
Balikpapan, mediasamarinda.com – Program deteksi dini kini sudah mulai dilakukan di hampir setiap daerah di Indonesia, termasuk Kalimantan Timur. Pj Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik turut mengapresiasi kegiatan tersebut. Bahkan, ia menilai kegiatan tersebut bisa berpengaruh besar bagi masyarakat Kaltim.
Program Deteksi Dini Kanker Serviks dengan PCR
Hadirnya program deteksi dini dengan PCR, karena banyak wanita yang merasa malu saat akan melakukan pemeriksaan. Namun dengan adanya metode itu kini akan lebih mudah karena pengetesannya menggunakan urine.
Menurut salah satu dokter di Rumah Sehat Baznas, dr Nur Aini SpOG menjelaskan, jika metode PCR bisa dilakukan dengan media urine saja dan hasilnya mampu mendeteksi adanya gejala awal dari penyakit kanker serviks. Bahkan tes ini bisa mengetahui sebelum ada lesi pra kanker pada wanita dan tingkat sensitivitasnya mencapai 96% daripada golden standard.
Melalui program deteksi dini lewat urine rasanya tidak ada alasan bagi wanita untuk tidak melakukan pemeriksaan. Sebab, pemeriksaan ini nantinya dilakukan dengan cara screening HPV DNA lewat urine. Metode PCR dengan screening diketahui hasil inovasi dari Biofarma sebagai Induk BUMN farmasi di Indonesia.
Menurutnya pencegahan kanker serviks bisa diatasi dengan cara kesadaran diri untuk melakukan pemeriksaan lebih awal, khususnya bagi organ intim. Ia mengkhususkan pemeriksaan kepada orang yang suka berhubungan seksual, sebab penyakit kanker bisa menular lewat hubungan tersebut.
Program deteksi dini kini sudah banyak digencarkan di tiap wilayah demi mendeteksi kanker yang membahayakan itu. Untuk itu, ia meminta semua wanita untuk memperdulikan dirinya dengan cara berperiksa secara rutin.
Kesadaran dalam periksa memang harus timbul dari diri sendiri agar penyakit bisa terdeteksi secara cepat. Jika sudah demikian maka pihak dokter bisa segera melakukan tindakan untuk ditangani secara khusus.
Apresiasi Akmal Malik Atas Program Deteksi Dini dan Vaksinasi DBD
Adanya program deteksi dini sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit kanker serviks. Dari data Kemenkes, Kasus penyakit tersebut kini menjadi masalah besar dan tercatat sudah ada 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia.
Banyaknya kasus karena kurangnya kesadaran wanita untuk berperiksa pelayanan kesehatan melalui skrining kanker serviks (Global Cancer Observatory). Ada 5% dari total pengidap kanker serviks yang mau berperiksa dan itu dipengaruhi karena ketidaknyamanan saat pemeriksaan.

Melihat kondisi tersebut maka Dinas Kesehatan Balikpapan mengadakan acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 tahun 2023. Pelaksanaan acara dilaksanakan di Gedung Kesenian Balikpapan dan dihadiri oleh Pj Ketua TP PKK Kaltim, Yulia Zubir dan Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik
Acara dari Dinkes Kalimantan Timur sebagai upaya peresmian Program Deteksi Dini Kanker Serviks dan Program Vaksin DBD dengan cara pemeriksaan urine dengan cara PCR HPV-DNA.
Adanya acara sebagai bentuk terobosan baru agar wanita mau berperiksa lewat program deteksi dini. Dengan kemudahan yang diberikan maka Akmal Malik mengapresiasi kedua program tersebut sebagai upaya mendeteksi diri kasus penyakit serviks.
“Terima kasih kepada PT Takeda yang menjadi sponsor pelaksanaan vaksinasi DBD,” kata Akmal.
Dari pelaksanaan yang dilakukan, PT Takeda tercatat sebagai satu-satu perusahaan yang melaksanakan program deteksi dini dan vaksinasi DBD di Indonesia, khususnya di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Atas upaya mendatangkan PT Takeda maka Akmal Malik memberikan penghargaan khusus kepada Walikota Balikpapan. Ia menilai Walikota mampu memberikan inovasi dalam mencegah sekaligus mendeteksi penyakit kanker serviks dan DBD.
Akmal menyoroti adanya dua inovasi yang dilakukan oleh Balikpapan dengan cara pemeriksaan urine yaitu deteksi dini kanker serviks dan vaksinasi bagi penderita DBD di Kalimantan Timur.
“Deteksi dini kanker serviks sebelumnya sesuatu yang dianggap memalukan bagi masyarakat karena harus datang ke tempat deteksi seperti pemeriksaan kehamilan. Namun, kini deteksi dini tersebut bisa dilakukan hanya dengan menggunakan urine,” terangnya.
Ia menilai Balikpapan mampu melakukan adopsi dari inovasi yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Harapannya inovasi bisa terus berlanjut dan mampu memberikan dampak positif sekaligus menyadarkan masyarakat Kalimantan Timur akan pentingnya kesehatan. (ADV/FIT/DISKOMINFOKALTIM)