Samarinda, MediaSamarinda.com – Dalam kunjungan bersejarah di hari terakhir agenda IFLA World Library and Information Congress ke-88 di Rotterdam, Belanda, delegasi Indonesia di bawah kepemimpinan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Syarif Bando, menunjukkan semangat dan antusiasme tinggi dalam mengikuti rangkaian acara penuh makna. Acara ini telah menjadi forum penting yang menghimpun berbagai ide inovatif dan progresif tentang perkembangan perpustakaan modern.
Bertempat di Aula Ahoy, sebuah gedung pertemuan yang megah di pusat kota Rotterdam, acara tersebut melibatkan sejumlah pembicara terkemuka dan pemikir ulung yang membahas isu-isu krusial yang berkaitan dengan dunia perpustakaan saat ini.
IFLA sendiri merupakan suara global perpustakaan, mewakili kepentingan profesi dan bekerja untuk meningkatkan layanan di seluruh dunia. IFLA memiliki manfaat dari keanggotaan yang kuat, komunitas profesional yang bersemangat, dan kolaborasi yang erat dengan mitra-mitra.
Hasil Kongres IFLA 2023: Fokus pada Implementasi Ide-Inovasi
Dilansir dari Humas DPK Kaltim, Syarif Bando, Kepala Perpustakaan Nasional, telah mengungkapkan apresiasinya terhadap keragaman dan kualitas materi yang disajikan dalam acara tersebut. Meskipun tidak semua sesi dapat dihadiri oleh delegasi Indonesia, beberapa di antaranya telah dianggap memiliki relevansi yang tinggi dan potensial untuk diimplementasikan dalam konteks perpustakaan modern di Indonesia. Namun, ia menegaskan bahwa implementasi ide-ide tersebut akan memerlukan kolaborasi dan kesepakatan bersama dari semua pihak terkait.
Di samping itu, Kepala DPK Kaltim M Syafranuddin turut berharap agar perpustakaan modern di wilayahnya dapat berkembang pesat. Melihat perubahan dramatis yang telah dialami oleh perpustakaan dalam beberapa tahun terakhir, Syafranuddin merasa optimis dengan program “Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial” yang telah diterapkan. Konsep ini telah mengubah pandangan tradisional tentang perpustakaan, dari sekadar tempat penyimpanan buku menjadi tempat interaktif yang menarik bagi masyarakat.
“Perpustakaan saat ini bukan hanya tempat membaca buku, tetapi juga menjadi area publik yang dapat dikunjungi kapan saja. Banyak perpustakaan yang kini buka hingga malam hari. Bahkan untuk menarik minat pembaca, seperti menghadirkan diorama dan gagasan menarik lainnya,” sambung M Syafranuddin.
Perpustakaan Modern Sebagai Pusat Inklusi Sosial di Era Digital
Pentingnya perubahan paradigma ini dalam dunia perpustakaan tak dapat dipandang sebelah mata. Dalam era digitalisasi dan informasi yang berkembang pesat, perpustakaan perlu menemukan cara untuk tetap relevan dan menarik bagi generasi yang semakin terhubung dengan teknologi. Oleh karena itu, transformasi menjadi pusat inklusi sosial dan kegiatan interaktif telah mewarnai upaya perpustakaan modern dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Partisipasi aktif delegasi Indonesia dalam IFLA World Library and Information Congress 2023 telah menjadi momentum penting untuk berbagi pengalaman dan mempelajari praktik terbaik dari seluruh dunia dalam pengelolaan dan pengembangan perpustakaan modern. Keberadaan Indonesia dalam forum ini juga mencerminkan komitmen negara dalam meningkatkan literasi dan memperkaya sumber daya manusia melalui akses terbuka terhadap informasi dan pengetahuan.
Kesiapan Delegasi Indonesia di IFLA 2023 Menghadapi Era Teknologi dalam Perpustakaan Modern
Dalam menjalankan misi ini, delegasi Indonesia menunjukkan keterbukaan dan kesiapan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perubahan perilaku membaca masyarakat. Dengan semangat ini, perpustakaan Indonesia diharapkan dapat bertransformasi menjadi pusat inovasi yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat dan pengembangan potensi individu.
IFLA World Library and Information Congress 2023 di Rotterdam telah memberikan inspirasi yang berharga bagi perpustakaan Indonesia. Melalui berbagai presentasi dan dialog, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Perpustakaan Nasional Syarif Bando, telah mengukuhkan tekad mereka untuk memajukan literasi yang berkualitas tinggi dan inovasi dalam mengelola perpustakaan di era modern. Program “Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial” dan transformasi perpustakaan menjadi pusat aktivitas interaktif telah membuka jalan bagi pengembangan perpustakaan modern yang relevan dan dinamis bagi masyarakat Indonesia. Melalui langkah-langkah ini, Indonesia semakin mantap dalam upaya meningkatkan literasi dan pengetahuan, yang pada akhirnya akan membawa dampak positif yang besar bagi perkembangan bangsa dan masyarakat.
(Dty/adv)