23.8 C
Samarinda
14 Desember 2024
BerandaKaltimPenyebaran DBD dan TBC Kian Mengkhawatirkan, Tuntut Perhatian Dinkes

Penyebaran DBD dan TBC Kian Mengkhawatirkan, Tuntut Perhatian Dinkes

Date:

Must read

Related News

Wisata Alam Gunung Boga Menjadi Destinasi Favorit Pada 2022. Pihak Pemkab Siap Menyokong 

Paser, MEDIASAMARINDA.COM - Akaml Malik selaku PJ Gubernjmur Kalimantan...

FPTI Luncurkan Pembinaan Prestasi Untuk Capai Hasil Ambisius di PON Mendatang

Samarinda, MediaSamarinda.com - Untuk meningkatkan jumlah peraihan medali pada...

Ini Target Perolehan Medali Kaltim Agar Raih Posisi 5 di PON 2024

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Atlet kontingen Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan target...

Gelar Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana, Begini Harapan BPBD Samarinda!

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama...

Selamat! BK PON Hasilkan 248 Medali, Kaltim Sukses Duduki Peringkat 4 Nasional

Samarinda, Mediasamarinda.com - Provinsi Kaltim kembali berhasil mengukir prestasi...

Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – Dr. Jaya Mualimin sebagai Kepala Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim mengatakan bahwa semakin mendekat periode akhir tahun, sampai saat ini kenyataannya masih ada banyak tantangan yang menuntut perhatian dan tentunya harus segera diselesaikan oleh pihak Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim. Salah satunya, dengan menuntaskan upaya penyebaran DBD dan meningkatkan usaha penanganan penyakit TBC pada Provinsi Kaltim.

Kian Maraknya Kasus Penyebaran DBD & TBC di Kaltim

Sebagian kasus yang harus segera ditangani pihak Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim adalah upaya penekanan kasus penyebaran DBD dan penanganan kasus penyakit TBC. Sampai saat ini, diketahui usaha penekanan angka kasus penyakit TBC adalah fokus utama dari pihak Kemenkes RI (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), mengingat pada saat ini posisi negara Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara terbanyak terjangkit kasus TBC dari seluruh dunia. Diketahui posisi nomor satu diduduki oleh negara India.

Di samping peliknya penanganan penyakit TBC yang kini kian merajalela, kasus penyebaran DBD tengah menuntut upaya penanganan yang serius. Pada Provinsi Kaltim sendiri saat ini angka kasus penyebaran DBD berada di peringkat paling tinggi di kota Balikpapan.

Oleh karena itu, pihak Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim sedang mengambil keputusan antisipasi agar mampu menekan peningkatan angka penyebaran DBD dan peningkatan kasus penyakit TBC. Salah satunya adalah upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut dengan melakukan tindakan vaksinasi untuk penyakit DBD dan juga upaya pengembangbiakan nyamuk dengan bakteri Wolbachia.

Penyebaran DBD
Kepala Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin

“Kita belum merdeka dalam kasus TBC, terbesar setelah India, kemudian DBD, sesuai ketentuan WHO itu harus di bawah 10/100 ribu penduduk, pilot project nyamuk Wolbachia itu dan vaksinasi DBD di Balikpapan,” tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Jaya Mualimin di kota Samarinda.

Disampaikan Dr. Jaya Mualimin bahwa pelaksanaan program pilot project adalah bagian dari upaya vaksinasi penyakit DBD sekaligus sebagai langkah pengembangan teknologi untuk menghadirkan nyamuk Wolbachia di Provinsi Kaltim demi memerangi penyakit dan penyebaran DBD. Besar harapan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltim agar bisa membawa dampak positif kepada usaha penanggulangan penyebaran DBD di Provinsi Kaltim.

Pemberian vaksinasi untuk penyakit DBD sendiri menggunakan vaksin Qdenga. Sampai pada saat ini, vaksin Qdenga dinilai punya tingkat efektivitas paling tinggi serta dinilai masih aman untuk diberi kepada anak – anak. Pada saat yang bersamaan, upaya pengembangbiakan nyamuk dengan bakteri Wolbachia di kota Bontang masih menjalani tahapan proses pengembangbiakan. Dipastikan kalau program pilot project ini menuai keberhasilan maka kejadian penyebaran DBD di Benua Etam jadi tak berbahaya karena tingkat keganasan virus Dengue berhasil dinetralisir dengan nyamuk Wolbachia.

Urgensi Provinsi Kaltim Untuk Menekan Angka Kasus Penyakit TBC

Untuk angka kasus penyakit TBC sendiri, pihak Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim di tahun 2021 mencatat paling tidak terdapat 5.010 kasus TBC, sedangkan berdasarkan data yang dihimbau pada bulan Oktober 2022 menjelaskan kasus infeksi penyakit TBC pada Provinsi Kaltim tergolong rendah. Angka tersebut berkisar di 74% dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Pada tahun 2022, tercatat 42 kasus penyakit TBC RO dalam waktu singkat terus meningkat sampai 62 kasus. Pada saat itu, tingkat keberhasilan untuk pengobatan penyakit TBC pada tahun yang sama masih tergolong rendah hanya berkisar 44%.

Berdasarkan DOTS (Directly Observed Treatment Strategy), upaya penyusunan strategi pada usaha penanggulangan penyakit TBC (Tuberkulosis) terdiri dari lima jenis strategi. Pertama – tama, menentukan komitmen agar mendukung proses pengobatan penyakit TBC sampai benar – benar tuntas, upaya diagnosa penyakit TBC dengan melakukan pemeriksaan bakteriologi.

Tidak hanya itu saja, turut dilaksanakan upaya pendampingan PMO (Pengawas Menelan Obat) agar tingkat jaminan kesembuhan benar – benar terpantau, menyediakan obat – obatan penyakit TBC sehingga dipastikan kualitas obat sangat terjamin serta tersedia dengan jumlah kuantitas cukup hingga usaha pencatatan dan pelaporan kasus penyakit TBC dengan baik.

(ADV/DINKESKALTIM/GSM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini