan karena kebakaran hutan. Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat mengatasi potensi penyakit ini dengan lebih efektif lagi.
Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur juga menyoroti bahwa musim kemarau yang kering akan meningkatkan risiko dehidrasi, terutama pada anak-anak. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk secara cermat memperhatikan asupan cairan tubuh, terutama ketika beraktivitas di luar ruangan. Fokus khusus juga diberikan pada desa-desa di wilayah Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Berau, yang jaraknya cukup jauh dari pusat layanan kesehatan.
Karena itulah, tindakan pencegahan dan pelayanan kesehatan menjadi semakin krusial. Fit Nawati mengharapkan bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka selama musim kemarau akan terus meningkat. Upaya vaksinasi, termasuk vaksinasi influenza dan imunisasi rotavirus, dianggap sebagai langkah preventif yang sangat penting untuk mencegah serangan penyakit yang bisa dipicu oleh faktor cuaca ekstrem, seperti campak, difteri, dan Demam Berdarah Dengue (DBD).