
SAMARINDA, MEDIASAMARINDA.com – Tim kluster kesehatan Dinkes Kaltim mengikuti pergelaran workshop kebencanaan di Hotel Puri Senyiur Samarinda. Rencananya, program ini akan berlangsung selama dua hari. Dalam hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur pun turut menggandeng BPBD Kaltim dan dua narasumber lainnya.
Bentuk Tim Kluster Kesehatan yang Sigap Bencana
Sekarang ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tengah fokus pada program kebencanaan dengan memberikan edukasi di berbagai bidang. Dimana, program tersebut meliputi tindakan pencegahan, penanggulangan, dan evakuasi terhadap masyarakat terdampak.
Selain bergerak di lingkup pendidikan, kegiatan ini juga turut diusung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), salah satunya yakni dengan menggelar workshop peningkatan kapasitas tim kluster kesehatan yang sigap bencana.
Pelaksana Harian Kepala Dinkes Provinsi Kaltim Setyo Budi Basuki mengatakan bahwa kegiatan kali ini diselenggarakan sebagai upaya mewujudkan tenaga kesehatan yang tanggap terhadap berbagai bencana, baik bencana alam maupun non-alam.
Adapun salah satu pertimbangan Basuki dalam menggelar workshop bagi tim kluster kesehatan Dinkes Kaltim yaitu lantaran adanya catatan historis mengenai berbagai bencana membahayakan yang sempat menimpa Kaltim. Diantaranya, banjir, tanah longsor, gelombang ekstrem, cuaca ekstrem, kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan.

“Selain itu, Kalimantan Timur memiliki banyak point of entry yang meningkatkan risiko penyebaran penyakit atau bahaya dari luar negeri atau luar daerah yang dapat berdampak kedaruratan kesehatan masyarakat dan berpotensi menjadi bencana non alam,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kesiapsiagaan di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Perlu diketahui, wokshop tersebut rupanya diikuti oleh 50 peserta dari berbagai bidang di lingkungan Dinkes Kaltim.
Bukan hanya itu, kegiatan tersebut juga turut dihadiri oleh instansi kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit dan Organisasi Profesi. Tercatat, ada beberapa materi yang akan disampaikan. Diantaranya meliputi konsep dasar kesehatan dalam bencana, manajemen kesehatan dalam bencana, aktivasi pasca bencana, dan simulasi penanggulangan bencana.
“Pembekalan ini kami kemas dalam bentuk workshop dalam meningkatkan keterampilan tim kluster kesehatan yang terdiri dari berbagai bidang di Dinkes Kaltim, Rumah Sakit, dan organisasi profesi,” ujar Setyo Budi Basuki di Hotel Puri Senyiur Samarinda.
Setyo Budi Basuki menambahkan bahwa pihaknya telah menghadirkan narasumber dan fasilitator yang kompeten di bidangnya, yaitu Rakhmad Ramadhanjaya dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dan Didiek Rachmadi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Menurut Basuki, pembekalan terpadu yang dilakukan oleh narasumber yang ahli di bidangnya mampu meningkatkan keefektifan workshop. Sehingga, hal ini juga berdampak terhadap meningkatnya kapasitas tim medis, khususnya terkait ilmu kebencanaan.
Jalin Kerja Sama dengan BPBD Kaltim
Bukan hanya menghadirkan narasumber dan fasilitator yang terlatih, Kepala Pelaksana Harian sekaligus Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Kaltim, Setyo Budi Basuki rupanya juga melibatkan peran serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltim.
ia menjelaskan bahwa koordinasi yang dilakukan bersama BPBD Kaltim bukan hanya meliputi kawasan provinsi saja, melainkan juga di tingkat kabupaten/kota.
“Kami perlu mengumpulkan anggota dari kluster kesehatan untuk diberikan workshop oleh narasumber yang kompeten baik dari pusat maupun daerah, agar kita dapat meningkatkan kesiapan dan keterampilan kita dalam menghadapi bencana alam dan non alam,” ucap Basuki.
Disusun berdasarkan regulasi nasional yang berlaku, Setyo Budi Basuki pun menjelaskan bahwa program pembekalan tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Dimana, aturan tersebut menuliskan bahwa pemerintah provinsi memiliki dua kewenangan standar pelayanan minimal, yaitu meliputi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan penanggulangan bencana.
Lebih lanjut, Setyo Budi Basuki menuturkan bahwa penguatan tim kluster kesehatan menjadi bagian penting dalam terlaksananya program masyarakat sigap bencana. Sebab melalui cara tersebut, penguatan kewaspadaan terhadap risiko bencana alam maupun non-alam akhirnya mampu dilakukan oleh seluruh stakeholder, baik masyarakat, organisasi, maupun instansi. (ADV/DINKESKALTIM/GSM)