26 C
Samarinda
30 April 2025
BerandaKaltimStrategi Pertanian Kaltim Tingkatkan Kualitas Beras: Petani Lokal Jadi Andalan

Strategi Pertanian Kaltim Tingkatkan Kualitas Beras: Petani Lokal Jadi Andalan

Date:

Must read

Related News

Wisata Alam Gunung Boga Menjadi Destinasi Favorit Pada 2022. Pihak Pemkab Siap Menyokong 

Paser, MEDIASAMARINDA.COM - Akaml Malik selaku PJ Gubernjmur Kalimantan...

FPTI Luncurkan Pembinaan Prestasi Untuk Capai Hasil Ambisius di PON Mendatang

Samarinda, MediaSamarinda.com - Untuk meningkatkan jumlah peraihan medali pada...

Ini Target Perolehan Medali Kaltim Agar Raih Posisi 5 di PON 2024

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Atlet kontingen Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan target...

Gelar Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana, Begini Harapan BPBD Samarinda!

Samarinda, MEDIASAMARINDA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama...

Selamat! BK PON Hasilkan 248 Medali, Kaltim Sukses Duduki Peringkat 4 Nasional

Samarinda, Mediasamarinda.com - Provinsi Kaltim kembali berhasil mengukir prestasi...

Kalimantan Timur, Mediasamarinda.com – Dalam upaya berkelanjutan untuk memajukan sektor pertanian Kaltim, langkah strategis yang dilakukan adalah dengan mengajak para petani lokal meningkatkan kualitas produksi pangan. Wakil Ketua DPRD Kaltim, Seno Aji, menjadi sorotan ketika beliau menyerukan peningkatan produksi beras yang berkualitas sebagai langkah krusial untuk mengurangi impor beras dan memperkuat posisi kompetitif Kaltim dalam peta agrikultur nasional.

Seno Aji Sebut Pertanian Kaltim Punya Potensi Besar Menuju Lumbung Pangan Nasional

Pertanian Kaltim
Strategi Pertanian Kaltim Tingkatkan Kualitas Beras: Petani Lokal Jadi Andalan

“Kita harus meningkatkan kualitas pangan sendiri, terutama beras. Kita tidak bisa terus bergantung dengan daerah lain seperti Sulawesi, Jawa, atau daerah lainnya dan harus memanfaatkan potensi lahan Kaltim yang luas dan subur,” ujar Seno, menandai momentum ini sebagai sebuah titik balik penting untuk pertanian Kaltim.

Bukan hanya sekedar wacana, upaya peningkatan ini didukung penuh oleh kerjasama strategis antara DPRD Kaltim dan Kementerian Pertanian. “Kementerian Pertanian telah memberikan bibit yang sesuai dengan kondisi tanah di Kaltim, memiliki tingkat keasaman di bawah pH enam,” jelas Seno, menegaskan bahwa hal ini merupakan bagian dari rencana komprehensif untuk memperbaiki hasil pertanian Kaltim.

Seno juga menekankan pentingnya penanganan tanah secara bijaksana dan ekspansi area persawahan sebagai pilar utama untuk mencapai target swasembada pangan di wilayah tersebut. Upaya ini diperkuat oleh dukungan nasional, khususnya dari Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budi Satrio, yang telah mengalokasikan bantuan untuk 1.000 petani di Kaltim. “Kita sangat bersyukur Pak Budi Satrio yang membidangi pertanian di DPR RI. Beliau peduli dengan petani Kaltim dan memberikan aspirasinya untuk membantu petani kita. Ini adalah simbiosis mutualisme yang bagus,” lanjut Seno.

Menyusul dukungan tersebut, pembangunan infrastruktur pertanian juga menjadi agenda utama. Pembangunan bendungan dan embung di lokasi strategis seperti Marangkayu, Samarinda, dan Kutai Kartanegara diharapkan dapat mengatasi kendala irigasi, khususnya selama musim kemarau.

Pencapaian terkini sektor pertanian Kaltim tercermin dari data statistik yang menunjukkan peningkatan hasil gabah di Kutai Kartanegara dari tahun 2022 ke 2023, mengindikasikan progres positif di sektor ini. Dengan berbagai program pemerintah yang ada, termasuk pemanfaatan alat mesin pertanian modern, produksi pangan di Kaltim diperkirakan akan terus menunjukkan tren peningkatan.

Meski tantangan seperti kemarau menyebabkan penurunan produksi gabah di akhir tahun, Seno Aji tetap optimistis bahwa tahun-tahun mendatang akan membawa hasil yang lebih baik. Semangat ini diharapkan dapat terus membara di hati para petani lokal serta semua pihak yang terlibat, memastikan masa depan yang lebih berkelanjutan dan sejahtera untuk sektor pangan di Kaltim.

Langkah Strategis Pertanian Kaltim: Investasi Rp 4,5 Miliar Untuk Bendungan Irigasi

Dalam upaya yang terukur untuk meraih swasembada pangan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah memutuskan untuk menginvestasikan Rp 4,5 miliar pada sektor pertanian Kaltim. Dana tersebut akan ditempatkan pada proyek infrastruktur yang berpotensi meningkatkan efisiensi irigasi dan memperkuat fondasi pertanian berkelanjutan.

Salah satu penerima alokasi dana utama adalah Bendungan Marangkayu yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dimulai pada tahun 2019, proyek bendungan ini telah mencapai tahap akhir dengan progres konstruksi yang impresif, menyentuh angka 90 persen. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, telah menyampaikan bahwa pengisian waduk akan segera dilaksanakan sebagai langkah penyelesaian proyek.

Dengan kapasitas yang dirancang untuk mendukung irigasi atas 1.500 hektar lahan pertanian di Marangkayu, Bendungan Marangkayu diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai sumber irigasi tapi juga sebagai penyedia air baku untuk masyarakat di Bontang, Marangkayu, dan Muara Badak. Dengan output yang diestimasi mencapai 450 liter per detik, bendungan ini juga akan memainkan peran vital dalam memenuhi kebutuhan air daerah sekitarnya.

Investasi yang telah diberikan untuk pembangunan infrastruktur ini mencerminkan komitmen jangka panjang pemerintah daerah terhadap sektor agraria. Sejak 2019, Pemerintah Provinsi Kaltim telah mengucurkan anggaran yang cukup besar, termasuk Rp 13,1 miliar pada tahun tersebut, disusul dengan Rp 3,4 miliar pada 2021, dan Rp 4,9 miliar di tahun 2022. Langkah ini dilengkapi dengan pembangunan jaringan air primer dan sekunder yang bertujuan untuk menjamin distribusi air yang efisien dari bendungan menuju area pertanian.

Lebih lanjut, terdapat rencana ekspansif untuk penambahan jaringan distribusi air yang akan didanai oleh APBD Provinsi Kaltim tahun 2023. Inisiatif ini semakin mendesak terutama tentang peningkatan kebutuhan pangan yang dipicu oleh pertumbuhan populasi dan rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Walaupun tercatat adanya penurunan luasan sawah dari 68.120 hektar di tahun 2012 menjadi 64.030 hektar di tahun 2022 berdasarkan data Badan Pusat Statistik, serta berdampak pada harga kebutuhan pokok, pemerintah setempat menunjukkan tekad untuk membalikkan kondisi tersebut. Dengan upaya intensif yang sedang dijalankan, diharapkan kedepannya produksi beras lokal dan komoditas lainnya di Kaltim akan meningkat, mengurangi ketergantungan pada impor dari wilayah lain, dan pada akhirnya membawa stabilisasi harga pasar lokal.

Bendungan Marangkayu diproyeksikan sebagai katalis utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian Kaltim. Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, harapan untuk masa depan pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan di wilayah ini semakin nyata.

(ADV/DPRDPROVKALTIM/RH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini