
Kalimantan Timur, MediaSamarinda.com – BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kaltim baru – baru ini menyambut kunjungan Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Bambang Surya Putra, demi melancarkan mekanisme siap siaga bencana di Benua Etam.
Kunjungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri merupakan upaya untuk memastikan kelancaran penerapan operasi IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) dan juga sebagai usaha untuk meningkatkan kompetensi dari Pusdalops PB (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana).
Tekankan Siap Siaga Bencana Melalui Operasi Indonesia Disaster Resilience Initiatives

Bambang Surya Putra selaku Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menyatakan pada saat ini Provinsi Kaltim menjadi tempat kunjungan pertama BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) demi meningkatkan kapasitas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops).
“Sebab Provinsi Kaltim merupakan bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN)sehingga diperlukan peningkatan peralatan dan SDM,” kata Bambang Surya Putra selaku Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB.
Bambang Surya Putra sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengungkapkan adanya kewajiban Unit Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sehubungan dengan pengadaan tenaga SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki keahlian handal.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terpilih diharapkan mampu memahami berbagai hal tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) dan mekanisme lapangan kedepannya sebagai pemenuhan kebutuhan & kompetensi dari pihak Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) yang ikut mendukung sikap siap siaga bencana dan juga penanggulangannya.
Upaya Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia kali ini bertujuan agar ada grafik peningkatan kepada sikap siap siaga bencana yang datang dari pihak pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah untuk memprioritaskan kebutuhan penting di masa – masa kritis juga kemampuan menghadapi berbagai bencana yang terjadi dengan baik dan tepat di kedepannya.
Siap siaga bencana juga dapat dilakukan melalui pemahaman atas 4 kuadran dari MHEWS (Multi Hazard Early Warning System) atau di Indonesia lebih akrab disebut Sisperdimana (Sistem Peringatan Dini Multi Ancaman Bencana).
“Itu akan berkaitan dengan peningkatan pengetahuan risiko, peningkatan sistem pemantauan dan layanan peringatan, peningkatan sistem dan kapasitas manajemen bencana, serta memberikan layanan peringatan dini yang tepat waktu, akurat dan inklusif,” tutur Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Bambang Surya Putra, di ruang Rapat Pusdalops PB BPBD Provinsi Kaltim.
Respons BPBD Provinsi Kalimantan Timur
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur yang kebetulan diwakili oleh Rudy Syafriadi sebagai Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik menyatakan bahwa pihak BPBD menyambut baik adanya kunjungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kali ini.
“Kegiatan ini adalah sebuah bentuk kepedulian pemerintah pusat terutama BNPB, untuk mengembangkan SDM yang berada daerah. Apalagi kami Provinsi Kalimantan Timur berada di lingkup IKN, yang akan menjadi sebuah tantangan baru dan kami wajib memperbarui ilmu dalam menanggulangi bencana,” ucap Rudy Syafriadi selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) didampingi oleh konsultan profesional tentang adanya survey awal mempunyai harapan agar pihaknya bisa segera memahami apa saja hal penting yang diperlukan dan perlu segera ditingkatkan untuk memenuhi sikap siap siaga bencana ideal di masa mendatang.
Tentunya, lengkap dengan bagaimana cara penanggulangan bencana dan wujud upaya nyata mendukung upaya peningkatan kompetensi Pusdalops PB di BPBD Kaltim.
Dari kunjungan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bisa disimpulkan bahwa sikap siap siaga bencana mutlak diperlukan demi mempersiapkan diri sendiri, pihak keluarga serta masyarakat sekitar supaya bisa merespons bencana dengan matang, dan mampu mengantisipasi serta mempersiapkan berbagai penanggulangan bencana yang mungkin terjadi.
Tindakan antisipasi bencana telah terbukti efektif untuk menekan adanya korban jiwa, luka – luka atau berbagai kemungkinan kerusakan infrastruktur jika kemudian terjadi bencana. (ADV/HSP/BPBDKALTIM).