
Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim membuktikan komitmen kuat atas usaha meningkatkan kompetensi serta peran tenaga kesehatan di unit kesehatan Puskesmas dengan melakukan pelatihan khusus.
Pelatihan ini diselenggarakan khusus untuk para tenaga kesehatan agar nantinya mereka bisa mengintervensi saat terjadi perubahan perilaku pada masyarakat dan meresponsnya sesuai dengan keadaan, masalah kesehatan dan juga kondisi sosial budaya sekitar.
Peningkatan Kompetensi & Optimalisasi Peran Tenaga Kesehatan
Demi mewujudkan usaha meningkatkan kemampuan kompetensi dan juga optimalisasi peran tenaga kesehatan, telah diselenggarakan pelatihan khusus yang akan memberi bekal terhadap tenaga kesehatan terkait pemberian pelayanan yang didasarkan pada komunikasi perubahan perilaku yang terjadi pada lingkup keluarga di unit kesehatan terkait seperti halnya Puskesmas. Proses pelatihan kepada para tenaga kesehatan diselenggarakan di Hotel Royal Park Balikpapan.
Kepala Bidang Pencegahan & Pengendalian Penyakit, Setyo Budi Basuki, yang turut mewakili pihak Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Kaltim telah mengungkapkan pengadaan pelatihan para tenaga kesehatan sudah berhasil diterapkan oleh sekitar 66 orang personil tenaga kesehatan unit Puskesmas yang datang dari 10 Kota serta Kabupaten dari daerah Provinsi Kalimantan Timur.

“Sebanyak 66 tenaga kesehatan puskesmas dari 10 kabupaten dan kota se-Kalimantan Timur mengikuti pelatihan pelayanan komunikasi perubahan perilaku untuk memberdayakan keluarga di Puskesmas,” tutur Setyo Budi Basuki selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang mewakili Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur.
Upaya pelatihan dan pemberian pelayanan berbasis komunikasi perubahan perilaku ini sudah berhasil dilakukan sejak hari Senin tanggal 6 kemarin hingga hari Jumat tanggal 10 November mendatang.
Pelatihan yang didasarkan pada komunikasi perubahan perilaku ini mengutamakan pentingnya keseluruhan proses interaksi yang terjadi diantara individu serta berbagai pihak komunitas supaya mereka mampu membangun pola perilaku positif serta mampu menyediakan penyesuaian komunikasi yang sesuai dengan konteks lokal. Upaya penyesuaian terhadap kearifan lokal melalui komunikasi perubahan perilaku menjadi kunci penting untuk tenaga kesehatan agar mereka mampu menyelesaikan masalah kesehatan di daerah mereka bertugas dengan baik.
Sementara pada saat yang sama, pihak pelaksana yang diwakili oleh Irfan Maulana menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pelayanan menurut komunikasi perubahan perilaku dan pelatihan khusus tenaga kesehatan akan dilakukan dalam 2 angkatan berbeda dalam waktu sama dengan total peserta pelatihan menyentuh 33 orang pada setiap angkatannya.
Pelatihan berbasis kemampuan komunikasi perubahan perilaku ini mengajarkan para tenaga kesehatan unit Puskesmas agar mampu memberikan alternatif cara penanganan kepada setiap masalah kesehatan yang marak terjadi pada unit kesehatan tempat para tenaga kesehatan bekerja.
Salah satu permasalahan kesehatan yang masih sering terjadi serta menjadi prioritas adalah stunting terutama pada anak usia dini yang tengah mengalami hambatan terhadap laju pertumbuhannya. Pasti, peran tenaga kesehatan sangatlah penting untuk menyikapi perubahan perilaku dari dalam diri pasien.
“Peserta akan mendapatkan materi-materi penting terkait pelayanan komunikasi perubahan perilaku, seperti konsep dan prinsip komunikasi, analisis situasi dan sasaran, perencanaan dan penyusunan pesan, strategi dan media komunikasi, serta evaluasi dan pengawasan,” kata Irfan Maulana.
Sebagai seorang peserta, tenaga kesehatan harus mengikuti kegiatan praktik atas komunikasi langsung terhadap pihak keluarga pasien dari satuan puskesmas terdekat. Irfan Maulana selaku pihak pelaksana mengakui dirinya memiliki harapan besar agar nantinya seluruh peserta bisa meningkatkan pengetahuan mempraktikkan keterampilan yang telah didapat serta bersikap positif saat memberikan pelayanan berbasis komunikasi perubahan perilaku.
Urgensi Peran Tenaga Kesehatan Pada Masyarakat Luas
Menurut fungsinya, tenaga kesehatan harus mampu mengaplikasikan seluruh kemampuan yang dimiliki serta mengaplikasikannya melalui pemberian layanan untuk masyarakat. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A MPH selaku Menteri Kesehatan RI menjelaskan pada saat ini masyarakat sangat membutuhkan kehadiran dari tenaga kesehatan yang profesional namun bisa melayani sepenuh hati.
Sudah menjadi peran tenaga kesehatan agar menjadi komunikator handal serta mampu berkomunikasi dengan pasien, pihak keluarga serta lingkungan sekitar. Hal ini sangatlah penting supaya para tenaga kesehatan bisa memberi edukasi dan persuasi yang meningkatkan kesehatan pasien. (ADV/DINKESKALTIM/GSM)