Kalimantan Timur, MediaSamarinda.com – Untuk menyukseskan percepatan penurunan stunting di Provinsi Kalimantan Timur, Noryani Sorayalita selaku Kepala DKP3A Kalimantan Timur, menyebutkan pihaknya sudah merumuskan strategi dalam rapat teknis bersama elemen – elemen tingkat kabupaten, kota dan juga provinsi. Perumusan strategi dilakukan demi tercapainya penurunan angka stunting di provinsi Kalimantan Timur melalui kegiatan penyusunan perencanaan dan strategi jitu.
Percepatan Penurunan Stunting di Kalimantan Timur
Saat ini, angka kasus stunting di provinsi Kaltim naik sebanyak 1.1%, sehingga keseluruhan angka kasus stunting Kaltim sebanyak 23.9% dari keseluruhan populasi. Menyikapi angka stunting yang meningkat, Noryani merasa urgensi penerapan strategi percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Kalimantan Timur. Langkah ini diambil sejalan dengan instruksi Presiden RI, Pak Jokowi, yang menginginkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024.
“Ya untuk di 2022 memang terjadi kenaikan 1,1 persen menjadi 23,9 persen, kita sudah buat perencanaan, kita juga sudah lakukan rapat koordinasi teknis,” ucap Noryani (19/8/2023).
Eksekusi strategi percepatan penurunan stunting dijadikan prioritas utama demi terwujudnya visi Indonesia Emas 2045. Pihak Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim juga sudah melancarkan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting. Upaya tersebut berupa pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), pelayanan optimal untuk ibu hamil dan melahirkan hingga memberikan perhatian penuh lewat posyandu.
Langkah – langkah percepatan penurunan stunting ini dianggap mampu membawa provinsi Kaltim meraih goal yang sudah ditetapkan. Pada kesempatan yang sama, Noryani meminta kerjasama seluruh pihak agar koordinasi dan komunikasi antara pihak kabupaten, kota hingga provinsi bisa berjalan dengan baik.
Urgensi Pelaksanaan Pencegahan Stunting
Di dalam pidato kenegaraannya kemarin, Presiden Joko Widodo menyebutkan percepatan penurunan stunting menjadi salah satu prioritas saat ini. Hal ini didasarkan pada goal pembangunan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang diharapkan mampu bersaing secara nasional dan global. Mohammad Mahfud selaku Plt Menpan RB (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) menyebutkan visi Indonesia Emas 2045 akan tercapai jika Indonesia memiliki sumber daya manusia unggul setingkat nasional tapi juga tingkat internasional.
Dengan adanya kaitan kuat antara keberhasilan program percepatan penurunan stunting dengan terwujudnya visi Indonesia Emas 2045. Diharapkan pada tahun 2045, nantinya Indonesia memiliki kekuatan ekonomi terbesar ke 4 dunia. Jadi, sangatlah jelas kenapa program percepatan penurunan stunting ini menjadi salah satu langkah utama dalam strategi visi Indonesia Emas 2045.
Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Dalam meminimalisir risiko stunting, ada berbagai faktor yang harus dipertimbangkan, dimulai dari tinggi badan kedua orang tua, jumlah pendapatan, pekerjaan ibu, jumlah anggota rumah tangga, pemberian ASI eksklusif, cara pola asuh hingga pengetahuan orang tua mengenai gizi.
Inilah beberapa upaya untuk membantu percepatan penurunan stunting:
-
Asupan Penuh Gizi Selama Masa Kehamilan
Demi mencegah stunting, langkah awal yang patut dilaksanakan adalah memberikan asupan penuh gizi untuk ibu hamil sejak masa kehamilan. Millenium Challenge Account Indonesia menyebutkan ibu hamil baiknya selalu mengkonsumsi makanan dan minuman sehat dan bergizi. Selain itu, ibu hamil dengan didampingi dukungan keluarga baiknya rutin melakukan pemeriksaan kandungan ke dokter atau bidan.
-
ASI Eksklusif Hingga Usia 6 Bulan
Menurut Veronika Scherbaum, seorang ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, air susu ibu mengandung banyak gizi makro dan mikro lengkap dan sangat penting untuk mengurangi risiko stunting pada anak. Kolostrum serta protein whey yang ada di air susu ibu dinilai mampu meningkatkan dan membentuk sistem kekebalan awal pada tubuh bayi.
-
Pemberian MPASI Bersamaan dengan ASI
MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) patutnya diberikan bersamaan dengan konsumsi air susu ibu demi memenuhi kebutuhan gizi mikro dan makro untuk bayi. Anjuran untuk memberikan MPASI juga disarankan oleh WHO karena MPASI dinilai mampu menambahkan nutrisi dan fortifikasi ke dalam pertumbuhan bayi. (Adv/Dinkes Kaltim/AG)
Sumber Eksternal :
- PANRB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) – Percepatan Penurunan Stunting Program Paling Prioritas untuk Membangun Manusia Indonesia
- Dinkes Kab. Maluku Tengah – Upaya Percepatan Penurunan Stunting