Sleman, mediasamarinda.com – Kekeringan di Sleman berdampak pada seratusan Kepala Keluarga. Data tersebut didapatkan dari Kabid Kedaruratan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sleman, Bambang Kuntoro. Pihaknya kini melakukan sejumlah upaya agar masyarakat bisa mendapatkan air bersih.
Data Waraga yang Mengalami Kekeringan di Sleman
Kemarau panjang berdampak besar bagi warga di Kaliurang Selatan, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Bambang mengatakan, Kekeringan di Sleman ini disebabkan oleh berkurangnya debit air yang mulai berkurang karena tidak ada hujan di daerah tersebut.
“Karena debit air dari sumber air Umbul Wadon menurun drastis menyebabkan kekurangan air bersih,” kata Bambang kepada Wartawan pada Rabu (27/12).
Bambang juga menjelaskan jika kekeringan di Sleman ini dirasakan oleh kurang lebih 176 KK. Data tersebut berasal dari 4 RT dan jumlah kepala keluarganya juga berbeda.
“Jadi ada empat RT di Kaliurang selatan yang terdampak, RT 5/13 ada 44 KK, RT 6/13 ada 22 KK, RT 2/12 ada 66 KK, dan RT 3/12 ada 44 KK,” tuturnya.
Selain sulitnya air minum, kemarau panjang yang ada di Sleman juga merusak hektaran budidaya kolam ikan. Sejumlah warga mengaku, kemarau sekarang ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Upaya BPBD Tangani Kekeringan di Kabupaten Sleman
Bambang menuturkan, BPBD setempat sudah melakukan berbagai upaya diantaranya menyiapkan bak penampungan air. Rencananya, bak tersebut akan diisi dengan 20 ribu liter air per harinya agar masyarakat sekitar tidak kesulitan mencari sumber air.
Untuk pemenuhan tersebut, Bambang menuturkan, jika pihak BPBD belum memiliki anggaran yang tersisa. Sedangkan untuk BTT (Belanja Tak Terduga) sudah disetorkan lagi ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman.
Proses pengembalian dana dari BTT sudah dikembalikan sejak 8 Desember 2023 lalu. Langkah itu dilakukan karena hujan di daerah Sleman sudah turun, Namun setelah itu, malah terjadi kemarau hingga hari ini.
“Sisa anggaran BTT sudah kami kembalikan sejak 8 Desember 2023. Dana dikembalikan waktu itu karena hujan yang sudah turun, tapi ternyata setelah itu malah berhenti,” bebernya.
Untuk sementara waktu, BPBD Sleman mengandalkan anggaran yang sumbernya dari kelurahan. Anggaran itu digunakan untuk menyiapkan berbagai personel dan armada untuk dropping air ke lokasi kekeringan.
Referensi : Detik Jogja, Jogja IDN Times.