
Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – Kaltim menjadi sorotan nasional setelah tercatat sebagai wilayah dengan angka kasus stroke terbanyak di Indonesia, sebuah alarm bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan langkah preventif terhadap penyakit mematikan ini.
Stroke Melanda Kaltim: Tercatat Kasus Terbanyak di Indonesia
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menyuarakan sebuah seruan mendesak. “Ya ini menjadi salah satu langkah agar pegawai di lingkungan pemprov Kaltim bisa lebih sehat, apalagi kita ketahui tadi posisi Kaltim berada di peringkat pertama kasus stroke di Indonesia,” kata Jaya, menggarisbawahi pentingnya tindakan segera dalam menghadapi situasi kesehatan yang genting ini.
Stroke, dikenal sebagai salah satu pembunuh diam-diam dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, tampaknya mengakar dalam gaya hidup sehari-hari warga Kalimantan Timur, termasuk di antara para pejabat daerah. Fenomena ini telah menggugah kesadaran untuk memprioritaskan sosialisasi dan pencegahan penyakit yang sering kali dikaitkan dengan tekanan pekerjaan dan gaya hidup yang kurang aktif.

Mengingat tingginya kasus stroke di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), Jaya Mualimin menekankan bahwa penyakit ini sebenarnya dapat dicegah. Edukasi masyarakat tentang pentingnya kegiatan fisik dan kebiasaan hidup sehat harus menjadi bagian dari kehidupan kita. Ia juga menekankan pentingnya ASN menjalankan pola hidup sehat dengan optimal
Langkah-langkah preventif seperti rutin melakukan olahraga ringan dan mengelola waktu kerja tidak hanya membantu dalam menjaga kebugaran tapi juga mengurangi risiko terjadinya stroke. Kesadaran dan komitmen untuk menjaga kesehatan perlu ditanamkan kepada setiap individu dan lingkungan kerjanya.
Peristiwa ini meminta komitmen yang serius dari berbagai pihak, tak terkecuali pemerintah setempat yang dituntut untuk lebih proaktif. Implementasi kebijakan gaya hidup sehat bukan hanya menjadi tanggung jawab individu tetapi juga sebagai kebijakan kesehatan publik yang perlu diperkuat.
Kasus stroke di Kalimantan Timur ini menandai sebuah peringatan keras bagi wilayah lain di Indonesia. Dalam menghadapi tantangan kesehatan di era modern yang cenderung mendukung gaya hidup sedentari (kegiatan yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur) serta mengkonsumsi makanan tidak sehat, maka pencegahan dan edukasi menjadi senjata utama.
Perjuangan ini tidak hanya melibatkan upaya medis tetapi juga transformasi budaya dan kebijakan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Balikpapan Perkenalkan Fasilitas Kesehatan Terbaru untuk Kasus Stroke
Dalam upaya terbaru dan paling konkret untuk menanggulangi peningkatan kasus stroke di Kalimantan Timur, kota Balikpapan mengambil langkah signifikan dengan meresmikan Gedung Imdaad Hamid di RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD). Gedung ini dirancang sebagai pusat perawatan khusus untuk penyakit infeksius dan stroke, yang menjadi fokus khusus mengingat keadaan kesehatan saat ini di wilayah tersebut.
Pembukaan Gedung Imdaad Hamid merupakan simbol harapan baru yang diungkapkan oleh Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, yang menyampaikan optimisme terhadap manfaat besar gedung tersebut bagi masyarakat. ““Semoga Gedung Imdaad Hamid RS Kanujoso bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat,,” ungkap Gubernur saat peresmian di Balikpapan pada bulan agustus lalu.
Gedung dengan empat lantai ini tak hanya merupakan kebanggaan baru dalam peta infrastruktur kesehatan di Balikpapan, tetapi juga meningkatkan kapasitas penanganan pasien stroke dan infeksi dengan menyediakan 125 tempat tidur dan 15 ruang ICU untuk kasus-kasus kritis.
Investasi senilai Rp 113 miliar yang diperuntukkan bagi pembangunan gedung ini datang dari kas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan menjadi bukti komitmen dari DPUPR Pera. Gedung yang dinamai sesuai tokoh lokal yang berjasa, Imdaad Hamid, menghormati kontribusi beliau yang signifikan dalam memajukan kota Balikpapan. “Almarhum Imdaad Hamid itu orang hebat. Punya wawasan dan berpean besar. Utamanya dalam membangun Balikpapan menjadi kota yang terkemuka dan terbersih di dunia,” kenang Gubernur Isran Noor dengan rasa hormat.
Nama Imdaad Hamid yang dikenang sebagai Wali Kota Balikpapan ke-8, kini diabadikan pada sebuah fasilitas kesehatan yang bertujuan untuk memberikan layanan penyelamatan nyawa yang lebih baik.
Direktur Utama RSKD Balikpapan, dr Eddy Iskandar, menyatakan bahwa pembangunan gedung baru ini sangat penting, terutama setelah pengalaman pahit selama pandemi COVID-19, di mana kondisi rumah sakit yang overload hingga pasien harus dirawat di koridor.
Gedung Imdaad Hamid berdiri sebagai tonggak kemajuan dan komitmen terhadap penanganan kasus stroke serta penyakit infeksius di Kalimantan Timur, dan khususnya untuk kota Balikpapan, yang kini bertekad untuk menjadi pelopor dalam standar penanganan kesehatan di Indonesia. (ADV/DINKESKALTIM/GSM)