
Penajam Paser Utara, MEDIASAMARINDA.com – Kabupaten Penajam Paser Utara dinyatakan sebagai satu-satunya wilayah yang masuk ke dalam zona merah malaria di Provinsi Kalimantan Timur. Hal tersebut lantas membuat Dinkes Provinsi Kalimantan Timur mengaktifkan upaya pencegahan penyakit malaria dan penanganan kasus malaria di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya kepada Desa Sotek dan Desa Sepaku yang menjadi titik rawan malaria. Sementara ini, kegiatan screening gencar dilakukan.
Kegiatan Screening Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Malaria Meluas
Kasus penyakit malaria saat ini banyak dideteksi di Kabupaten Penajam Paser Utara atau daerah yang sering disebut dengan PPU. Lantas hal ini membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur bergegas mengerahkan segala upaya pencegahan penyakit malaria ini agar wabah tidak meluas dengan mengaktifkan berbagai langkah untuk mengentaskan kasus penyakit malaria. Penanganan kasus malaria juga nyatanya tidak dipusatkan di wilayah pemerintah daerah saja, namun juga hingga ke pemerintah desa.

Kabupaten Penajam Paser Utara memang merupakan salah satu daerah endemis malaria sehingga diharuskan secara aktif melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanganan kasus malaria. Tindakan penyakit malaria dan upaya penanganan kasus penyakit malaria tersebut juga harus dilakukan secara persisten dan terus-menerus. Upaya secara persisten tersebut dilakukan agar kasus penyakit malaria tidak meluas ke berbagai daerah lain dan dapat teratasi dengan tuntas.
Setiap desa di Kabupaten Penajam Paser Utara juga telah memiliki peraturan desanya sendiri-sendiri dalam menghambat perluasan wabah penyakit malaria. Dimana pihak pemerintah desa harus melakukan tindakan screening penyakit malaria bagi setiap orang yang baru masuk ke kawasan desa.
Tindakan tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk dari kesiapsiagaan perangkat desa dalam mengupayakan pencegahan penyakit malaria sedini mungkin. Pengadaan tindakan screening malaria ini terutama dijalankan di Desa Sotek yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Penajam dan Desa Sepaku yang berada di Kecamatan Sepaku. Kedua desa ini masih dalam ruang lingkup kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara. Sebagaimana saat ini beberapa dari wilayahnya merupakan wilayah rawan malaria.
Pemeriksaan screening malaria dilakukan dengan mempergunakan alat Rapid Diagnostic Test (RDT) malaria. Alat ini sangat mudah untuk dibawa kemanapun dan sangat mudah pula penggunaannya. Bahkan, hasil pemeriksaan yang keluar dari alat RDT malaria ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan pemeriksaan melalui mikroskop. Sehingga untuk mendeteksi penyakit malaria, alat RDT malaria ini dianggap memberikan pendeteksian yang handal dan cepat. Sehingga pendeteksian infeksi malaria dapat digunakan di daerah pedalaman dan terpencil yang aksesnya terbatas dan tidak memungkinkan untuk mencapai ke layanan mikroskop yang kualitasnya baik.
Upaya Dalam Pencegahan Penyakit Malaria
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kalimantan Timur, yakni Setyo Budi Basuki menerangkan upaya dalam pencegahan penyakit malaria agar tidak meluas yang dilakukan pihaknya kepada para anggota pers. Dimana Setyo Budi Basuki menyatakan bahwa memang sebetulnya sudah dilakukan berbagai upaya pencegahan penyakit malaria dan gencar melakukan tindakan screening.
Disamping itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Penajam Paser Utara juga telah mengetahui sendiri bahwa wilayahnya tergolong dalam wilayah endemis malaria. Oleh karena itu, di Desa Sotek dan Desa Sepaku sudah diberlakukan peraturan desa yang mengatur pergerakan orang di desa tersebut. Dimana setiap orang yang asalnya dari luar desa, diwajibkan untuk dilakukan tindakan screening malaria. Hal ini dilakukan sebagai pengantisipasian agar kasus malaria tidak meningkat.
Belum lagi sejak bulan September lalu, diberitahukan bahwa di Provinsi Kalimantan Timur, hanya Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi satu-satunya wilayah zona merah malaria. Dimana kasus positif malaria yang ditemukan sebanyak 555 kasus dan kasus suspek mencapai 1.785 orang. Hal inilah yang memantik upaya pengentasan kasus malaria dan pencegahan penyakit malaria lebih ditingkatkan. Dinkes Kalimantan Timur juga sudah mempersiapkan pembentukan Kader Populasi Khusus untuk membantu kelancaran screening malaria dan pengobatan malaria.
Sebagai tambahan informasi, upaya pencegahan malaria yang dinilai efektif yaitu melindungi diri dengan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari habitat nyamuk Anopheles, mengusapkan lotion anti nyamuk, dan mengurangi kegiatan luar ruangan untuk menghindari gigitan nyamuk. Memang tidak ada upaya pencegahan yang benar-benar efektif, maka harus mengedukasi diri dengan informasi penyakit malaria dan periksakan ke dokter apabila selepas pulang dari daerah wabah malaria.
(ADV/DINKESKALTIM/GSM)