Mahakam Ulu, mediasamarinda.com – Pencarian korban tenggelam kini terus dilakukan di Sungai Mahakam akibat speedboat yang digunakan terbalik. BPBD Mahulu mengaku dirinya sedang terkendala arus deras dalam pencarian korban tenggelam yang hingga hari ini masih belum ditemukan.
Kejadian Speedboat Terbalik
Pencarian korban tenggelam dilakukan akibat speedboat yang hilang kendali di Sungai Mahakam, Desa Mamahaq Teboq, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada Rabu (29/11). Dari 19 penumpang, 2 diantaranya belum ditemukan hingga ini dan keduanya adalah balita bernama Celcia (1 tahun) dan penumpang reguler bernama Edo (27 tahun) dan keduanya berasal dari Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Kepala Basarnas Kaltim-Kaltara Melkyanus Kotta, speed boat itu dikendarai oleh Iwan dan kendaraan itu berangkat dari pelabuhan Tering Seberang, Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat menuju ke dermaga Long Bagun, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Penumpang yang ada di dalam speed boat, yakni 16 orang dewasa dan 3 orang balita.
Ketika speed boat masuk di Desa Mamahq Tebog, kendaraan ini mengalami masalah pada kerusakan mesin akibat gelombang besar di sekitarnya, sehingga speed boat langsung terbalik dan kapal pun tenggelam di perairan tersebut pada pukul 12.50 Wita.
Upaya Pencarian Korban Tenggelam, BPBD Mahulu dan Tim SAR Terkendala Arus
Dengan kejadian 2 orang yang hilang maka BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Mahakam Ulu, Tim SAR, BPBD Kutai Barat terus melakukan pencarian korban tenggelam di Sungai Mahakam. Dalam proses pencairan korban tenggelam hingga saat ini masih belum membuahkan hasil yang maksimal.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD, Agus Darmawan mengatakan, proses pencarian korban tenggelam sudah dilakukan secara luas bahkan ia dan tim mencari korban hingga melewati Kampung Kelian Kutai Barat.
“Lokasinya memang berada dekat perbatasan Mahakam Ulu dan Kutai Barat, mudah-mudahan dengan tambahan support dari Basarnas dan BPBD Kubar, pencarian besok semakin diperluas lagi jangkauan pencariannya,” tutur Agus Darmawan.
Proses pencarian korban yang dilakukan oleh BPBD menggunakan perahu karet yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan motoris dan perlengkapan lainnya. Agus mengatakan, pencarian korban tenggelam sudah mengerahkan 16 personil dimana 4 personil dari BPBD Mahakam Ulu dan 12 personil dari BPBD Kutai Barat.
“Kendalanya masih sama yakni arus deras dikarenakan di Tering masih terjadi banjir yang berasal dari kiriman Mahakam Ulu,” tuturnya.
Ketika menjalankan tugasnya, semua personil terkendala arus yang sangat deras dan berbagai masalah lain seperti sarana prasarana BPBD yang masih tergolong terbatas.
“Ada 2 speed dan kemungkinan 2 perahu karet sementara jarak yang cukup panjang cukup menyusahkan juga kalau armada kurang, tapi jika ada penambahan armada proses pencarian bisa berantai dan jangkauan penyisiran hingga jauh bisa dilakukan,” tuturnya
Dengan sarpras yang terbatas maka BPBD dan Tim SAR hanya bisa mengandalkan pengendara speedboat dan kapal yang melintas. Ia meminta kepada seluruh pengendara kapal atau speedboat lain untuk melaporkan jika menemukan dua korban tersebut dan upaya ini sekaligus sebagai salah satu cara untuk memperluas pencarian korban tenggelam.
“Kami juga berantai mengirimkan pesan melalui grup whatsapp supaya masyarakat yang mendiami bantaran Sungai Mahakam selalu memperhatikan jika melihat korban yang hanyut atau tersangkut,” tuturnya.
Merasa gagal di pencarian sebelumnya maka Tim SAR terus berupaya dan kini pihaknya telah mengerahkan dua Tim terbaik untuk pencarian korban tenggelam. Tim gabungan pertama melakukan pencarian dengan memakai rubber boat Basarnas dan perahu warga dan lokasi pencarian korban tenggelam sejauh 15 KM ke arah hilir.
Sedangkan untuk Tim SAR gabungan kedua melakukan pencarian korban tenggelam dengan rubber boat BPBD Mahulu dan Kubar ke arah selatan tenggara sejauh 15 KM. Dengan pencarian yang kini terus diupayakan harapannya 2 korban baik yang dewasa atau balita bisa segera ditemukan keberadaannya. (ADV/HSP/BPBDKALTIM)