
Kalimantan Timur, MEDIASAMARINDA.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur telah menemukan kasus wabah leptospirosis di 2 daerah kabupaten/kota yang terdapat di kawasan wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kedua daerah tersebut adalah Kota Bintan dan Kabupaten Kutai Barat. Dengan penemuan kasus di wilayah ini, Dinkes Kaltim menganjurkan beberapa hal untuk memutus rantai penyebarannya.
Penemuan Wabah Leptospirosis di Provinsi Kalimantan Timur Berdasarkan Penelitian
Beberapa waktu lalu, Jaya Mualimin yang menjabat sebagai Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Timur memberikan sejumlah informasi kepada para pewarta terkait penyakit yang baru-baru ini menyeruak. Jaya Mualimin memberitahukan bahwa di Indonesia sendiri untuk saat ini sedang menghadapi berbagai macam jenis penyakit yang tergolong baru ditemukan, seperti halnya baru-baru ini diketahui terdapat beberapa penyakit zoonosis yang baru saja bermunculan. Penyakit zoonosis yang sudah bermunculan di berbagai daerah di Indonesia adalah penyakit monkeypox dan penyakit leptospirosis.
Penyakit zoonosis sendiri merupakan jenis penyakit yang penularannya berasal dari hewan yang menularkan ke manusia dan sebaliknya. Dimana perkembangan dari penyakit zoonosis ini diakibatkan oleh aktivitas dari mikroorganisme yang bersifat parasit yang biasanya berupa jamur, bakteri, virus, dan parasit ini memiliki bentuk yang sama dengan protozoa atau organisme yang mempunyai sel satu atau berbentuk cacing.

Sedangkan penyakit monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi virus langka yang berasal dari hewan monyet yang merupakan induk utama dari virus monkeypox. Cacar monyet merupakan masalah kulit yang terjadi karena adanya infeksi virus yang biasanya masalah kulit ini berupa bintil-bintil berisi nanah pada permukaan kulit.
Memang, dinyatakan bahwa Dinkes Kalimantan Timur belum pernah menemukan kasus penyakit monkeypox ini di kawasan wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan untuk wabah leptospirosis, Dinkes Kalimantan Timur sudah pernah menemukan kasusnya di Kota Bontang dan di Kabupaten Kutai Barat. Wabah leptospirosis ini sendiri ditemukan dari hasil penelitian yang dilakukan Dinkes Kalimantan Timur terhadap beberapa sampel tikus. Dan setelah diteliti, ternyata sampel tikus dari Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Barat dinyatakan menunjukkan hasil positif mengandung bakteri genus Leptospira.
“Monkeypox saat ini belum ada di Kaltim, yang saat ini diwaspadai itu leptospirosis, kita kan sudah berapa kali ambil sampel tikus, ternyata banyak yang positif, di Bontang dan Kubar,” beber Jaya Mualimin.
Sebagai tindak lanjut dari penemuan hasil penelitian tersebut, Jaya Mualimin menghimbau kepada seluruh masyarakat yang berada di kawasan wilayah Provinsi Kalimantan Timur untuk senantiasa melakukan sikap berjaga-jaga dan waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan dari wabah leptospirosis. Dimana penyakit ini merupakan penyakit yang dibawa oleh bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit) yang menjadi penyebab infeksi bakteri genus Leptospira. Penularan penyebaran bakteri ini berasal dari air kencing tikus yang terinfeksi bakteri tersebut.
Upaya Pencegahan Tersebarnya Wabah Leptospirosis
Setelah menjelaskan penyebab penyebaran wabah penyakit leptospirosis, Jaya Mualimin lantas menjelaskan pula wabah leptospirosis ini memiliki potensi menular dengan adanya kontak fisik atau tidak sengaja tersentuh tanah, dan menggunakan atau meminum air yang sebelumnya sudah dicemari oleh air kencing tikus. Jaya Mualimin juga menuturkan gejala yang muncul apabila seseorang telah terpapar bakteri penyebab leptospirosis, diantaranya adalah nyeri otot, demam, sakit kepala, tubuh terlihat menguning, hingga mengalami gangguan fungsi ginjal.
Untuk itu, perlu mengetahui pula upaya pencegahan atas penyebaran wabah leptospirosis, yaitu Jaya Mualimin menyarankan agar seluruh masyarakat selalu menjaga kebersihan pekarangan dan lingkungan tempat tinggal dan tempat beraktivitas. Disamping itu, Jaya Mualimin juga menganjurkan untuk menjaga dan berupaya untuk menghindari kontak langsung dengan tanah dan air yang telah terkontaminasi dengan air kencing tikus. Maka dari itu, Jaya Mualimin menyarankan untuk terbiasa merebus terlebih dahulu air yang akan digunakan untuk minum maupun untuk mandi.
Leptospirosis adalah penyakit menular zoonosis yang berpotensi mewabah selesai hujan deras atau setelah datangnya bencana banjir. Bahkan di seluruh dunia setiap tahunnya ditemukan lebih dari 500.000 kasus penyakit leptospirosis. Sementara di Indonesia tahun 2021, ditemukan 734 kasus penyakit leptospirosis. Dan sebanyak 84 orang diantaranya meninggal dunia dengan persentase Case Fatality Rate (CFR) mencapai 11,4%. (ADV/DINKESKALTIM/GSM)