Samarinda, MediaSamarinda.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi (Disdikbud) Kalimantan Timur sudah resmi menugaskan juri – juri profesional yang diambil dari Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) untuk O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) tingkat provinsi Kalimantan Timur. Sebelumnya, FORKI sudah memastikan pihaknya memiliki juri – juri yang mengantongi kualifikasi nasional dan internasional.
Olimpiade Olahraga Cabang Karate Untuk Siswa SMK Kalimantan Timur
O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) tingkat SMK adalah acara event yang bertujuan mengasah jiwa kompetisi antar siswa SMK di berbagai bidang olahraga di tingkat daerah, wilayah dan juga tingkat lomba tertentu.
Untuk kesempatan Olimpiade olahraga cabang karate sendiri mengambil 10 orang yang nantinya bertugas untuk menjadi juri di kompetisi Olimpiade olahraga tingkat SMK provinsi Kaltim. Lebih lanjut, 10 orang juri Karate dipilih berdasarkan kepemilikan sertifikat atau lisensi yang sebelumnya mereka miliki.
“Jadi yang kami utamakan yang memiliki kualifikasi terlebih dahulu. Dari level dunia, asia hingga nasional. Untuk kompetisi pada kali ini kita menggunakan juri level nasional,” ujar Sensei Ambril saat ditemui pada Jumat (18/08/2023).
Ketua Dewan Wasit Karate di Provinsi Kaltim, Sensei Ambril, memastikan bahwa proses penjurian pastinya proses penjurian dilakukan secara adil dan seksama. Jadi bisa dipastikan, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional khusus cabang Karate akan diselenggarakan dengan menjunjung nilai keadilan. Ambril sendiri tak segan membagikan ilmu untuk mengedukasi masyarakat luas tentang bagaimana sistem penjurian olahraga Karate berjalan.
“Dalam hal point kemenangan, minimal ada selisih lebih dari 8 point. Misalnya, 10-2 tertinggal 8 point. Jika perbedaannya tidak terlalu besar, pertandingan akan terus dilanjutnya,” terang Ambril. “Ada beberapa jenis waktu. 3 menit untuk senior, 2 menit untuk junior di bawah itu juga ada yang 1,5 menit,” lanjut Ambril lagi.
Maka daripada itu, sistem penilaian cabang Karate dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional berbeda daripada olahraga lainnya. Salah satunya, sebagai syarat memenangkan pertandingan, kontestan harus mencetak delapan point lebih unggul daripada total skor lawan. Misalkan, A sebagai lawan B harus mendapatkan total skor 10 daripada total skor 2 poin lawan B jika ia ingin keluar sebagai pemenang.
Andaikan saja, perbedaan poin yang dicetak dari para kontestan tidak terlalu jauh, maka pertandingan Olimpiade olahraga nantinya akan terus dilanjutkan sampai meraih selisih 8 poin. Tak hanya itu saja, peserta yang berpotensial melanggar ketentuan akan dikenakan hukuman jika terbukti melakukan kontak fisik berkekuatan penuh oleh para juri. Pasalnya, pada Olimpiade olahraga cabang Karate sendiri ada total 5 hukuman yang berkemungkinan diberikan kepada para peserta.
“Keselamatan atlet sangat diutamakan. Jika terjadi kontak fisik yang keras, maka segera harus kita hukum” ujar Ambril. “Untuk hukumannya ada lima tingkatan meliputi peringatan satu, peringatan kedua, peringatan ketiga, hukuman satu, dan hukuman kedua, yang menjadi penentu peserta bisa didiskualifikasi” tambah Ambril lagi.
Penyelenggaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Provinsi Kaltim
Untuk tempat diadakannya Event O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) berada di Gedung SMPN 1 Samarinda. Tempat ini dipilih berdasarkan hasil survei pihak terkait yang bertanggung – jawab akan event tersebut. Salah satu pihak yang menyetujui Gedung SMPN 1 Samarinda sebagai venue O2SN Cabang Karate adalah Ambril. Sebagai sensei, ia berpendapat Gedung SMPN 1 Samarinda sebagai tempat yang cocok untuk mengadakan O2SN. Terlebih, ia juga menilai lokasi tersebut telah memenuhi dari sisi kualitas, pengadaan sarana dan prasarana yang terbilang sangat lengkap.
“Kami menggunakan lokasi yang direkomendasikan. Tentunya sarana dan prasarana juga sudah ada dengan baik” tutup Ambril.
Sampai saat ini, terhitung ada 20 peserta yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional 2023 Cabang Karate. Dari 20 peserta ini akan terbagi menjadi 10 orang perempuan dan 10 orang laki – laki. Nantinya, masing – masing peserta akan berkompetisi di 2 cabang perlombaan berbeda. Sebagian dari mereka berkompetisi di bidang Kumite alias beradu tanding ala perkelahian atau combat dan ada juga yang berkompetisi di cabang Kata alias beradu jurus.
(Adv//Disdikbudkaltim//Sik)