SAMARINDA, MEDIASAMARINDA.com – Ratusan driver Gojek yang tergabung dengan Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos) menggelar aksi demo di depan Kantor Gojek di jalan Mulawarman, Samarinda, Kaltim. Aksi ini dilakukan pada Senin, 24/7/2023 sejak pukul 09.00 WITA hingga 12.00 WITA dengan mengajukan enam tuntutan terkait kesejahteraan driver ojol.
Aksi demonstrasi ini dilakukan bukan tanpa alasan. Mereka menyampaikan tuntutan untuk perbaikan sistem kerja demi kesejahteraan para driver Gojek yang merasa dirugikan dengan sistem yang berjalan selama ini.
Dengan menyampaikan tuntutan ini, para driver berusaha mencari solusi untuk meningkatkan kualitas kerja dan kesejahteraan mereka sebagai mitra Gojek. Demonstrasi ini menjadi sarana untuk menyuarakan perasaan ketidakpuasan dan aspirasi mereka agar pihak Gojek dapat memahami kesusahan driver saat di lapangan.
Jarak Penjemputan Order dan Program Double Order Perlu Dievaluasi, Tarif hanya Dua Ribu Dianggap Sangat Tidak Manusiawi
Para driver gojek merasa ada beberapa masalah dalam sistem kerja yang perlu diatasi agar mereka dapat bekerja dengan lebih baik dan mendapatkan kesejahteraan yang layak. Seperti perbaikan jarak penjemputan order, evaluasi program double order Gofood, dan pemberian tambahan biaya ongkir untuk layanan Gofood dengan nominal pesanan di atas Rp 200.000.
Fitri, seorang driver perempuan yang berusia 38 tahun, menjelaskan bahwa radius penjemputan yang terlalu jauh menyebabkan biaya operasional mereka menjadi membengkak. Mereka seringkali harus menjemput pelanggan di daerah yang sangat jauh dari tempat mereka berada, seperti Samarinda Seberang atau Jalan Siraj Salman.
Ia juga menyoroti tarif untuk program double order dengan fitur hemat yang perlu dievaluasi. Tarif tersebut hanya Rp2000 yang menurutnya tidak sesuai dan dianggap tidak manusiawi. Sebagai driver, mereka harus menempuh perjalanan yang panjang dan mengantar pesanan dengan rute yang tidak searah, tapi hanya mendapatkan bayaran yang rendah.
Driver Gojek Samarinda Tuntut untuk Penghasilan Layak dengan Perbaikan Sistem Gojek
Ketua Budgos, Ivan Jaya, menjelaskan bahwa aksi demonstrasi ini merupakan bentuk protes atas ketidakadilan yang dirasakan oleh para driver Gojek di Samarinda. Mereka ingin mendapatkan penghasilan yang layak dan sebanding dengan kerja keras yang telah mereka lakukan.
Dalam aksi demonstrasi tersebut, ada enam tuntutan utama yang disampaikan kepada pihak Gojek Indonesia, diantaranya berikut ini:
- Jarak penjemputan orderan tidak terlalu jauh dari posisi mereka sebagai driver. Jarak yang terlalu jauh menyebabkan biaya bahan bakar meningkat dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja.
- Evaluasi program double order Gofood dengan fitur mode hemat. Tarif ongkir di program ini hanya Rp 2.000, menurut para driver ini sangat tidak adil karena beban kerja yang tinggi dan rute pengantaran yang tidak searah.
- Memberikan biaya ongkir tambahan untuk layanan Gofood dengan pesanan di atas Rp 200.000. Driver merasa sangat baik dari segi waktu, beban kerja, kapasitas muatan, dan modal untuk deposit.
- Penerapan kebijakan lonjakan tarif ongkir saat cuaca hujan, kurangnya driver aktif, dan kondisi tertentu lainnya juga perlu diperhatikan.
- Adanya alokasi order yang adil dan merata di antara seluruh driver Gojek Samarinda. Saat ini, ada beberapa driver yang mengalami sepi orderan, sedangkan sebagian lainnya mendapat banyak orderan.
- Adanya optimalisasi dan penerapan kebijakan terkait biaya sewa penggunaan aplikasi dan biaya penunjang kesejahteraan mitra pengemudi sesuai dengan amanat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 1001 Tahun 2022.
Tanggapan Regional Koordinator Gojek Indonesia Timur
Menanggapi tuntutan para driver Gojek Samarinda, Regional Koordinator Gojek Indonesia Timur, Gusti, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menggelar rapat di tingkat regional sebagai tindak lanjut dari aksi demonstrasi tersebut.
“Keputusan ini penting untuk menjaga konsistensi Gojek di Samarinda agar tidak menimbulkan kerugian dan risiko penutupan layanan di kota ini,” ungkap Gusti.
Sebagai perusahaan nasional, Gojek harus menerapkan regulasi yang bersifat menyeluruh di seluruh Indonesia, termasuk di Samarinda. Hal ini berarti bahwa kebijakan dan peraturan di Gojek harus konsisten dan merata di seluruh wilayah, dan tidak dapat berbeda di wilayah regional saja.
“Regulasi di Gojek harus tetap konsisten dan merata di seluruh wilayah, tidak bisa berbeda di wilayah regional saja,” jelasnya.
Para driver berharap agar pihak Gojek mendengarkan keluhan mereka dan memperhatikan kondisi para driver yang bekerja keras. Dengan perubahan yang diharapkan, diharapkan kerjasama antara Gojek dan para driver dapat menjadi lebih baik dan saling menguntungkan.