Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – SMA Negeri 1 Kota Samarinda telah aktif menjalankan strategi pencegahan tindakan bullying di lingkungan sekolahnya. Kali ini, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMAN 1 Samarinda memegang peran kunci dalam upaya ini untuk memantau dan melaporkan kasus-kasus yang mungkin terjadi di sekolah.
Pencegahan Bullying: Strategi Efektif dari SMAN 1 Samarinda dengan OSIS

Kepala Sekolah SMAN 1 Samarinda, I Putu Suberata, menjelaskan bahwa OSIS, yang terdiri dari perwakilan kelas, memiliki tanggung jawab penting dalam memonitor kejadian-kejadian mencurigakan dan melaporkannya secara langsung kepada guru. I Putu menegaskan bahwa pengurus OSIS dipilih dari setiap perwakilan kelas, sehingga jika ada tindakan yang menyimpang, mereka wajib segera melaporkannya.
Tujuan dari metode ini adalah menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan bebas dari tindakan perundungan. “Jadi terpantau dari OSIS langsung, karena tiap kelas ada perwakilannya yang jadi bagian dari OSIS, itu yang dipakai,” jelasnya.
I Putu menambahkan bahwa gangguan yang terjadi di sekolah biasanya berasal dari luar sekolah, yang seringkali menyebabkan kekhawatiran. Namun, upaya untuk memastikan keamanan sekolah telah diintensifkan. “Sementara karena pagar di area ini belum maksimal, jadi ada yang mencuri helm, tapi sekarang tidak lagi semenjak adanya satpam di pintu pagar, jadi tidak berani tukang curi itu masuk, kalau dulu itu yang jadi masalahnya,” pungkasnya.
Upaya yang dilakukan oleh SMAN 1 Samarinda ini merupakan langkah proaktif dalam mencegah tindakan bullying dengan melibatkan OSIS untuk mengawasi dan melaporkan kasus-kasus yang mungkin terjadi. Hal ini diharapkan akan menciptakan ruang belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa. (Adv//Disdikbudkaltim//Sik)
Mewujudkan Lingkungan Belajar yang Aman: Kontribusi SMAN 1 Samarinda dalam Pencegahan Bullying
Baru-baru ini kasus bullying di lingkungan sekolah semakin ramai dibicarakan. Pada awal bulan oktober kemarin, sebuah video kekerasan terhadap seorang pelajar SMP di Samarinda viral di sosial media. Kejadian ini telah memunculkan rasa takut dan kecaman dari masyarakat, yang menyoroti urgensi penanganan kasus kekerasan ini. Penanggulangan bullying bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan menjadi tugas bersama yang dimulai dari upaya pencegahan.
Sebagai contoh bagaimana pencegahan perundungan dapat dilakukan dengan efektif, SMA Negeri 1 Samarinda telah mengambil tindakan-tindakan konkret untuk menjaga lingkungan belajar yang sehat dan bebas dari tindakan menyimpang. Harapannya, inisiatif yang diambil oleh sekolah ini dapat menginspirasi langkah serupa di berbagai sekolah lain.
Berikut adalah Cara Mencegah terjadinya Kasus Bullying :
- Pencegahan Melalui Pendidikan kepada Anak-anak
Pencegahan melalui anak-anak melibatkan usaha memberikan pengetahuan kepada mereka mengenai apa yang dimaksud dengan bullying dan bagaimana mereka dapat menghadapinya apabila menjadi korban. Selain itu, edukasi ini mencakup pelatihan bagi anak-anak untuk memberikan bantuan apabila mereka menyaksikan tindakan bullying terjadi. Anak-anak harus memiliki pemahaman tentang cara menengahi pertikaian, memberikan dukungan kepada korban untuk mengembalikan rasa percaya diri, dan melaporkan insiden kepada pihak sekolah, orang tua, atau tokoh masyarakat.
- Pencegahan Melalui Peran Orang Tua
Peran orang tua sangat penting dalam upaya pencegahan bullying. Mereka harus meningkatkan kesadaran anak-anak, memfasilitasi komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak, serta memberikan panduan moral, memupuk rasa percaya diri, mengajarkan etika, dan mengawasi penggunaan internet.
- Pencegahan Melalui Peran Sekolah
Sekolah juga memiliki kewajiban dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan bebas dari bullying. Upaya ini mencakup terciptanya bonding antara orangtua dan siswa, memperkuat pola komunikasi yang efektif.
- Pencegahan Melalui Peran Masyarakat
Peran masyarakat juga sangat relevan dalam upaya ini. Oleh karena itu, penting untuk membangun lingkungan masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak dan yang bersedia berperan aktif dalam melawan tindakan bullying.
Selain upaya pencegahan, rehabilitasi juga memegang peran penting. Pendekatan ini dilakukan untuk membantu korban dan pelaku bullying untuk sembuh dan mengerti aturan serta etika. Rehabilitasi memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku bahwa tindakan bullying adalah perilaku yang tidak dapat dibiarkan di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
Dalam menangani permasalahan bullying, semua pihak, termasuk anak-anak, keluarga, sekolah, dan masyarakat, harus bersatu dan berperan aktif. Hanya dengan langkah bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang bebas dari perundungan, sebagaimana yang telah diterapkan oleh SMA Negeri 1 Samarinda dalam menjaga lingkungan belajar yang sehat.