Samarinda, MEDIASAMARINDA.com – Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur mencoba untuk mengubah pola hidup masyarakat agar lebih sehat mulai dari kalangan pelajar. Hal ini dilakukan dengan mengadakan sosialisasi stunting dalam upaya pengedukasian agar mencegah terjadinya perluasan pengidap stunting di Provinsi Kalimantan Timur. Untuk itu, dalam kegiatan ini, Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur melakukan pembentukan KPPS sebagai agen perubahan di kalangan pelajar.
Sasaran Utama Sosialisasi Stunting
Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur sedang gencar untuk melakukan berbagai macam upaya dan kegiatan yang sengaja untuk dilakukan sebagai program dalam memperbaiki pola hidup dan perilaku masyarakat agar lebih sehat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan sosialisasi stunting, sebagai langkah yang diambil untuk mencegah perluasan terjadinya kasus stunting di Provinsi Kalimantan Timur.
Melalui kegiatan sosialisasi stunting ini, Disdikbud Provinsi Kalimantan Timmur berupaya untuk menyediakan kegiatan penyuluhan dan pengedukasian terhadap masyarakat. Tujuannya agar nantinya informasi dan pengetahuan yang didapatkan mengenai kondisi kesehatan yang tidak baik akibat stunting dapat dipahami dengan baik. Nantinya, masyarakat akan memulai pola hidup sehat agar dapat terhindar dari masalah kesehatan yang mampu menghambat pertumbuhan dan keberlangsungan hidup manusia tersebut.
Kegiatan sosialisasi stunting tersebut kali ini dihadirkan di tengah-tengah pelajar yang duduk di bangku SMA sederajat. Dimana pengadaan sosialisasi ini sekaligus dijadikan sebagai ajang Pembentukan Komunitas Pelajar Peduli Stunting (KPPS) dari sebanyak 40 SMA yang berada di Provinsi Kalimantan Timur yang menghadiri kegiatan sosialisasi tersebut. Acara ini turut melibatkan Politeknik Kesehatan (Poltekkes), sebagai perguruan tinggi yang memiliki data stunting di Provinsi Kalimantan Timur.
Setelah menghadiri kegiatan sosialisasi yang diadakan pada hari Senin, tanggal 20 November 2023 lalu di Hotel Grand Senyiur Kota Balikpapan, Siti Aminah yang menjabat sebagai Kepala Sub Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter membagikan beberapa keterangan kepada para jurnalistik pers terkait kegiatan yang diadakan oleh pihaknya.
Siti Aminah membuka keterangannya dengan pernyataan bahwa masalah kesehatan yang ditimbulkan stunting disebabkan karena adanya kebiasaan menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Dimana penerapan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat ini lambat laun akan memicu peningkatan terhadap risiko dampak yang ditimbulkan dari stunting.
Hal yang penting untuk diketahui adalah untuk sekarang ini pihak Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur tengah berkonsentrasi untuk melaksanakan pengadaan sosialisasi stunting di kalangan para pelajar yang duduk di bangku SMA dan SMK sederajat. Hal ini dikarenakan nantinya semua peserta didik tersebut akan masuk ke masa remaja. Oleh sebab itu, para pelajar pada tingkat pendidikan SMA dan SMK sederajat ini menjadi salah satu sasaran utama untuk diberikan pengadaan sosialisasi stunting.
Lebih lanjut, Siti Aminah juga berharap para pelajar remaja yang berada di kawasan wilayah Provinsi Kalimantan Timur ini tidak ikut serta menjadi kelompok yang menyumbangkan generasi penderita masalah kesehatan stunting di masa depan. Jadi, apabila para pelajar sudah beranjak dewasa dan berkeluarga, mereka tidak berpotensi melahirkan anak penderita stunting dari ibu yang terbukti tidak sehat.
Pembentukan Agen Perubahan Melalui Sosialisasi Stunting
Diketahui bahwa selain memberikan edukasi mengenai pentingnya menerapkan pola hidup yang sehat, pihak Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur juga membagikan tablet penambah darah kepada pelajar dan remaja putri yang menjadi peserta dalam kegiatan sosialisasi stunting tersebut.
Disebutkan pula oleh Siti Aminah bahwa para pelajar bukan hanya dijadikan sasaran utama kegiatan sosialisasi semata, tetapi kegiatan ini juga dijadikan sebagai jalan untuk memberikan pengarahan bagi para pelajar agar mampu menjadi agen perubahan. Pasalnya, pelajar juga diajarkan bagaimana memberikan penyuluhan untuk menyebarkan pengetahuan dan informasi stunting yang dimilikinya pada masyarakat secara luas.
“Di samping siswa kami dijadikan sasaran dari kampanye stunting, mereka juga akan menjadi agen perubahan,” imbuh Siti Aminah.
Namun, sebelum ke masyarakat luas, para pelajar dianjurkan untuk menyasar pada orang-orang terdekat yang ada di lingkungannya terlebih dahulu, seperti teman sekelas maupun anggota keluarga masing-masing. Hal ini dilakukan agar para pelajar ambil andil dalam meneruskan program pemerintah yaitu mengedukasi masyarakat terkait stunting. Seperti apa itu stunting, cara pencegahan stunting, dan dampak bahaya akibat stunting.
(ADV/SIK)