Samarinda, MEDIASAMARINDA – Dalam menghadapi fenomena perundungan yang kerap kali terjadi di lingkungan sekolah, SMAN 8 Kota Samarinda telah mengambil langkah bagus untuk mencegah Bullying di sekolah. Mereka mendirikan Komunitas Agen Perubahan Anti Perundungan dan mendapat dukungan dari banyak pihak. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen sekolah dalam menangani kasus bullying dan tindak kekerasan.
Hal ini berkaitan dengan penunjukan SMAN 8 Samarinda sebagai sekolah inklusi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur. Mengingat keberadaan sekolah inklusi ini melibatkan interaksi antara Anak Kebutuhan Khusus (ABK) dan siswa reguler yang berada di kelas yang sama. Oleh karena itu, ada kekhawatiran terjadinya tindakan perundungan.
Komunitas Agen Perubahan Anti Perundungan Aktif Sosialisasikan Terkait Stop Bullying di Sekolah
Dalam rangka mencegah hal tersebut, komunitas ini didirikan untuk mengkampanyekan dan mensosialisasikan anti perundungan dan kekerasan. Zahra, Koordinator Komunitas Roots mengungkapkan tujuan utama dari komunitas ini ialah untuk mencegah adanya bullying dan kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah dengan melakukan sosialisasi dan pendampingan.
“Sekolah ini termasuk ke dalam sekolah inklusi. Dalam hal ini, Anak Bekebutuhan Khusus (ABK) serta siswa yang reguler kan berinteraksi secara langsung, apalagi ada di dalam satu kelas yang sama. Dikhawatirkan adanya terjadi kasus pembullyan itu bisa terjadi, makanya komunitas ini hadir guna untuk berkampanye atau mensosialisasikan tentang anti bullying serta kekerasan,” ujar Zahra.
Komunitas Roots memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman kepada siswa mengenai bahaya perundungan serta pentingnya menghormati hak dan keberagaman satu sama lain. Dengan kehadiran komunitas ini, diharapkan lingkungan sekolah menjadi lebih aman, inklusif, dan penuh dengan rasa saling menghargai.
Zahra pun menjelaskan harapan adanya komunitas ini dapat memberikan pemahaman tentang apa itu perundungan dan betapa bahayanya bullying terhadap korban kepada adik-adik kelas dan teman-teman sekelasnya. Selain itu, ia juga serta memberikan pendidikan agar mereka tidak melakukan tindakan tersebut.
“Komunitas ini sudah mulai berjalan sejak 3 tahun ini, kami juga memperkenalkan kepada adik-adik kelas serta teman-teman kelas agar tahu seberapa bahayanya terjadi tindakan pembullyan serta perundungan yang terjadi di sekolah maupun lingkungan sekitar,” jelasnya.
Komunitas Roots Mendapat Dukungan Penuh dari UNICEF dan Mendikbud Terkait Pencegahan Bullying di Sekolah
Perlu diketahui, komunitas ini juga memiliki dukungan dari United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan Mendikbud. Fakta ini menunjukkan pengakuan serta dukungan dari lembaga-lembaga penting dalam upaya untuk mencegah dan mengatasi perundungan.
Hal ini mencerminkan pentingnya peran komunitas ini dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menghormati hak-hak semua siswa. Dengan upaya yang berkelanjutan selama tiga tahun, komunitas Roots telah berhasil memberikan edukasi kepada siswa tentang bahaya perundungan dan pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang bebas dari perilaku merugikan.
Ini adalah langkah positif dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif, aman, dan mendukung di SMAN 8 Samarinda untuk maju dan berkembang dengan baik.
Nurhayati, Kepala Sekolah SMAN 8 Samarinda Klaim Sampai Saat Ini Tidak Ada Perundungan di Sekolahnya
Dalam konteks yang berbeda, Kepala Sekolah SMAN 8 Samarinda, Nurhayati, dengan tegas menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada tindakan pembullyan atau perundungan yang terjadi di sekolahnya, dan dia berkomitmen untuk mencegah agar hal tersebut tidak terjadi.
“Walaupun sekolah kami ini yaa termasuk ke dalam sekolah inklusi, tetapi sampai saat ini belum ada laporan masuk terkait adanya tindakan pembullyan dan perundungan,” jelas Nurhayati.
Kepala Sekolah SMAN 8 Samarinda mengharapkan agar di masa mendatang tidak akan ada kasus pembullyan atau perundungan yang melibatkan siswa atau bahkan siswa dengan guru di sekolahnya. Sehingga sekolah tetap menjadi lingkungan yang aman untuk menuntut ilmu dan terhindar dari tindakan yang dapat merugikan.
“Semoga kedepannya tidak ada lagi kasus pembullyan dan perundungan, kami akan selalu mencegah jangan sampai ada hal-hal yang mengarah ke situ,” tutupnya.
Dengan pendekatan pencegahan dan perhatian dari Kepala Sekolah, SMAN 8 Samarinda berusaha menjaga lingkungan sekolah bebas dari perundungan. Sehingga menjadi tempat tempat yang aman, nyaman, dan mendukung bagi semua siswa untuk belajar.