23 C
Samarinda
30 April 2025
BerandaKaltimDinkes Jadikan Nyamuk Wolbachia Senjata Lawan Penyakit DBD

Dinkes Jadikan Nyamuk Wolbachia Senjata Lawan Penyakit DBD

Date:

Must read

Related News

Wisata Alam Gunung Boga Menjadi Destinasi Favorit Pada 2022. Pihak Pemkab Siap Menyokong 

Paser, MEDIASAMARINDA.COM - Akaml Malik selaku PJ Gubernjmur Kalimantan...

FPTI Luncurkan Pembinaan Prestasi Untuk Capai Hasil Ambisius di PON Mendatang

Samarinda, MediaSamarinda.com - Untuk meningkatkan jumlah peraihan medali pada...

Ini Target Perolehan Medali Kaltim Agar Raih Posisi 5 di PON 2024

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Atlet kontingen Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan target...

Gelar Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana, Begini Harapan BPBD Samarinda!

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama...

Selamat! BK PON Hasilkan 248 Medali, Kaltim Sukses Duduki Peringkat 4 Nasional

Samarinda, Mediasamarinda.com - Provinsi Kaltim kembali berhasil mengukir prestasi...

Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – Inovasi terbaru untuk menekan angka penyakit Demam Berdarah (DBD) dengan memakai nyamuk Wolbachia akan diterapkan dalam waktu dekat di Provinsi Kaltim.

Berita terbaru ini disampaikan Basuki selaku Kepala Bidang PDP Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim. Basuki mengatakan mulai tahun 2024, Dinas Kesehatan Kaltim akan melakukan evaluasi terhadap keseluruhan pilot project yang dilakukan demi usaha pengembangbiakan nyamuk varian Wolbachia di wilayah Kota Bontang.

Menekan Angka Penyakit DBD (Demam Berdarah) dengan Nyamuk Wolbachia

Usaha untuk membudidayakan nyamuk varian Wolbachia diharapkan bisa memberikan data yang cukup untuk memberitahukan seberapa efektif langkah penanggulangan kepada penyakit DBD (Demam Berdarah) dari varian nyamuk lokal kepada nyamuk Wolbachia.

Sampai saat ini, pihak Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim sedang berupaya untuk fokus melakukan usaha pengembangbiakan nyamuk Wolbachia. Sebagai informasi, nyamuk varian terbaru ini baru saja tiba dari pulau Jawa dan sedang menjalani periode penyiangan dengan intensif.

Nyamuk Wolbachia
Dinkes Jadikan Nyamuk Wolbachia Senjata Lawan Penyakit DBD

“Nanti dievaluasi di tahun 2024 akhir, karna untuk bisa melaksanakan program itu, pembiakan telur Wolbachia itu dikirim dari Jawa jadi nunggu proses, jadi nanti yang di Bontang itu ketika telurnya sudah menetas diharapkan dia bisa kawin dengan nyamuk lokal maka nanti telurnya akan menjadi Wolbachia,” tutur Basuki sebagai Kepala Bidang PDP Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim.

Basuki menuturkan langkah yang dilakukan setelah berhasilnya proses pengembangbiakan, nyamuk – nyamuk varian Wolbachia akan disebarkan ke seluruh daerah Provinsi Kaltim. Tapi tetap saja usaha penyebaran dari nyamuk varian Wolbachia membutuhkan waktu yang lama supaya bisa sepenuhnya berkembang biak dengan merata pada seluruh daerah Bumi Etam.

Untuk masa penyebaran dari nyamuk Wolbachia bisa dibilang tergolong cepat berhubung iklim dari habitat nyamuk tersebut ikut didukung dengan tibanya musim hujan di Benua Etam. Basuki juga mengaku pada saat ini dirinya merasa optimis karena program yang bertujuan melawan penyakit Demam Berdarah (DBD) dengan memakai nyamuk varian Wolbachia bisa terus berjalan lancar dalam waktu panjang sehingga kasus penyakit Demam Berdarah (DBD) di wilayah Kaltim bisa semakin diminimalisir.

Memahami Lebih Dalam Tentang Nyamuk Varian Terbaru

Secara harfiah, nyamuk varian Wolbachia adalah nyamuk jenis Aedes Aegypti yang sudah disuntik bakteri Wolbachia. Nah, bakteri jenis Wolbachia ini yang terbukti mampu menekan risiko penularan penyakit DBD (Demam Berdarah) jika tergigit. Hal ini disampaikan peneliti utama atas riset nyamuk bakteri Wolbachia, Adi Untarini.

Peneliti yang juga berprofesi sebagai Guru Besar di Fakultas Kedokteran UGM (Universitas Gadjah Mada) menyatakan nyamuk varian terbaru ini memiliki kemampuan untuk meninggalkan efek unik untuk manusia yang digigit. Tapi, kita tidak perlu khawatir karena efek gigitan nyamuk varian ini tidak berbahaya untuk manusia serta tidak akan menimbulkan efek samping berbahaya.

“Jadi efeknya memang seperti biasa saja saat digigit nyamuk. Tapi, tergantung orangnya juga, ada juga yang memang sudah biasa digigit nyamuk tapi tidak ada efek apapun,” ungkap Adi Untarini sebagai peneliti dan Guru Besar Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada.

Adi Untarini menyatakan masyarakat luas tak usah khawatir dengan adanya nyamuk Wolbachia. Nyamuk tersebut tidak menimbulkan efek bahaya. Menurut riset yang dilakukan Adi, bakteri tersebut tidak akan sanggup berkembang dalam tubuh kita karena mereka hanya mampu tumbuh pada sel tubuh serangga.

“Tidak akan bisa tumbuh di manusia. Perkembangbiakannya melalui proses kawin serangga dengan serangga. Jadi memang tidak ada efek negatif untuk manusia,” ucap Adi Untarini sebagai peneliti dan Guru Besar Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada.

Adi Untarini selaku peneliti utama menilai nyamuk varian terbaru ini mampu menurunkan risiko pertumbuhan virus Dengue yang jadi penyebab dari penyakit DBD (Demam Berdarah) sampai lebih dari 60%. Berdasar fakta ini, total persentase pasien rawat inap penyakit DBD (Demam Berdarah) akan berkurang hingga 70%. (ADV/DINKESKALTIM/GSM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini