SAMARINDA, JURNALKALTIM.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda akan merenovasi toilet di 20 sekolah yang terdiri dari 10 SMP dan 10 SD.
Kepala Disdikbud Samarinda, Asli Nuryadin mengatakan bahwa rencana renovasi ini sesuai dengan permintaan Wali Kota Samarinda, Andi Harun yang menginginkan kualitas toilet sekolah seperti halnya hotel berbintang.
“Pak wali minta agar sekolah itu WC-nya tak kalah dengan standar hotel bintang, jadi murid itu kalau masuk WC juga nyaman karena bersih,” tuturnya.
Toilet Bersih Mencerminkan Sekolah yang Bersih
Asli Nuryadin menyampaikan bahwa kegiatan renovasi toilet ini merupakan salah satu dedikasinya dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
Tak hanya itu, menurut Asli kebersihan toilet sekolah dapat mencerminkan kondisi sekolah yang bersih pula.
“Saya yakin kalau toilet sekolah bersih, pasti semuanya juga bersih, karena cerminan sekolah bersih bisa dilihat dari toiletnya,” ujarnya saat ditemui di ruang kerja, Kamis (13/7/2023).
Disdikbud Samarinda Anggarkan Rp300 Juta per Toilet
Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P), Asli menyebutkan bahwa pihaknya telah mengalokasikan dana sejumlah Rp300 juta per bilik dengan kapasitas 5 (lima) sampai 6 (enam) toilet.
“Dianggaran ini kita akan lakukan percobaan dulu, anggarannya itu kita rencanakan untuk Rp300 juta per bilik, satu bilik itu bisa 5 sampai 6 toilet, tapi nominal itu akan disesuaikan dengan lokasi,” paparnya.
Sebagai percobaan, Asli menggunakan 20 sekolah yang tersebar di Kota Samarinda, terdiri dari 10 SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan 10 SD (Sekolah Dasar).
“Tentu tidak bisa sekaligus karena kita punya 12 TK, 163 SD, dan 48 SMP se-Kota Samarinda, jadi bertahap. Kita akan rancang modelnya,” kata Asli.
Asli mengatakan bahwa pihaknya akan merencanakan desain toilet sebaik mungkin sehingga ramah untuk anak-anak. Tak hanya itu, ia juga menekankan bahwa model toilet hasil renovasi nantinya akan diseragamkan di seluruh sekolah.
Asli meyakini bahwa program ini akan terealisasi dengan baik, melihat proyek renovasi ini bukanlah suatu hal yang berat.
“Saya kira renovasi ini bukan hal yang berat ya, sehingga di perubahan saya kira cukup waktunya,” pungkasnya.
Penyediaan Tempat Sampah Organik dan Anorganik
Selain fokus terhadap renovasi toilet sekolah, Asli meminta agar anggaran yang turun nantinya akan mencover kebutuhan tempat sampah dengan tiga jenis, yakni sampah organik, anorganik, maupun sampah basah yang nantinya akan ditempatkan di kawasan toilet.
Klasifikasi jenis sampah tersebut merupakan salah satu cara dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih sesuai motonya, yakni ‘Sekolah Sehat’.
“Sampah ini pasti tetap ada, sebenarnya saya inginnya pengadaan tempat sampah ini yang dipisah. Misal sampah organik, kering dan basah itu berbeda dengan tempat sampah yang ada di toilet, karena ada tisu ini tadi,” jelasnya.
Bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk SMA
Sebelum menyampaikan program renovasi toilet untuk SD dan SMP, Disdikbud Kaltim telah mengucurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan di tingkat SMA baik negeri maupun swasta yang terdiri dari 44 sekolah senilai Rp63 miliar.
Kasi Kelembagaan dan Sarana Prasarana SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Mochamad Mursalin mengatakan bahwa anggaran tersebut akan digunaka untuk memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Mursalin menyampaikan bahwa bantuan DAK ini sangat membantu dalam meningkatkan pembangunan di sektor pendidikan, yang mana sekolah baru bisa mencapai Rp 20 miliar untuk pembangunan di tahap awal sehingga adanya DAK akan sangat membantu dalam mempercepat proses pembangunan.
“Yang akan diperiksa dan disetujui sesuai anggaran yang masuk ke Disdikbud Kaltim. Kucuran dananya dilajukan bertahap. Mulai 25, 45, dan 30 persen,” lanjutnya.
Mursalin memaparkan pula kinerja yang sudah terealisasi lewat bantuan DAK ini diantaranya ruang laboratorium komputer untuk 8 sekolah, ruang laboratorium fisika untuk 13 sekolah, ruang laboratorium kimia untuk 12 sekolah, dan ruang laboratorium biologi untuk 8 sekolah.
Kemudian ada pula ruang unit kesehatan sekolah (UKS) untuk 11 sekolah, ruang kelas baru untuk 15 sekolah, ruang guru untuk 6 sekolah, ruang kepala sekolah atau pimpinan untuk 4 sekolah, dan ruang tata usaha untuk 5 sekolah.
Tak hanya itu, Mursalin melanjutkan kembali di sektor pembangunan yakni pembangunan asrama sekolah yang mencakup 7 (tujuh) sekolah, pembangunan rumah dinas untuk 9 sekolah, ruang bimbingan konseling (BK) untuk 10 sekolah, pembangunan perpustakaan untuk 1 sekolah, ruang OSIS untuk 10 sekolah, dan toilet beserta sanitasinya sebanyak 4 sekolah.