23.9 C
Samarinda
14 Desember 2024
BerandaKaltimPencegahan Malaria di PPU: Upaya Dinkes Kaltim Menuju Eliminasi 2030

Pencegahan Malaria di PPU: Upaya Dinkes Kaltim Menuju Eliminasi 2030

Date:

Must read

Related News

Wisata Alam Gunung Boga Menjadi Destinasi Favorit Pada 2022. Pihak Pemkab Siap Menyokong 

Paser, MEDIASAMARINDA.COM - Akaml Malik selaku PJ Gubernjmur Kalimantan...

FPTI Luncurkan Pembinaan Prestasi Untuk Capai Hasil Ambisius di PON Mendatang

Samarinda, MediaSamarinda.com - Untuk meningkatkan jumlah peraihan medali pada...

Ini Target Perolehan Medali Kaltim Agar Raih Posisi 5 di PON 2024

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Atlet kontingen Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan target...

Gelar Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana, Begini Harapan BPBD Samarinda!

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama...

Selamat! BK PON Hasilkan 248 Medali, Kaltim Sukses Duduki Peringkat 4 Nasional

Samarinda, Mediasamarinda.com - Provinsi Kaltim kembali berhasil mengukir prestasi...

Penajam Paser Utara, Mediasamarinda.com – Dalam upaya pencegahan malaria di PPU yang terus berlangsung, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) telah mengambil langkah progresif di PPU (Penajam Paser Utara). Melalui pembentukan ‘Kader Populasi Khusus’, Dinkes Kaltim menunjukkan komitmen serius dalam memerangi malaria, khususnya di wilayah yang masih berjuang melawan penyakit ini.

Kader Populasi Khusus: Kunci Dinkes Kaltim dalam Pencegahan Malaria di PPU

Kader Populasi Khusus ini memiliki peran kunci dalam strategi pencegahan malaria di PPU. Tim ini berfokus pada aktivitas screening dan pengobatan sementara di wilayah yang diketahui sebagai kawasan endemis malaria. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan perlindungan lebih efektif dan mencegah penularan penyakit di PPU.

Pencegahan Malaria Di PPU
Pencegahan Malaria di PPU: Upaya Dinkes Kaltim Menuju Eliminasi 2030

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltim, Setyo Budi Basuki, menekankan pentingnya inisiatif ini. “Kita ingin melakukan pencegahan dari dalam, dan agar mereka yang keluar masuk hutan tidak menularkan, itu namanya kader populasi khusus, ini bisa menjangkau mereka yang bekerja di hutan, selain melakukan screening juga bisa melakukan pengobatan sementara,” jelasnya.

Kegiatan pencegahan malaria di PPU ini bukan hanya penting bagi kesehatan masyarakat setempat, tetapi juga bagi upaya nasional Indonesia dalam memerangi malaria. Dengan target eliminasi malaria pada tahun 2030, langkah-langkah seperti ini sangat krusial. Terutama, mengingat Kalimantan berharap mengakhiri kasus penularan lokal malaria pada tahun 2023 dan mencapai eliminasi penuh pada tahun 2027.

Pentingnya pencegahan malaria di PPU juga diperkuat dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang sedang berlangsung. Penugasan Kader Populasi Khusus di wilayah ini akan memudahkan proses screening bagi masyarakat, membantu mengurangi potensi penularan ke PPU dan IKN.

Inisiatif Dinkes Kaltim dalam pencegahan malaria di PPU menandakan langkah penting dalam memerangi malaria di Kalimantan Timur. Dengan strategi terpadu dan inovatif, pencegahan malaria di PPU tidak hanya membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat tetapi juga membawa Indonesia lebih dekat ke tujuan eliminasi malaria di masa depan.

Kasus Malaria Meningkat di PPU, Dinkes Perkuat Strategi Pencegahan

Meskipun upaya pencegahan malaria di PPU (Penajam Paser Utara) telah diperkuat, wilayah ini kini menghadapi tantangan baru dengan peningkatan signifikan kasus malaria. Pada Juni 2023, PPU mencatat 687 kasus malaria, angka yang mengkhawatirkan dan menempatkan wilayah ini sebagai zona merah daerah endemis. Keadaan ini menggarisbawahi urgensi pencegahan malaria yang lebih intensif.

Berdasarkan informasi dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan PPU, sebagian besar kasus malaria yang tercatat berasal dari luar daerah, terutama di kalangan pekerja atau pengrajin kayu yang sering melintasi perbatasan antar kabupaten. Mereka yang bekerja di hutan, khususnya di Kelurahan Sotek, cenderung terinfeksi malaria dan mencari pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat, sehingga kasus ini tercatat di PPU.

Kondisi ini mendapat perhatian khusus karena kedekatannya dengan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebagai respons, Dinkes PPU telah meningkatkan upaya pencegahan, termasuk survei vektor, pemberantasan tempat perindukan nyamuk, aplikasi brekat larvasida, dan distribusi kelambu insektisida kepada masyarakat. Pemeriksaan rutin dan skrining malaria, khususnya di kalangan pekerja hutan dan warga di daerah endemis, juga menjadi bagian penting dari strategi pencegahan.

Selain itu, Dinkes PPU telah memulai program advokasi dan sosialisasi yang ditargetkan untuk pekerja hutan. Program ini dirancang untuk mengurangi kasus malaria dengan mendorong penerapan langkah-langkah profilaksis. Sosialisasi telah dilakukan bersama tokoh masyarakat di Sotek, dan kerjasama dengan World Health Organization (WHO) pun telah diinisiasi untuk pelatihan kader malaria.

Langkah-langkah yang diambil oleh Dinkes PPU ini menegaskan komitmen yang kuat dalam menangani peningkatan kasus malaria dan menonjolkan pentingnya pencegahan malaria di PPU sebagai prioritas kesehatan masyarakat.(ADV/DINKESKALTIM/GSM).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini