Kalimantan Timur, mediasamarinda.com – Greenhouse (rumah kaca) termasuk salah satu cara Kalimantan Timur kembangkan daerahnya. Merasa tidak bisa dilakukan sendiri maka Pj. Gubernur, Akmal Malik mengajak organisasi IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Kalimantan Timur untuk sama-sama mengembangkan greenhouse kedepannya.
Ini Alasan Akmal Memilih Greenhouse untuk Kembangkan Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan yang ada di Kalimantan Timur masih tergolong kurang dan hingga kini masih mendatangkan dari daerah lain seperti Jawa, Sulawesi dan yang lainnya. Selama ini, Pemprov Kalimantan Timur sudah menyiapkan lahan hingga 25.600 ha untuk memperkuat ketahanan pangan.
Dengan luas lahan itu maka Pemprov menilai jika greenhouse sebagai solusi terbaiknya. Bentuk dan ajakan itu Akmal sampaikan ketika sedang mengatakan pertemuan dengan Pengurus IWAPI Kalimantan Timur.
“Kita perlu memperkuat ketahanan pangan dengan inovasi hortikultura yang variatif,” tutur Akmal Malik.
Berbagai alasan ia ungkap, bahwa pemilihan pada rumah kaca ini karena prosesnya terbilang lebih mudah daripada cara lain dan rangka yang digunakan untuk pembuatannya bisa menggunakan baja ringan atau bambu.
“Tahap awal dapat dimulai dengan menggunakan rangka bambu, asalkan tersedia lahan yang sesuai,” tuturnya.
Rangka bambu dinilai lebih tepat untuk proses penerapannya karena alat tersebut bisa dimanfaatkan untuk menanam sayuran dan buah-buahan seperti semangka, bayam atau variatif lainnya. Selain itu, bambu juga lebih mudah didapatkan dan biayanya relatif lebih mudah. Upaya rumah kaca lebih ditekankan dan dikembangkan karena ia ingin memberikan contoh kepada masyarakat agar lebih inovatif dalam peningkatan ketahanan pangan di Kalimantan Timur.
Ketika sayuran dan buah-buahan yang ditanam nantinya bisa punya manfaatkan besar bagi ketahanan pangan di masyarakat, apalagi greenhouse masuk dalam kategori pertanian modern yang memang diinginkan oleh Akmal malik. Ia mengatakan jika hasil dari penanaman itu bisa membuat ekonomi anggota IWAPI lebih meningkat dari sebelumnya.
“IWAPI punya ribuan anggota, ayo kita manfaatkan lahan kosongnya dalam pengembangan green house,” ungkapnya.
Penerapan Greenhouse Demi Peningkatan Ketahanan Pangan Kaltim
Akmal menekankan rumah kaca sebagai pilihan karena metode penanamannya dengan cara hidroponik yakni mengendalikan suhu, kelembaban, cuaca dan nutrisi yang ada pada tanaman. Dengan metode itu maka hasil produksi tanaman akan lebih meningkat dan akhirnya menambah pendapatan daerah.
Menurut Mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, greenhouse lebih banyak mengedepankan teknologi AI (Artificial Intelligence) dan bagian dari pertanian modern. Dengan upaya itu maka bisa lebih hemat dari sisi tenaga, waktu dan biaya produksinya.
Beberapa pihak juga mengatakan jika rumah kaca bisa mengendalikan suhu mirolimate yang ada di setiap lahan pertanian. Bahkan, green house bisa membuat hasil pangan yang dihasilkan lebih berkualitas sehingga dapat memaksimalkan ketahanan pangan daerah sekaligus peningkatan ekspor untuk bahan pertanian. Setiap aktivitas yang dilakukan nantinya akan disensor dan otomatis masuk dalam big data.
Berbagai komoditas unggulan banyak dikembangkan di berbagai daerah termasuk sayuran dan melon. Kedua buah tersebut kini sedang tahap pengembangan greenhouse dengan cara mengatur volume akar dan air yang telah digantung di pohon.
Ketika awal penerapkan, rumah kaca ini hanya digunakan di bambu atau besi yang ukurannya 6×6 meter dan di dalamnya hanya bisa menanam 40 pohon. Namun, rumah kaca kini sudah dikembangkan dan ukurannya pun lebih besar sehingga mampu menampung banyak bibit pohon di dalamnya.
Lalu dari segi penanaman tanaman membutuhkan berbagai peralatan lain seperti sekop, selang air, pupuk dan peralatan lain yang mendukung saat akan berkebun. Semua alat nantinya bisa di simpan di tempat yang sesuai petunjuk penerapan rumah kaca dan upaya ini agar lebih praktis saat akan menggunakannya lagi.
Lalu penanaman dengan greenhouse juga bisa melindungi tanaman dari berbagai masalah seperti laba-laba, ulat tenda, belalang, tingginya cuaca hujan atau iklim yang ekstrem. Dengan teratasinya semua masalah maka hasil tanaman akan lebih berkualitas dan ada peningkatan produktivitas. (ADV/FIT/DISKOMINFOKALTIM)